Ki Sulchan 1

  1. Ass, wr, wb
    Para pencinta Spiritual Sejati, Spiritual yang lurus dan benar, Spiritual yang selalu berlandaskan Alqur’an dan Alhadits.
    Khususnya para Spiritualist di blogger ini, semoga Alloh senantiasa Menuntun Kita dalam Kebenaran dan Keyakinan sehingga sempurna IMAN kita kepada Alloh SWT, ini sebenarnya yang menjadi TARGET UTAMA dalam ber-Spiritualist.

    Saya sedikit ingin berbagi, khususnya untuk malam Jum’at di rumah pak Pur, sebaiknya setelah kita melakukan diskusi ataupun membuat rencana2 lainnya, maka saya ingin sekali barangkali 15 – 20 menit kita lakukan PATRAP bersama, krn dengan berjamah akan lebih terkondisi lebih mudah untuk melakukannya, kemudian setelah itu bila ada rekan yang mau memberikan pengalamannya kita beri waktu utk sharing.
    Karena menurut saya bila seseorang sudah dibilang Ahli ber Patrap atau mudah sekali nyambungnya (tune/ klick) dengan Dzat Tercinta yaitu Alloh SWT, maka perjalanan proses Khusyu’ didalam Sholat akan lebih mulus (dengan Ijin Alloh).
    Dan juga pak Pur bisa bimbing Wilayah Patrap 1 , 2 dan 3.
    Juga tidak menutup kemungkinan kita ber Patrapan di ruangan yang terbuka, kadang malahan saya ingin sekali Patrap didalam Air.

    Semoga ada manfaatnya untuk teman2 Spiritualis :

    Gerak, Dzikrullah = Patrap

    Gerak merupakan ciri mahluk hidup. Meskipun demikian benda matipun hakikatnya bergerak, walaupun yang bergerak adalah unsur-unsur di dalamnya, seperti ion dan elektron. Tumbuh-tumbuhan (vegetasi) bergerak, walaupun tidak seperti pergerakan dinamika dari hewan maupun manusia.

    Selain pergerakan yang diatur oleh otak, pergerakan juga bisa dikontrol oleh rasa, dengan cara menonaktifkan syaraf-syaraf otak. Salah satu cara me-non aktifkan kegiatan otak diantaranya dengan cara melalui Dzikrullah.
    Dengan dzikrullah maka akan melatih kesadaran melalui indra.

    Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW, “Dzikrullah itu pengobat hati”.

    Kesadaran seperti ini amat besar manfaatnya, apabila telah terbiasa, ia menuntun kita pada penghindaran terhadap segala perbuatan yang tidak bermanfaat, akan mendatangkan ketenteraman di hati.
    Sehingga kita dapat bertindak lebih tepat dan akurat atau memutuskan sesuatu sikap ataupun langkah-langkah dengan lebih cepat serta akurat dan membantu mengasah intuisi.

    Didalam Alquran telah di firmankan pada Surah ArRa’d (13) : 28 : “Mereka yang beriman dan tenteram hatinya. Dengan Dzikrullah hati menjadi tenang dan tenteram”.

    Berpikir jernih dan objektif, amat membantu kita dalam mengambil berbagai keputusan dan bersikap terhadap segala kejadian dan permasalahan hidup. Semuanya itu bermula pada pada perhatian kita yang murni, Perhatian Murni membangkitkan kejernihan. Kondisi inilah yang mengantarkan pada pencerahan.

    Dalam suatu hadis yang diceritakan oleh Buchari, diceritakan bahwa : “Rasulullah S.A.W. suatu malam sepulang dari salah seorang istrinya (Ummu Salamah) terlihat sedang berdiri di suatu sudut yang gelap sedang menengadahkan tangan ke langit, dengan air mata bercucuran, bermunajat :

    Wahai Tuhanku…!
    Segala kebaikan yang telah Engkau jaminkan atasku, janganlah Engkau tarik Tuhanku, Jangan biarkan musuh dan kecemburuan menyengsarakanku Rabbi, Jangan biarkan aku kembali kepada keburukan setelah Engkau menyelamatkanku Ya Allah, Jangan tinggalkan aku sendiri, meski hanya sekedipan mata…

    Keadaan seperti itu disaksikan Ummu Salamah, yang merasa kehilangan suami, yaitu Rasulullah SAW. Tatakala terjaga tidak ditemukan di tempat tidurnya. Mendengar ucapan munajat sang suami itu, menggetarkan dirinya, sampai dia duduk bersimpuh terisak menangis yang terdengar oleh Rasulullah SAW.

    Rasulullah SAW bertanya, “kenapa kamu menangis..?”
    Ummu Salamah menjawab : “Bagaimana aku tidak menangis, mendengar Engkau mengucapkan ‘…jangan tinggalkan aku sendiri meski dalam sekediapan mata..’, padahal Engkau telah mendapatkan posisi tinggi di sisi Allah..!!”

    Mencontoh dari hadis diatas, kita akan mempraktekkan sunah Rasul tersebut dengan Dzikrullah.

    Latihan Patrap :

    Maksud : Mendatangi, memanggil dan berkomunikasi kepada Sang Pencipta
    Tujuan : Mendapat Respons Dzat Yang Memberikan Kehidupan.

    Pertama adalah berwudhu, membaca Basmalah, dan ber-Syahadat : Berikrar menerima Allah, memperteguh pendirian, pasrah mengikuti Allah, bertasbih dan mengagungkan Allah dan Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W.

    Setelah mengambil posisi berdiri, bisa juga duduk yang baik, bersimpuh atau bersila, mulailah dengan :

    Lepaskan perhatian anda dari dunia luar atau material, lepaskan perhatian dari alam sekitar, Perhatikan keluar masuk-nafas, gunakan sebagai pengikat perhatian, tutup mata dengan rileks (jangan tegang), lemaskan otot-otot tubuh (namun tetap bertahan tegak),

    Biarkan telinga dan indra lain saja yang bekerja, perhatikan setiap kontak indra pada objek, Jadikan dan rasakan tubuh benar-benar rileks, bila ada bagian yang tegang segera lemaskan , biarkan hanya telinga yang berfungsi, perhatian hanya pada bekerjanya indra
    pendengaran, sadari terus bekerjanya telinga, setiap kali pikiran berontak atau lari, kembali sadari keluar masuknya nafas, setelah perhatian (pada nafas) mantap, mulai perhatikan gerak pikiran anda, tarik pikiran setiap ia pergi berkelana, sampai mantap terkendali, pertahankan kemantapannya, pertahankan hingga pikiran anda benar-benar tenang.

    Firman Allah Q.S. Al A’Raaf (7) : 205 “Dan lakukanlah dzikrullah dengan rendah hati dan khusyu dan tidak keras”.

    o Datangi Allah dengan “rasa ingat”. Datang kepada Allah sambil memanggil AsmaNya (Ya Allah.. Ya Allah..) dengan kesadaran penuh, sampai terasa adanya sambutan (respons) berupa getaran yang terus menerus, sehingga timbul rasa mencintai Allah.

    o Pertahankan rasa mencintai Allah tersebut, sampai rasa itu meredam dengan sendirinya,
    ketika berhenti, maka rubahlah dengan kesadaran untuk ikut Allah, yaitu mengikuti kemauan Allah, petunjuk Allah, tuntunan Allah, sambil terus menyebut AsmaNya Allah, Ya Allah.. Ya Allah dengan segenap jiwa dan raga kita ikut Allah, beserta Allah. Lakukan terus , sambil memanggil dan merasakan betul timbulnya rasa ikut Allah.

    o Biasanya akan timbul ucapan Tasbih untuk mengagungkan dan memuji Allah. Keadaan tersebut bukan berasal dari rekayasa pikiran kita, akan tetapi mengalir begitu saja dari jiwa.

    o Kembalikan wujud kita kepada Allah. Keadaan diri kita masih ada dan hadapkan kepada Allah. Dan diteruskan pengembalian kepada Allah. Pada posisi ini masih ada pelaku yang mengembalikan kepada Allah, yaitu diri anda (Aku yang sadar).

    o Janganlah melihat kepada bathin anda, karena anda akan mengalami kesempitan jiwa dan anda akan kesulitan melepaskan diri anda. Pandanglah jagad raya yang luas sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah.
    Demikianlah mengawali latihan, hingga mantap ketenangan anda. Ketenangan ini akan menghantar anda pada Kejernihan Pikiran dan Perhatian anda semakin Murni.

    Catatan :

    Untuk mengurangi gangguan, pilihlah tempat yang bersih dan nyaman; bisa juga di lapangan luas yang sepi pada prinsipnya mendukung ketenangan anda.
    Jangan cepat frustasi apabila gagal, ulangi lagi, dan ulangi lagi, laksanakanlah tanpa beban dan jangan menginginkan agar pikiran cepat ter-meditasi-kan (meditated), cuma perhatikan saja apa yang terjadi didalam sini.

    Perlu dingat bahwa, didalam berbagai bidang kehidupan, keterampilan yang diperoleh melalui latihan yang tekun, amat besar manfaatnya. Dengan berlatih secara rutin akan sangat membantu kefasihan serta keterampilan berpatrap anda.

    Selamat berpatrap.

    Salam,

    Aug 23, 8:06 AM — [ Edit | Delete | Unapprove | Approve | Spam ] — Obrolan malam jumatan

  2. Ki Sulchan | [email protected] | IP: 125.163.202.212

    Gus Pur, perlu kita kaji dan kita ulangi kembali wilayah PERCAYA akhirnya ber IMAN, dengan membaca ayat Kursi bersama sama dan kemudian kita terjamahkan, kemudian Gus Pur bisa bersama sama rekan2 mengulangi masuk wilayah PERCAYA tersebut, kelihatannya kita sudah kangeen banget wilayah tsb, wilayah yang tidak tidak ada permintaan , akan tetapi seolah -olah ada yang menanggungnya atau ada yang akan menyelesaikannya tanpa diminta ..siapakah DIA….?
    salam,
    Ki Sulchan

    Aug 23, 7:58 AM — [ Edit | Delete | Unapprove | Approve | Spam ] — Penerapan Iman dalam sholat

  3. Ki Sulchan | [email protected] | IP: 125.163.202.212

    Ass, wr, wb
    Para pencinta Spiritual Sejati, Spiritual yang lurus dan benar, Spiritual yang selalu berlandaskan Alqur’an dan Alhadits, khususnya di blogger ini, semoga Alloh senantiasa Menuntun Kita dalam Kebenaran dan Keyakinan sehingga sempurna IMAN kita kepada Alloh SWT, ini sebenarnya yang menjadi TARGET UTAMA dalam ber-Spiritualist.

    Saya sedikit ingin berbagi, khususnya untuk malam Jum’at di rumah pak Pur, sebaiknya setelah kita melakukan diskusi ataupun membuat rencana2 lainnya, maka saya ingin sekali barangkali 15 – 20 menit kita lakukan PATRAP bersama, krn dengan berjamah akan lebih terkondisi lebih mudah untuk melakukannya, kemudian setelah itu bila ada rekan yang mau memberikan pengalamannya kita beri waktu utk sharing.
    Karena menurut saya bila seseorang sudah dibilang Ahli ber Patrap atau mudah sekali nyambungnya (tune/ klick) dengan Dzat Tercinta yaitu Alloh SWT, maka perjalanan proses Khusyu’ didalam Sholat akan lebih mulus (dengan Ijin Alloh).
    Dan juga pak Pur bisa bimbing Wilayah Patrap 1 , 2 dan 3.
    Juga tidak menutup kemungkinan kita ber Patrapan di ruangan yang terbuka, kadang malahan saya ingin sekali Patrap didalam Air.

    Semoga ada manfaatnya untuk teman2 Spiritualis :

    Dzikrullah = Patrap

    Gerak merupakan ciri mahluk hidup. Meskipun demikian benda matipun hakikatnya bergerak, walaupun yang bergerak adalah unsur-unsur di dalamnya, seperti ion dan elektron. Tumbuh-tumbuhan (vegetasi) bergerak, walaupun tidak seperti pergerakan dinamika dari hewan maupun manusia.

    Selain pergerakan yang diatur oleh otak, pergerakan juga bisa dikontrol oleh rasa, dengan cara menonaktifkan syaraf-syaraf otak. Salah satu cara me-non aktifkan kegiatan otak diantaranya dengan cara melalui Dzikrullah.
    Dengan dzikrullah maka akan melatih kesadaran melalui indra.

    Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW, “Dzikrullah itu pengobat hati”.

    Kesadaran seperti ini amat besar manfaatnya, apabila telah terbiasa, ia menuntun kita pada penghindaran terhadap segala perbuatan yang tidak bermanfaat, akan mendatangkan ketenteraman di hati.
    Sehingga kita dapat bertindak lebih tepat dan akurat atau memutuskan sesuatu sikap ataupun langkah-langkah dengan lebih cepat serta akurat dan membantu mengasah intuisi.

    Didalam Alquran telah di firmankan pada Surah ArRa’d (13) : 28 : “Mereka yang beriman dan tenteram hatinya. Dengan Dzikrullah hati menjadi tenang dan tenteram”.

    Berpikir jernih dan objektif, amat membantu kita dalam mengambil berbagai keputusan dan bersikap terhadap segala kejadian dan permasalahan hidup. Semuanya itu bermula pada pada perhatian kita yang murni, Perhatian Murni membangkitkan kejernihan. Kondisi inilah yang mengantarkan pada pencerahan.

    Dalam suatu hadis yang diceritakan oleh Buchari, diceritakan bahwa : “Rasulullah S.A.W. suatu malam sepulang dari salah seorang istrinya (Ummu Salamah) terlihat sedang berdiri di suatu sudut yang gelap sedang menengadahkan tangan ke langit, dengan air mata bercucuran, bermunajat :

    Wahai Tuhanku…!
    Segala kebaikan yang telah Engkau jaminkan atasku, janganlah Engkau tarik Tuhanku, Jangan biarkan musuh dan kecemburuan menyengsarakanku Rabbi, Jangan biarkan aku kembali kepada keburukan setelah Engkau menyelamatkanku Ya Allah, Jangan tinggalkan aku sendiri, meski hanya sekedipan mata…

    Keadaan seperti itu disaksikan Ummu Salamah, yang merasa kehilangan suami, yaitu Rasulullah SAW. Tatakala terjaga tidak ditemukan di tempat tidurnya. Mendengar ucapan munajat sang suami itu, menggetarkan dirinya, sampai dia duduk bersimpuh terisak menangis yang terdengar oleh Rasulullah SAW.

    Rasulullah SAW bertanya, “kenapa kamu menangis..?”
    Ummu Salamah menjawab : “Bagaimana aku tidak menangis, mendengar Engkau mengucapkan ‘…jangan tinggalkan aku sendiri meski dalam sekediapan mata..’, padahal Engkau telah mendapatkan posisi tinggi di sisi Allah..!!”

    Mencontoh dari hadis diatas, kita akan mempraktekkan sunah Rasul tersebut dengan Dzikrullah.

    Latihan Patrap :

    Maksud : Mendatangi, memanggil dan berkomunikasi kepada Sang Pencipta
    Tujuan : Mendapat Respons Dzat Yang Memberikan Kehidupan.

    Pertama adalah berwudhu, membaca Basmalah, dan ber-Syahadat : Berikrar menerima Allah, memperteguh pendirian, pasrah mengikuti Allah, bertasbih dan mengagungkan Allah dan Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W.

    Setelah mengambil posisi berdiri, bisa juga duduk yang baik, bersimpuh atau bersila, mulailah dengan :

    Lepaskan perhatian anda dari dunia luar atau material, lepaskan perhatian dari alam sekitar, Perhatikan keluar masuk-nafas, gunakan sebagai pengikat perhatian, tutup mata dengan rileks (jangan tegang), lemaskan otot-otot tubuh (namun tetap bertahan tegak),

    Biarkan telinga dan indra lain saja yang bekerja, perhatikan setiap kontak indra pada objek, Jadikan dan rasakan tubuh benar-benar rileks, bila ada bagian yang tegang segera lemaskan , biarkan hanya telinga yang berfungsi, perhatian hanya pada bekerjanya indra
    pendengaran, sadari terus bekerjanya telinga, setiap kali pikiran berontak atau lari, kembali sadari keluar masuknya nafas, setelah perhatian (pada nafas) mantap, mulai perhatikan gerak pikiran anda, tarik pikiran setiap ia pergi berkelana, sampai mantap terkendali, pertahankan kemantapannya, pertahankan hingga pikiran anda benar-benar tenang.

    Firman Allah Q.S. Al A’Raaf (7) : 205 “Dan lakukanlah dzikrullah dengan rendah hati dan khusyu dan tidak keras”.

    o Datangi Allah dengan “rasa ingat”. Datang kepada Allah sambil memanggil AsmaNya (Ya Allah.. Ya Allah..) dengan kesadaran penuh, sampai terasa adanya sambutan (respons) berupa getaran yang terus menerus, sehingga timbul rasa mencintai Allah.

    o Pertahankan rasa mencintai Allah tersebut, sampai rasa itu meredam dengan sendirinya,
    ketika berhenti, maka rubahlah dengan kesadaran untuk ikut Allah, yaitu mengikuti kemauan Allah, petunjuk Allah, tuntunan Allah, sambil terus menyebut AsmaNya Allah, Ya Allah.. Ya Allah dengan segenap jiwa dan raga kita ikut Allah, beserta Allah. Lakukan terus , sambil memanggil dan merasakan betul timbulnya rasa ikut Allah.

    o Biasanya akan timbul ucapan Tasbih untuk mengagungkan dan memuji Allah. Keadaan tersebut bukan berasal dari rekayasa pikiran kita, akan tetapi mengalir begitu saja dari jiwa.

    o Kembalikan wujud kita kepada Allah. Keadaan diri kita masih ada dan hadapkan kepada Allah. Dan diteruskan pengembalian kepada Allah. Pada posisi ini masih ada pelaku yang mengembalikan kepada Allah, yaitu diri anda (Aku yang sadar).

    o Janganlah melihat kepada bathin anda, karena anda akan mengalami kesempitan jiwa dan anda akan kesulitan melepaskan diri anda. Pandanglah jagad raya yang luas sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah.
    Demikianlah mengawali latihan, hingga mantap ketenangan anda. Ketenangan ini akan menghantar anda pada Kejernihan Pikiran dan Perhatian anda semakin Murni.

    Catatan :

    Untuk mengurangi gangguan, pilihlah tempat yang bersih dan nyaman; bisa juga di lapangan luas yang sepi pada prinsipnya mendukung ketenangan anda.
    Jangan cepat frustasi apabila gagal, ulangi lagi, dan ulangi lagi, laksanakanlah tanpa beban dan jangan menginginkan agar pikiran cepat ter-meditasi-kan (meditated), cuma perhatikan saja apa yang terjadi didalam sini.

    Perlu dingat bahwa, didalam berbagai bidang kehidupan, keterampilan yang diperoleh melalui latihan yang tekun, amat besar manfaatnya. Dengan berlatih secara rutin akan sangat membantu kefasihan serta keterampilan berpatrap anda.

    Selamat berpatrap.

    Salam,

2 Replies to “Ki Sulchan 1”

  1. aslm
    bagus juga dengan ide gus sulchan untuk patrap diluar …lebih cepat nyambungnya..gmn pak???

Leave a Reply to migijanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.