Dulu saya pernah memelihara Jin

ini cerita benar, pada saat saya SMP saya pernah diajari dan mengamalkan puasa dan dzikir untuk mendapatkan ilmu kebal. Oleh guru saya, saya disuruh puasa 3 hari 3 malam (ngebleng) dan baca fatihah 1000 kali dalam semalam. saya pun jalani ritual tersebut. dan benar saja ada jin yang menjadikan saya kebal, baik kebal tusuk kebal bacok kebal gores dan kebal mengunyah siet. Saat itu saya bangga luar biasa dan merasa menjadi sangat hebat orang sakti. Adik saya kawan saya, saya tunjukkan kesaktian saya tersebut bahkan ibu saya kaget karena menusuk tangan saya dengan jarum sampai setangah jarum. kemudian adik saya saya tunjukkan saya mengunyah silet hingga remuk silet itu dan mulut lidah saya tidak luka sedikitpun. Saat itu yang adalah rasa kebanggaan yang ternyata itu membuat saya sombong.

saat itu saya tidak merasa kalau ternyata perbuatan saya waktu itu adalah syirik. karena yang menjadi ritual adalah fatihah dan puasa. saya berpikir jika amalannya itu dari quran dan dari perintah islam (puasa) berarti tidak menyalahi ketauhidan.

kenyataan saya tidak pernah melihat jin, jadi modal saya berinteraksi dengan jin adalah yakin saja, saya yakin bahwa ada jin yang mengikuti saya, selama saya memelihara jin saya tidak pernah sama sekali bertemu apalagi melihat apalagi berbicara dengan jin.

saya bertanya saat ini kenapa saya dulu yakin dengan  jin ya kenapa saya tidak yakin dengan Allah taala saja ya, toh Allah kan juga ghoib, tidak bisa saya lihat, dan saya juga tidak pernah bertemu face to face tentunya hal ini sama dengan jin, jadi kenapa saya lebih percaya jin mengapa saya tidak percaya sama Allah , minta tolong kepada Allah saja.

CategoriesUncategorized

5 Replies to “Dulu saya pernah memelihara Jin”

  1. As.wr.wb. Afwan, amalan yang demikian itu apakah dapat merusak keihlasan, ustadz ?, dengan kata lain, dapat menyebabkan syirik ??. matur nuwun

  2. Karena ada seseorang yang mengamalkan puasa-puasa tertentu. Ketika saya bertanya kepadanya, Apakah ada contoh dari Rasululloh ?, bukankah amalan demikian itu untuk mencari kesaktian?? jawab dia : “yang penting niatnya ihlas”. Tapi, dari cerita ustadz pada masa lalu, rasanya dipertanyakan bila orang yang melakukan amalan puasa-puasa tertentu dengan alasan lillah ???. Allohu a’lam….karena masalah “keihlasan” hanya Alloh yang Tahu.

Leave a Reply to Ifa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.