Islam campur kejawen campur aliran kepercayaan

Itulah kalau mencari kebenaran tapi menggunakan rasa, akhirnya yang dicari kebenaran yang sebatas rasa. Rasa bukanlah ajaran islam, islam lebih menggunakan kesadaran. Sebab rasa ini tidak bisa dipegang kebenarannya. Rasa tidak dapat menemukan Tuhan,  sebab rasa itu buatan ciptaan Tuhan yang tidak di berikan hak untuk mengenalnya. Beda sekali dengan kesadaran yang mana dia bisa berkoneksi dengan Ruh dimana ruh inilah yang diberikan lisensi khusus untuk berhubungan dengan Allah.

Rasa itu letaknya di dada, ya di rasa rasa. Dalam islam Rasa ini artinya berbolak balik, artinya suatu keadaan yang tidak punya standard baku. Sesuatu yang tidak punya stadard baku masak ya akan kita gunakan untuk patokan, jelas kitanya yang nantinya akan terombang ambing enggak jelas. Orang yang mengandalkan rasa, maka dirinya hanya terpedaya oleh rasa yang menurut mereka baik seperti kasih sayang, keindahan, damai, anti kebencian, dan lain lain yang menurutnya adalah “baik”.  kita ambil ajaran kasih sayang, jika ini kita terapkan dengan rasa maka yang muncul adalah kelemahan dan tidak mengindahkan nilai nilai moral. contoh seorang kekasih yang berkasih dan sayang, saking kasih sayangnya, dengan pasangannya maka si perempuan rela untuk di setubuhi menyerahkan mahkota paling berharga tanpa ada ikatan pernikahan. Coba ini akibat rasa kasih sayang, yang terlalu di agung agungkan, tidak memperhatikan kesadaran terhadap diri. Dan akhirnya dia ditinggal si cowok… dan dia akhirnya menderita karena kasih sayang yang dia agung agungkan.

Islam lebih fokus kepada kesadaran akan diri dan kesadaran kepada Allah, bukan lah rasa rasa. Biasanya ajaran rasa rasa banyak kita temukan di pelajaran kejawen dan aliran kepercayaan. nah orang yang belajar dari kejawen kemudian belajar maktifat islam, biasanya memodifikasinya menjadi makrifat yang berdasarkan rasa.

pelajaran makrifat islam kesadaran harus berada pada keadaa di atas rasa. Artinya kita masih bisa merasakan tapi ya sebatas rasa. Kesadaran yang menyadari Allah tidak dapat dicapai oleh rasa. Maka jalankan makrifat harus mencapai keadaan diatas rasa