Jalan ke Allah bukan Jalan Umum

Bagi yang belajar menuju ke Allah, maka jalan itu tidaklah jalan umum. Kita akan dididik secara langsung oleh Allah. Disini kita sudah berada di jalur persimpangan, dimana yang lain mengandalkan jalan yang tertulis tapi jlaan menuju ke Allah berpedoman kepada Allah, petunjuk Allah secara langsung, dan petunjuk langsung ini tidak akan bertentangan dengan apa yang tertulis di quran dan hadis. Orang umum tidak menggunakan petunjuk Allah secara langsung tapi masih menggunakan yang tertulis yaitu quran dan hadis.

Jalan ke Allah tidak mungkin menggunakan jalan umum, sebab jalan ini sangat personal antara hamba dengan Allah. Pada tahap ini jika kita tidak siap bersama orang orang yang sedang berjalan ke Allah, maka akan selalu salah paham, gagal paham, dan menyalahkan bahkan mundur teratur atau malah melakuakn konfrontasi. Bagi seseorang yang jalan mendekat ke Allah dia sangat tidak peduli dengan orang orang yang tidak bisa menerimanya, karena memang apa yang sedang dilakukannya adalah karena perintah Allah.

Pada tahap ini kadang yang menjadi perdebatan adalah karena apakah benar orang yang mendekat ke Allah itu mendapat bimbingan Allah atau karena hawa nafsunya …. nah ini saja sudah suudzan … orang umum mengatakan demikian karena mereka tidak pernah mendapatkan petunjuk dari Allah secara langsung sehingga mereka menafikan atau tidak mempercayai bahwa orang yang mendekat ke Allah tersebut mendapatkan bimbingan Allah secara langsung. Mereka masih dengan pola lama mereka bahwa orang yang mendekat ke Allah itu penuh dengan asesoris jubah dan tongkat serta serban di kepala, padahal petunjuk Allah itu tidak memandang asesoris.

Jalan khusus bagi orang yang mendekat ke Allah bukan jalan umum membawa makna bahwa kita harus mulai merubah cara pandang terhadap orang orang yang mendapat dan menjalankan perintah Allah dan mendapat bimbingan Allah secara langsung. Ciri utama orang yang mendekat kepada Allah itu adalah orang yang memegang perintah Allah, selalu bersedia menjalankan apa yang Allah perintahkan, peka dengan perkataan Allah melalui ayat atau tanda, terutama tanda yang ada di alam semesta tanda yang ada disekelilingnya atau tanda yang ada dalam dirinya. Memang orang seperti ini harus menggunakan kesadaran bukan menggunakan pikiran. Kalau kita masih menggunakan pikiran maka isinya akan selalu suudzan dan menyalahkan. Tapi jika menggunakan kesadaran kita akan mampu melihat dibalik apa yang ia lakukan adalah kebenaran.

Kalau kita masih menjadi orang umum dan belum siap untuk bersama orang orang yang mendapat petunjuk Allah secara langsung sebaiknya kita menyingkir tidak perlu memberikan pernyataan negatif sebab itu akan merugikan kita sendiri.

Dalam tataran para Nabi dan Rasul, Beliau beliau selalu mendapatkan pertunjuk langsung dari Allah. seperti Rasulullah ketika mau memanah musuh, beliau ada keraguan untuk membunuh musuh, kemudian Allah bimbing bahwa yang memanah itu Allah bukan Engkau Muhammad, kemudian Nabi Muhammad pun memanah dan membunuh musuh. Hal ini kalau dilihat orang umum maka Nabi Muhammad adalah sosok yang kejam, pembunuh, dan suka perang. Padahal sebenarnya beliau nggak mau memanah, tapi karena Beliau mengikuti perintah Allah untuk memanah maka Beliau memanah. Kemudian Nabi Ibrahim yang menyembelih putranya Nabi Ismail, kemudian Nabi khidir yang membunuh anak dan masih banyak lagi. Kalau kita melihat dengan pikiran pasti menganggap bahwa nabinya orang islam adalah pembunuh dan jahat.

Jadi , jalan ke Allah ini bukan jalan umum, dan mendapat bimbingan Allah ini ada beberapa syarat pertama mengikuti syariat dengan benar, terutama shalat, yang kedua sangat memperhatikan tanda tanda yang Allah berikan melalui ayat al quran atau melalui alam sekitar atau alam semesta. Jauhi orang yang mengaku mendekat ke Allah tapi tidak bersyariat , tidak shalat , orang itu pasti pembohong bahwa dirinya mendapat perintah langsung dari Allah. jauhi dan jauhi kalau kita tidak ingin tersesat seperti dia