Jika hidup tidak redho resikonya stress

anda pernah menonot wayang kulit, apa yang paling membuat mereka tertarik untuk menonton, ya benar sekali yang paling membuat mereka bahagia adalah karena dalang nya, kalau mereka tidak tertarik dengan dalangnya maka dia tidak akan berlama lama menonton wayang kulit. Apapun yang di tampilkan dalang membuat penonton bahagia. Meski yang keluar saat itu adalah buto atau cakil, para penonton juga bahagia, padahal tahu sendiri buto dan cakil adalah watak yang tidak baik, dan sekali keluar pasti mati. Penonton tidak pernah protest kepada dalang nya mereka semalaman hanya senang dan senang, melihat pertujukan dalang.

Nah demikian pula hidup kita, ibarat dalang nya adalah Allah SWT maka apapun yang di tampilkan Allah dalam kehidupan kita, maka kita bahagia karena yang kita pandang adalah dalangnya bukan keadaannya. Kalau kita cinta kepada Allah maka apapun yang  ditampilkan Allah dalam kehidupan ini kita tidak akan pernah protes dan tidak mengeluh yang ada hanya syukur dan syukur karena masih bisa melihat pertunjukan dari Allah SWT.

bagaimana jika kita menonton tapi protes kepada dalangnya maka kita akan stress sendiri, dan tentu tidak bahagia. Artinya jika kita tidak redha menerima keadaan kita sekarang ini yang merupakan pertunjukan wayang dari Allah SWT maka hidup kita akan tersiksa. Jika kita redha dengan pertunjukan wayang yang Allah tampilkan kepada diri kita maka kita akan bahagia.

 

kesadaran dalam bersedekah

ibadah apapun itu harus di sertai dengan kesadaran, untuk penting sekali bahwa setiap kegiatan kita harus di sertai dengan niat. Niat adalah bentuk pengaktifan kesadaran dan niat yang benar adalah niat menjalankan karena Allah. Demikian pula dalam hal sedekah ketika mengeluarkan uang dari dompet, kemudian menggerakkan tangan untuk diberikan kepada orang lain maka harus disertai dengan niat bahwa sedekah ini diberikan karena Allah. berikut diskusi mengenai kesadaran dalam bersedekah dalam program siaran radio MQFM dengan tema Mindfulness Giving semoga bermanfaat https://youtu.be/22Rj2f7Fgs8?t=1156

Menjadi yang sadar

PR buat kita saat ini adalah bagaimana kita menjadi yang sadar, artinya bagaimana kita menjadi jiwa. menjadi yang sadar ini penting karena agama diturunkan untuk jiwa ini bukan untuk jasad atau ruh. Kalau kita masih terhalang dengan jasad, terhalang ini maksudnya kita masih terbelenggu oleh jasad baik itu pikiran atau perasaan maka kita tidak akan dapat melangkah menemukan kesadaran yang lebih tinggi lagi.

Sebenarnya sangat sederhana untuk menjadi jiwa itu cukup dengan kita menyadari jasad berarti kita sudah menjadi yang sadar, nah tapi memang perjuangannya adalah mempertahankan jiwa ini tetap menyadari jasad bukan terombang ambing oleh jasad. Proses naik turun kesadaran ini yang setiap saat kita jaga dengan dzikir nafas agar kita selalu sadar akan yang sadar ini dan dapat di naikkan ke sadar Allah.

apa ciri ciri lain selain kita sadar dengan jasad sehingga kita lebih paham lagi bahwa kita sudah berada di jiwa , ada dua ciri utama yaitu kita hanya bisa menyaksikan dan berada di saat ini. Kalau sudah benar kita berada di jiwa maka tidak akan menilai karena menilai merupakan pekerjaan pikiran, atau merasa senang atau tidak senang suka atau tidak suka, karena semua itu adalah pekerjaan pikiran juga. sekali lagi kalau kita sudah benar benar menjadi yang sadar maka kita hanya menyaksikan. Selain itu kita hanya berada di saat ini, artinya kita hanya menyaksikan saat ini bahwa pikiran kita memikirkan masa lalu atau pikiran kita memikirkan masa depan. Kalau kita tidak menjadi yang sadar, maka kita akan terbawa oleh pikiran yang berada di masa lalu atau masa depan. Orang yang sudah menjadi yang sadar, maka dia akan selalu sadar saat ini.

Inilah PR utama kita yaitu menjadi yang sadar agar kita lebih mudah untuk mendekat ke Allah. Sebab yang mendekat ke Allah adalah yang sadar ini. yang faham dengan hakikat KeTuhanan adalah yang sadar ini.