Allah tidak menyarankan kita berusaha (2)

ramainya komentar di tulisan ini maka akan saya lanjutkan untuk membahasa masalah “usaha” manusia. mas laskar islam mengingatkan saya agar sadar bahwa pernyataan atau tulisan ini salah…. dan saya diminta bertobat….
sebentar mas Laskar… mari kita bahas makna “usaha” manusia.
mari kita lihat dalam hidup ini kita bernafas atau dinafaskan oleh Allah.. dimana letak usaha kita dalam bernafas ini? pertanyaan saya apakah kita rela dinafaskan allah atau kita berusaha bernafas… kalau kita berusaha bernafas… maka nanti ada 2 berusaha bernafas dan berusaha tidak bernafas… dari keadaan ini coba kita cermati maunya Allah ketika kita hidup , kita bernafas atau allah menghendaki sebaliknya? Allah menghendaki kita bernafas… dan yang menafaskan adalah Allah… kemudian dimana posisi kita, posisi kita adalah rela dinafaskan oleh allah, nah rela ini artinya kita tidak berusaha kita hanya rela atau pasrah dinafaskan Allah.
demikian pula dalam setiap aktivitas kehidupan kita, kita tidak sadar bahwa aktivitas kita misalnya belajar, bekerja dan lain sebagainya adalah bentuk usaha kita.. tidak kita hanya mengikuti gerak Allah… kita tidak kuasa terhadap diri kita… maka bersukurlah jika kita masih diberikan allah gerak tangan, gerak berfikir, gerak hati dan setersunya. sekali lagi gerak itu dari Allah.. kita tidak ada usaha sedikitpun.. tidak ada daya upaya selain daya upaya dari Allah… laa haula walaa quwata ila billah…..

14 Replies to “Allah tidak menyarankan kita berusaha (2)”

  1. Terkait usaha,sy akn bercrita..Lbh dr 10th lalu sy puny Shbat yg trkena tumor otak(na’udzu billah min dzalik),shg matany buta.Dokter brusaha mnyembuhkny dg oprasi.&alhamdulillah,sukses. sahabatku bs mlihat kmbali,dia sngt bhagia..Tp apa yg trjd stlh itu?

  2. Selang bbrp wkt stlh operasi, sahabatku bersin,shg brpengaruh pd otaknya.akhir nya dia meninggal dunia…dia g’berkuasa tuk brtahn/brusaha hidup..Dari kisah ini d manakh usaha mnusia?dokter?..Nahnu nuriid wAllohu yuriid,wAllohu fa’allaalul limaa yuriid..

  3. urun rembug mas pur. apa yang jenengan sampaikan itu benar. saya pun sependapat dengan mas pur. itu adalah “hakekat atau tauhidnya” memang spt itu dan itu yang sesungguhnya sedangkan dari mas laskar islam baru memandang dari segi luarnya (syariat). tidak apa2. semua perlu pembelajaran. cuma kalau belum-belum diminta untuk bertobat, ya kok kayaknya kurang pas.

  4. perbedaan pendapat antar komentator yg membaca wacana yg dilempar pak pur ini sangat wajar. menurut saya sih semua pendapat itu benar karena setiap orang mempunyai sudut pandang tersendiri, tergantung dari mana kita memandang. kalau secara fisik dilihat pasti orang harus selalu berusaha, tapi kalau dilihat dari sisi lain Allah lah yg menggerakkan semua yg ada di alam semesta ini laa haula walaa quwata ila billah.
    pertentangan pendapat ini ga akan pernah selesai kalau kita ga memahami dari mana orang melihat suatu masalah, semuanya akan kembali dari sisi mana kita melihat….

    1. pendapat mas misbah sama dengan pak thohar… memang tergantung dari sisi yang melihat. ibarat angin … ada yang melihat anginnya ada yang melihat debunya yang mengikuti angin. nah setuju kalau kita seperti gelas kosong… sehingga tidak buntu pada pikiran sebatas syariat. debu yang dlihat itu syariatnya ya memang tidak salah… maka marilah kita memasuki kesadaran yang lebih jauh tentang debu yang berputar… yaitu melihat anginnya yang menggerakkan debu tersebut. apakah debu ada usaha? jelas tidak ada karena debu hanya mengikuti angin yang menggerakkannya….

  5. Ustaz, terima kasih dengan penjelasan. Akan saya tuliskan di blog saya idea ini untuk pembaca blog saya.

    Sebenarnya inilah pemahaman sebenar tentang Qada’ dan Qadar di mana kita diberi pilihan (Qada’) oleh Allah dan setiap Qada’ ada Qadarnya. Kita diminta untuk dipilih oleh Allah lalu kita memilih kerana Allah tidak zalim.

    Namun di dalam memilih itu, kita juga berserah pada Allah agar Allah berikan ilham kepada kita yang mana sebenarnya kita tidak perlu pun berusaha. Semuanya adalah datang dari Allah.

  6. Maaf Pak Pur, cuma mau nanya tentang tulisan anda hubungannya dengan firman Allah “Innallaha layughayyiru ma bi khaumin hatta yughayyiru ma bianfusihim”….maturnuwun.

  7. Pak ustaz,
    Dalam hal seperti contoh-contoh yang pak ustaz berikan sememangnya tidak ada masalah untuk difahami. Benar kita tidak ada usaha melainkan Allah.

    Namun jika kita melihat lebih dalam lagi, iaitu punca untuk Allah gerakkan hati iaitu dengan berdoa dengan sabar dan solat ada persoalannya.

    Pak ustaz, kita di minta berdoa dengan sabar dan solat. Kesabaran itu adalah datangnya dari Allah. “Faalhamahafujuroha wataqwaha”.

    Berdoa juga merupakan gerak hati dari Allah. Lalu kalau Allah tidak gerakkan hati kita untuk berdoa, sampai kapan pun kita tidak akan berdoa.

    Juga kalau Allah tidak gerakkan hati kita untuk bersabar, sememangnya kita takkan ada sabar.

    Lalu jika Allah TIDAK menggerakkan hati kita, bagaimana kita ingin memohon untuk berdoa kerana memohon itu juga adalah gerak hati yang diilhamkan Allah.

    Tiba pada saatnya, sampai ke tahap kita mengatakan Allah itu zalim jika Allah tidak mengilhamkan gerak hati untuk berdoa. Kerana kita perlukan doa untuk memohon pada Allah agar Allah memberikan gerak hati yang lain.

    Contoh lain adalah pasrah. Jika Allah tidak langsung memberikan gerak hati untuk pasrah, bagaimana mahu pasrah?

    Jika Allah tidak menggerakkan hati untuk menjadi baik, bagaimana untuk jadi baik?

    Jika Allah tidak menggerakkan hati untuk bersangka baik pada Allah, bagaimana untuk bersangka baik pada Allah?

    Saya setuju dengan apa yang ustaz katakan tetapi masih terdapat persoalan yang saya timbulkan. Harap ia dapat difahami dengan baik.

  8. pak fuad satu hal yang bisa kita lakukan adalah berserah diri kepada maunya Allah.. selain itu tidak…. jadi kalau menginginkan sabar… sebut saja Allah , berserah lalu mohon ya allah sabarkan saya…. tenangkan saya.. dst….
    mbak joesattc ya jangan mau masuk neraka … memangnya enak…. maka kita berserah diri kepada allah saja kemudian berdoa… ya allah jangan masukkan saya kedalam nerakamu…. jadi bukan skenario Allah… karena allah menempatkan di surga atau di neraka karena kita juga…

  9. Nafas adalah bukti dan saksinya Hidup saksi dekatnya kehadiran ALLAH dalam sang diri ini…. Dalam setiap tarikan Nafas kita sejatinya mengalirlah Nafas Sang Maha Pengasih dan Penyayaaang… dari satu tarikan nafas… jantung kita bekerja memompa daraaah keseluruh tubuh meliputi dari ujung kaki sampai ujung kepala mengalirkan semua yang diolah menjadi energi sehingga kita bisa bergerak…….
    “Sudahkah kita mensyukuri nikmat Allah yang pertama dan terutama dalam hiduuup ???… yayaya dalam setiap tarikan nafasmu terisi dengan pujian ucapan syukuuur… hmm…. Dalam duduk, berdiri, berjalan, tidur dan diam… Sungguh meliputi yaaa meliputi kehadiran kita disini… di panggung sandiwara ini..”

    Salam Sayang
    Salam Hormat
    Salam Taklim
    Salam Rindu untukmu sahabatku.. 😆

  10. tulisannya mantab …..
    slm sayang, slm rindu, slm hormat, slm taklim buat tuan rumah (Mas Setiyo), mas misbach, pak latif, KangBoed, dan semuanya.
    mohon doanya semoga saya diberikan Allah nafas kesadaran sehingga sadar dari kelalaian lantas dibisakan berserah dalam kepasrahan sehingga dimampukan untuk bersyukur, ikhlas, ridha, dan tawakal.

Leave a Reply to Ifa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.