Allah sebuah nama

kata Allah adalah sebuah nama bukan dzat allah itu sendiri, kadang kita mengarahkan diri kita kepada allah sebagai kata bukan allah sebagai dzat. seringkali kita mengarahkan diri kita pada asma ul husnanya bukan yang memiliki nama itu sendiri. inti dari kesambungan atau silatun adalah ke dzat atau Dat Allah. dat allah sesuatu yang berbeda dengan apa yang kita persepsikan, selama kita mempersepsikan dat berarti bukan dat itu sendiri namun suatu rekayasa pikiran kita.

sedikit mengulas masalah kekahawatiran kaum salaf (yang mengaku paling murni dalam memahami islam) kaum salaf ini sangat menghindari adanya arah kejiwaan yang lurus kepada dat Allah karena khawatir atau takut kalau salah. karena ketakutan yang berlebihan inilah mereka hanya mengarahkan tujuan ibadah kepada bukan dat allah namun sebatas nama itu sendiri. makanya ketika “abu sangkan” memperjuangkan Dat allah agar menjadi tujuan dalam setiap ibadah ditentang keras oleh mereka (kaum yang mangaku salaf). sehingga Abu Sangkan dikecam habis habisan bahkan dituduh sebagai ajaran yang sesat (padahal kesesatan sebenarnya ada pada mereka yang mengarahkan ibadahnya bukan kepada dat allah).

nah kita berjuang dengan sholat khusyu dan patrap tidak lain untuk meluruskan iman kita jangan sampai kita terjebak kepada “hanya sebuah nama Allah” tapi betul betul mengarahkan diri dan jiwa kita dalam setiap ibadah kepada allah yang hakiki.

mengapa kita menghadap kakbah

kakbah bukan tempat sesembahan atau tujuan kita dalam beribadah, kakbah adalah simbolisasi dari ketiadaan allah. maka ketika ada yang bertanya ada apa di dalam  kakbah jawabannya ya tidak ada apa apa, yang ada ada adalah kekosongan..apa makna kekosongan itu, mengapa kita menghadap kepada yang kosong, itulah hakkat ketuhanan yaitu kekosongan artinya Allah tidak dapat kita jangkau dengan akal pikiran kita sehingga yang ada adalah kosong. simbolisasi inilah keunikan dari islam mungkin agama lain atau aliran kepercayaan lain akan menganggap bahwa yang disembah apa itu batu, pohon atau yang lainnya memiliki kekuatan tertentu dan berpenghuni sesuatu, hal ini akan sangat berbeda dengan kakbah yang kosong dan tidak ada kekuatan apapu, istilahnya tidak ada dayanya.

ustad abu menerangkan tentang ketiadaan daya atau energi di kakbah… benar saja kalau beberapa orang ngecek daya kakbah dengan daya tempat tertentu daya akan lebih tinggidi tempat keramat tersebut. namun pak abu menceritakan bahwa kakbah memiliki suatu daya yang sangat halus yaitu daya keimanan kepada allah….

baik kembali ke masalah mengapa kita menghadap kakbah, berarti jika menghadap kekosongan secara otomatis kita akan mengarah kepada kekosongan juga, hijab yang paling kuat dalam makrifat kepada allah adalah ke akua an kita atau kedirian kita, maka dalam sholat kita betul betul kita arahkan dirikita untuk meleburkan diri dalam kekosongan seperti simbolisasi dari menghadap kakbah ini.

kiblat juga bukan barat atau timur atau arah yang lain. kiblat bukanlah arah, kiblat adalah kelurusan kita menghadap ke allah, inilah sebenar benar kiblat.

maka diwajibkan kita berhaji ke baitullah agar kita bisa thawaf yaitu mendekati kakbah dengan memutar apa makna berputar yaitu meniadakan arah atau meniadakan apa yang ada ada dalam pikiran kita sampai kita menemukan kekosongan kita, nah kekosongan inilah yang nanti kita bawa ke tanah air dan kita gunakan dalam setiap kita sholat.

kaya raya karena allah

bersedia tidak jika kita dikayarayakan allah, siap tidak jika kita dikayarayakan allah… pertanyaan ini merupakan awal yang saya ajukan agar kita sadar bahwa kekayaan yang kita dapatkan bukan dari hasil kerja keras kita namun karena pemberian allah. kebanyakan orang karena kurang sadar bahwa kekayaan yang ada pada dirinya bukan dari allah menyebabkan ketakutan dan kecemasan. jika kita menyadari bahwa kekayaan yang kita dapatkan merupakan “berasal” dari allah maka kita akan lebih mudah untuk dikayakan allah dengan ihlas…yaitu kaya raya karena allah.

kaya raya karena allah selanjutnya adalah menysukuri apa apa yang  belum terjadi, jadi begini karena kita ini menginginkan hidup kita berkelimpahan harta dari allah maka kita harus sudah mensyukurinya berkelimpahan harta bukan hanya saat ini namun kita mensyukuri kelimpahan harta yang akan diberikan allah sekian waktu kedepan. mungkin kita berpikir “aneh” apa tidak namanya mengkhayal… tidak karena konteknya adalah bersyukur… kecuali kalau membayangkan kekayaan tapi tidak disertai kepada allah dan tidak mau beryukur maka akan jadi penyakit hati.

selanjutnya adalah mendeteksi jalan rejeki apa yang akan diberika allah, cari yang paling mudah dan menghasilkan harta yangberkelimpahan. doa saja kepada allah, ya allah tunjukkan kepada saya jalan rejeki yang dengan usaha minimal dan hasil maksimal…… doa ini akan berpengaruh terhadap ide ide kreatif yang ada dalam diri kita. terus saja mengalir sambil terus melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

demikian segala sesuatu yang ada harus kita jalankan sebaik baiknya sebagai suatu amanah. semoga allah meng kayaraya kan kita… aminnn