Berdoanya orang makrifat dan berdoanya orang syariat

perbandingan ini seperti halnya kalau kita membandingkan bagaimana kita melihat sebuah ombak di pantai. kalau orang syariat melihat bahwa yang bergerak itu adalah ombak tapi kalau orang makrifat yang bergerak bukanlah ombah tapi air laut. Bisa juga di analogikan begini kalau orang syariat melihat angin itu yang bergerak adalah debu tapi kalau orang makrifat melihat angin yang bergerak bukanlah debu tapi ada udara yang bergerak. Tentunya dua duanya adalah benar tidak perlu diperdebatkan, masing masing memegang kebenarannya sesuai dengan tingkatan ilmunya. Demikian pula dengan berdoa antara orang makrifat dan orang syariat akan ada perbedaan yang jelas.

dalam tulisan ini saya tidak menganggap diri saya sudah makrifat tapi saya ingin memaparkan perbedaan saja. sehingga nantinya kita akan mengetahui hal hal yang membedakan tersebut. Kalau orang makrifat dalam berdoa dia akan melihat bahwa doa harus benar benar sambung dulu ke Allah, ada kesadaran kedekatan dengan Allah baru dia minta (al baqoroh 186). berbeda dengan orang syariat yang berdoa tanpa mengindahkan siapa yang dia minta, dekat atau jauh dengan Allah bagi orang syariat tidak menjadi perhatiannya.

perbedaan lagi kalau orang syariat berdoa karena sekedar memenuhi syariat saja misalnya doa pagi doa petang doa sehabis sholat , doa doa yang dipanjatkan sangat tekstual tanpa mengindahkan hakikinya memohon. sekali lagi orang syariat tidak peduli dengan siapa dia berdoa, hal sangat berbeda dengan orang makrifat yang berdoa selain bersandar pada syariat dia juga sangat memperhatikan makna komunikasi dengan Allah sewaktu berdoa.

perbedaan yang paling mencolok antara orang syariat dan orang makrifat adalah ketika berdoa kalau orang syariat hanya “membaca doa” sedangkan orang makrifat “memohon meminta kepada Allah” . Doa yang sekedar membaca doa, seperti membaca teks pancasila ketika upacara bendera, tapi kalau berdoa (memohon dan meminta) seperti kita datang ke seseorang untuk meminta bantuan.

nah sekali lagi bahwa ini tidak perlu kita perdebatkan , jika anda membaca tulisan saya ini cukup evaluasi sendiri sendiri saja apakah kita masuk wilayah hanya syariat atau kita sudah masuk wilayah makrifat.

CategoriesUncategorized

14 Replies to “Berdoanya orang makrifat dan berdoanya orang syariat”

  1. iya benar sekali mas Setiyo…,
    kita tahu dan MENYADARI/MENGINSYAFI bahwa diri ini masih kotor & berlumuran dosa juga sudah alhamdulillah daripada merasa sudah suci dan sudah benar.

  2. benar sekali mas Setiyo …
    kalau kita dah bisa MERASAKAN/MENGINSYAFI bahwa diri ini masih kotor & berlumuran dosa juga sudah Alhamdulillah.

  3. pak, saya berharap.. berangan2., seandainya pak Pur membuat semacam kurikulum untuk sekolah dasar s/d sma tentang pendidikan agama islam yang selama ini hanya mengedepankan syariat sehingga anak-anak kurang memahami makna ketuhanan… dengan kata lain sedikit sekali pelajaran tentang aqidah… semogaa….

  4. Salam alaika ya Rasulullah…
    Salam alaika ya Waliullah..

    Apakah bisa sebuah wayang meminta kepada dalangnya agar lakonnya ditukar…
    Apakah bisa sebuah wayang berbicara dengan dalangnya….

  5. salam semuax, jgn anda segampang kasi pandangan tentang makrefat klo anda sendiri blm nyampek. krn makrefat di capai bkn dg cara amalan/dikir. walaupun seribu tahun di jamin tdk akan nyampek klo tnp suatu “KUNCI”. makrefat hrs ada guru. dan kunci itu ada pd setiap hamba tuhan. hati2 sobat.. “MAKREFAT YG ASLI , 1000 : 1. WASSALAM.

  6. hny orang LADUNI yg bs menjabarkan ilmu makrefat dg benar. krn orang laduni sdh melewati pintu makrefat..

    1. Asslm Mas Tora007, sebenarnya mereka yang sudah ‘mencapai Maqrifat’ tidak pernah terlihat oleh ‘mata masyarakat umum’. Bisa jadi salah satu dari kita sudah mencapai tahapan tersebut. Karena Maqrifat adalah pencapaian ‘Fana Baqa’, dan ‘Hal itu’ pun tidak bisa di-rasakan dalam jangka waktu yang lama. Dan maaf, sebenarnya ‘Laduni’ yang mas Tora007 maksud sudah termasuk didalamnya. Bukan sesuatu yang harus dicapai terlebih dahulu untuk mencapai ‘Maqrifat’.

  7. Klo masih ada yg mengakui diri kita masih kotor dan diri kita berlumuran dosa berarti masih belum kenal diri, apalagi kenal tuhan?? Carilah gururu atau mursyid yg betul2 faham tentang ilmu makrifat.

    1. Asslm, Mas Siti Jenar, bagi mereka yang sudah mulai menyadari dirinya berlumuran dosa Insyallah jln menuju Maqrifat sudah mulai terbuka. Klo tidak ada ‘kesadaran’ sama sekali itu yang masih jauh dari jalan menuju Maqrifat. Karena penjabaran Maqrifat tuh luas.

  8. untuk Ikhwan & Ukhti yang membaca komentar saya, apabila ada yang kurang berkenan atau tidak sesuai pemikiran dan penafsiran-nya saya sangat senang untuk ditegur dan ber-tukar pikiran. Terima Kasih.

Leave a Reply to ronny Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.