cara jiwa sebelum menjalankan amanah

sebelum kita menjalankan amanah ada persiapan jiwa yang harus kita tata. Jiwa harus benar benar kita persiapkan. Secara ringkas dan gamblangRasulullan memberikan kuncinya :

  1. Semua amal tergantung niat
  2. niat itu yang menyertai perbuatan
  3. niat harus ikhlas lillahi ta’ala

kunci tersebut jika kita jabarkan dalam bentuk perilaku jiwa, maka yang pertama kita harus menyadari amanah Allah misalnya hutang yang harus di lunasi, pekerjaan yang harus diselesaikan, anak yang harus dicukupi kebutuhan sekolahnya, murid yang diajar sampai mengerti, tamu yang harus nyaman dan seterusnya, jadi kita harus sadar amanah dan goal settingnya atau amanah dan apa yang Allah inginkan dari amanah tersebut. kemudian kita rencanakan dalam bentuk tulisan (RHIAS) dan ketika akan mengerjakan arahkan jiwa ke Allah dan lebur dalam perintah perintah Allah. kesadaran ini akan membuat kita tergerak dan siap untuk melakukan rencana yang sudah kita buat. Ketika atau pada saat mengerjakan kita kondisikan jiwa kita untuk berada tingkat ultimate consciousness atau sibghoh yang kemudian disusul dengan menyadari Allah yang suci, karena suci Beliau kita puji dengan cara mengagungkan Allah SWT.

disinilah kita akan teruji betul betul kelurusan kita kepada Allah ketika kita beraktivitas menjalankan amanah amanah Allah. Kelihatan sulit dan ribet tapi dibalik kesulitan ini kita akan mendapatkan kesenangan selama menjalankan , tidak terbebani dengan amanah amanah yang berat dan tidak masuk akal.

Ketika pikiran buntu

Bagi kita yang bekerja lebih banyak menggunakan pikiran, tidak jarang pikiran buntu alias blank atau tidak bisa berpikir menyelesaikan pekerjaan kita. Ada banyak sebab terjadinya blank tersebut tapi sebab utamanya adalah stress karena pekerjaan itu sendiri. Jika terjadi hal seperti ini maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan :

  1. bersikap tenang dengan mengendorkan otot merilekskan sejenak
  2. Menyadari keadaan kebuntuan sampai benar benar sadar keadaannya, tanpa menilai tanpa memberikan komentar
  3. Menyadari bahwa yang membuat pikiran buntu adalah Allah , dan Allah maha suci, maha benar yang telah membuat pikiran buntu saat ini
  4. Allah yang maha suci maha benar , yang telah membuat pikiran buntu kita puji dengan cara mengagungkan Allah.
  5. jika ada daya yang membawa perubahan pikiran atau perasaan, ikuti saja dengan posisi tetap menyadari Allah yang kita puji dengan kita agungkan

Makna Membersihkan Jiwa

Makna membersihkan jiwa itu bukan membersihkan diri dari dosa, karena kita tidak bisa membersihkan diri dari dosa yang bisa membersihkan kita dari dosa adalah Allah yaitu ampunan Allah. Makna membersihkan jiwa adalah membersihkan diri dari ego caranya dengan menyadari Allah yang tidak serupa dengan apapun. Ketika kesadaran kita bersih dari kesadaran yang lain selain kesadaran akan Allah yang tidak serupa dengan apapun maka jiwa kita bersih, kita akan terbebas dari keakuan, kepemilikian, keegoan.

Dengan dzikir nafas kita, kita berlatih mengikis ego kita untuk menjadi jiwa yang sejati yaitu jiwa yang tidak tercampuri keakuan. Jiwa yang tidak tercampuri oleh ego.

kata kunci untuk membersihkan diri ini sebenarnya terletak pada kata FANA namun fana yang bermakna bersih dari ego, bukan makna lenyap atau hilang. Jiwa yang sadar tidak akan hilang tidak akan bisa lenyap, meski kadang ada kesadaran lenyap atau kesadaran kosong tapi kan masih ada yang menyadari lenyap atau kosong jadi kesadaran itu tetap masih ada.