Mengkhusyui ramadhan dengan mindfulness

Insya Allah acara mengkhusyui ramadhan yang akan kita gelar di padepokan patrap pada tanggal 11 dan 12, dihiasi dengan kesadaran yang lebih mendalam. Puasa sarat dengan latihan kesadaran dari mulai saur hingga buka dan berlanjut ke itikaf, semua harus dilakukan dengan kesadaran atau mindfulness. Menyadari setiap ibadah puasa yang dilakukan di harapkan dapat memberikan dampak puasan yang mendalam dan bermakna sehingga apa yang menjadi tujuan puasa bahwa kita nantinya kita akan mencapai keadaan peningkatan taqwa. dan saya kira kita semua setuju tentang hal ini.

Puasa yang kita selalu rindukan tinggal sebulan setengah lagi. waktu yang lama jika kita nanti nanti, marhaban ya ramadhan. Kebahagiaan ramadhan itu sudah terasa sekarang. Kita sama sama tunggu ramadhan dengan lebih mempersiapkan diri , mempersiapkan kesadaran kita. Kita pelajari lagi kesadaran Allah yang suci Allah yang terpuji dan Allah maha agung. Dengan tiga kesadaran ini insya Allah puasa kita akan lebih mendalam dan memberikan dampak kepada jiwa kita.

Kita tidak ingin melewatkan masa menunggu ini  berlalu hingga ramadhan tiba, kita ingin benar benar prepare mempersiapkan jiwa kita untuk menerima gemblengan. bapak dan Ibu di tanggal 11 dan 12 maret nanti kita berjumpa untuk saling memastikan apakah persiapan kita sudah benar, kita saling sharing apakah kita sudah benar benar sudah siap menerima gemblengan Allah. Acara yang nantinya langsung saya moderatori untuk memperdalam kesadaran ini bertujuan untuk benar benar membuat jiwa kita clear jiwa kita lurus ke Allah. Salah satu yang akan menjadi diskusi saat pertemuan nanti adalah bagaimana meluruskan niat agar tetap lurus ke Allah, meski banyak pembicara ramadhan menawarkan pahala, dengan jiwa yang lurus insya Allah, Allah tetap menjadi tujuan bukan pahala dan surga menjadi tujuan.

selamat berjumpa di tanggal 11 dan 12 maret.

Menjadi jiwa di bulan ramadhan

Menjadi jiwa, terus selama ini kita apa, ya … selama ini kita adalah jasad. Menjadi jiwa berarti kita menjadi diri sejati. Diri sejati bukanlah Ruh, diri sejati adalah jiwa. Kenapa diri sejati bukan Ruh, karena Ruh adalah tiupan Allah, dan tiupan Allah bukanlah kita, karena nanti kalau jasad sudah kembali ke tanah maka Ruh akan diminta kembali ke Allah. So.. diri kita adalah jiwa ini.

Jiwa ini adalah yang sadar, kalau kita mampu menyadari diri yang sadar ini berarti kita telah menemukan diri sejati kita. Diri sejati ini tidak berwujud, misalnya berwujud seperti diri kita, atau misalnya berwujud seperti bayangan putih dan lain sebagainya, karena jiwa adalah kesadaran itu sendiri.

dengan menjadi jiwa di bulan ramadhan ini maka kita akan menjadi hamba Allah yang mampu bersaksi dengan benar, dengan sebenar benarnya. Dengan menjadi jiwa kita menjadi yakin kepada Allah seyakin yakinnya yaitu haqul yakin. karena jika jiwa ini diarahkan untuk ke Allah maka jiwa akan menyaksikan kebenaran hakiki. Agama islam ini adalah agama kebenaran , ketika jiwa di bawa ke Allah maka jiwa akan sadar betul siapa dirinya dan siapa Allah.

Orang orang kafir menutup diri dengan cara tidak mau membawa jiwanya ke Allah, mereka malah membawa jiwanya kepada tuhan tuhan yang menurut persepsinya sendiri, ada tuhan yang berupa babtu, ada berupa gambar atau patung atau benda benda lainnya.

Bulan ramadhan melatih kita untuk menjadi jwa karena kita mematikan jasad kita sejenak dari mulai subuh sampai magrib dengan tidak makan dan minum. Kita akan merasakan hal yang sangat beda ketika puasa kita menjadi jiwa, kita akan merasakan kenikmatan ketika lapar dan ketika haus. karena kita sudah berpindah dari jasad ke jiwa, jiwa menemukan ketenangannya ketika terlepas dari jiwa , jiwa tidak terbelenggu lagi dengan lapar dan hausnya puasa. Dengan puasa selama satu bulan kita akan mendapatkan kesadaran jiwa yagn fitrah dimana jiwa kembali seperti dulu ketika kita baru dilahirkan. p

Menjalankan Puasa Syawal

Puasa sejak kecil saya di didik Mbah saya untuk sering berpuasa. Dari kecil didikan adat jawa sangat kental saya dapatkan, apalagi Mbah adalah tokoh masyarakat yang sering jadi rujukan jika ada yang punya masalah, hajat, atau ada yang sakit. Saya kecil sering diperintah mbah untuk puasa weton,  puasa weton adalah puasa weton kelahiran. Secara adat jawa weton saya adalah setu Pon , jadi saya puasa tiga hari yaitu, jumat, sabtu dan minggu. Saya ngikuti saja perintah Mbah saya untuk puasa. Menjelang remaja atau SMP, saya sudah mulai cari cari sendiri orang orang sakti untuk mau ngajari saya kesaktian yang ia miliki. Maka mulailah pengembaraan setiap ada info orang sakti saya datangi dan saya minta ijazah minta amaliah agar bisa sakti ini dan itu. Dari berguru kepada orang orang sakti ini hanya sekitar 15 persen saja yang ilmunya bisa saya buktikan, selebihnya saya dibohongi dan hasilnya tidak nyata. 15 persen ini misalnya saya jadi kebal, dan sayangnya kebal silat ketika di kunyah dan senjata tajam ketika di goreskan di tangan itu tidak berlangsung lama setelah SMA saya baru tahu kalau itu kekutan sugesti bukan kekuatan jin yang katanya mengikuti saya semenjak saya berpuasa ngebleng hampir 4 hari dan baca fatihah 1000 x di malam terakhir. Jin yang katanya mengikuti saya ternyata itu hanya sugesti orang tersebut dan memang pada waktu itu saya sangat percaya sehingga benar benar kebal. Tetapi setelah saya tidak percaya lagi dengan jin yang mengikuti saya dan kemudian saya coba eksperimen dengan mengunyah silet walhasil mulut langsung tergores dan berdarah.  saya banyak melewati masa masa seperti dan akhirnya saya hanya dibohongi dan dibohongi, mereka ternyata hanya mencari duit dari membohongi saya , dengan katanya mahar atau apalah yang pasti saya harus keluar uang.

Dulu puasa memang untuk mencari ini dan itu, agar ini dan agar itu untuk kepentingan duniawi. Sekarang ini puasa saya jadikan sarana untuk duduk di kesadaran jiwa yang pada akhirnya kesadaran saya naikkan ke sadar Allah. Puasa memang cara yang paling mudah untuk lompat kesadaran dari kesadaran jasad ke kesadaran jiwa. Misalnya ketika saya lapar atau haus maka kesadaran saya langsung lompat ke kesadaran jiwa karena yang lapar bukanlah saya yang lapar adalah perut saya.

Termasuk puasa syawal yang saat ini menjadi sunah untuk di jalankan. Puasa syawal sebagai sarana untuk mengulang masuknya kesadaran jasad lompat ke kesadaran jiwa, latihan lompat kesadaran ini sebenarnya suda kita lakukan di bulan puasa, cuma naik turunnya masih sangat banyak turunnya, maka saya berniat puasa syawal ini agar kesadaran saya bisa lompat lagi ke kesadaran jiwa.

Kesadaran jiwa ini penting, karena dia akan dapat menyadari apa apa yang sedang terjadi di pikiran dan perasaan. atau dengan kesadaran jiwa ini kita bisa berada diatas rasa dan pikiran. Dengan berada di atas ini maka kita akan mudah untuk menyadari Allah atau sadar Allah. Jadi dengan puasa syawal ini kita akan lebih mudah sadar Allah dan akan lebih dekat dengan Allah.