Menjadi jiwa di bulan ramadhan

Menjadi jiwa, terus selama ini kita apa, ya … selama ini kita adalah jasad. Menjadi jiwa berarti kita menjadi diri sejati. Diri sejati bukanlah Ruh, diri sejati adalah jiwa. Kenapa diri sejati bukan Ruh, karena Ruh adalah tiupan Allah, dan tiupan Allah bukanlah kita, karena nanti kalau jasad sudah kembali ke tanah maka Ruh akan diminta kembali ke Allah. So.. diri kita adalah jiwa ini.

Jiwa ini adalah yang sadar, kalau kita mampu menyadari diri yang sadar ini berarti kita telah menemukan diri sejati kita. Diri sejati ini tidak berwujud, misalnya berwujud seperti diri kita, atau misalnya berwujud seperti bayangan putih dan lain sebagainya, karena jiwa adalah kesadaran itu sendiri.

dengan menjadi jiwa di bulan ramadhan ini maka kita akan menjadi hamba Allah yang mampu bersaksi dengan benar, dengan sebenar benarnya. Dengan menjadi jiwa kita menjadi yakin kepada Allah seyakin yakinnya yaitu haqul yakin. karena jika jiwa ini diarahkan untuk ke Allah maka jiwa akan menyaksikan kebenaran hakiki. Agama islam ini adalah agama kebenaran , ketika jiwa di bawa ke Allah maka jiwa akan sadar betul siapa dirinya dan siapa Allah.

Orang orang kafir menutup diri dengan cara tidak mau membawa jiwanya ke Allah, mereka malah membawa jiwanya kepada tuhan tuhan yang menurut persepsinya sendiri, ada tuhan yang berupa babtu, ada berupa gambar atau patung atau benda benda lainnya.

Bulan ramadhan melatih kita untuk menjadi jwa karena kita mematikan jasad kita sejenak dari mulai subuh sampai magrib dengan tidak makan dan minum. Kita akan merasakan hal yang sangat beda ketika puasa kita menjadi jiwa, kita akan merasakan kenikmatan ketika lapar dan ketika haus. karena kita sudah berpindah dari jasad ke jiwa, jiwa menemukan ketenangannya ketika terlepas dari jiwa , jiwa tidak terbelenggu lagi dengan lapar dan hausnya puasa. Dengan puasa selama satu bulan kita akan mendapatkan kesadaran jiwa yagn fitrah dimana jiwa kembali seperti dulu ketika kita baru dilahirkan. p