bukan menahan lapar dan dahaga tapi mengihlaskan lapar dan dahaga

pemahaman kita seringkali salah, eh maaf bukan salah tapi sedikit keliru tentang puasa terutama terkait dengan menahan lapar dan dahaga. sebenarnya lapar dan dahaga bukan kita tahn, kalau kita menahan lapar dan dahaga maka kita sebenarnya melakukan sesuatu dengan terpaksa, atau melakukan sesuatu dengan berat. kata menahan sendiri sudah berkonotasi negatif, menahan berarti ada suatu daya upaya (dorongan) untuk tidak melakukan sesuatu, berarti ada kekuatan yang kita gunakan untuk tidk makan dan tidak minum. tentunya ini membutuhkan energi tersendiri.
dalam puasa ini sebaiknya kita tidak menahan namun mengihlaskan puasa kita yaitu kita ihlas lapar dan kita ihlas dahaga. kata ihlas mengandung konotasi positif yaitu melakukan sesuatu dengan tidak terpaksa dan dengan senang hati. tentunya ihlas karena ALlah. kata ihlas juga mengndung makna semangat dalam menjalankan sesuatu, coba bandungkan dengan kata menahan.., sangat jauh bedakan.
prakteknya dalam puasa ini kita usahakan ketika lapar dan haus menyerang maka segera kita niatkan dalam diri kita untuk mengihlaskan lapar kita mengihlaskan dahaga kita, insya ALlah dengan demikian maka puasa kita akan lebih bermakna. amin

8 Replies to “bukan menahan lapar dan dahaga tapi mengihlaskan lapar dan dahaga”

  1. Jika ikhlas menahan bagaimana ustaz?

    Ikhlas ini kata sifat manakala menahan kata perbuatan. Maknanya kita menahan dengan ikhlas makanya tidak ada paksaan di dalam menahan.

    Makanya sama kan ustaz ikhlas tidak dan ikhlas menahan kerana yang bisa dijadikan persamaan atau perbezaan adalah tidak dan menahan.

    Tidak makan = menahan daripada makan
    Ikhlas tidak makan = ikhlas menahan daripada makan.

    😀

    1. ihlas pekerjaan juga pak fuad… karena melakukan ihlas, kalau kata sifat ihlas berarti ada sesuatu yang ditahan. misalnya saya bekerja dengan ihlas… nah ini berkonotasi tidak ihlas tapi berusaha utuk diihlas ihlaskan

  2. Dosen ekonomiku bilang banyak orang berpuasa ga mengerti makna puasa, karena ternyata permintaan bahan makanan justru melonjak drastis di bulan puasa.
    Yang semula makan 1 piring pagi, 1 piring siang, dan 1 piring malam, makannya berubah jadi 2 piring sahur, dan 2 piring untuk berbuka (tambah banyak). Trus bukan hanya jumlah… Yang semula makannya cuma nasi kangkung tempe, berubah jadi nasi campur pake ayam???
    Jadi puasanya tidak lebih dari sekedar memindahkan jam makan…dan tidak akan pernah memahami masalah dari orang tidak punya, yaitu “TIDAK TAHU KAPAN BISA MAKAN” :D….Wah kok jadi puanjang ya….

  3. menginspirasi & mencerahkan :

    ” melakukan sesuatu dengan tidak terpaksa dan dengan senang hati. tentunya ihlas karena ALlah. ”

    terima kasih

  4. Assalamualaikum Wr Wb,

    Saya suka artikel yang satu ini. Dan ajaibnya begitu selesai baca, saya langsung seger. He he Mungkin selama ini puasa saya tarafnya menahan bukannya mengikhlaskan. Terimakasih Pak Pur atas pencerahannya.

    Wassalamualaikum Wr Wb
    Sundari

  5. Assalamualaikum wr wb,
    Apa bedanya orang ikhlas puasanya dengan orang yang nahan lapar utk puasanya dan apa pengaruh bagi keduanya , makasih …..

    wassalammualaikum wr wb

Leave a Reply to Sundari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.