maqom musyahadah

maqom ini ternyata menempati maqom tertinggi dalam hirarki belajar tasawuf. musyahadah berarti maqom menyaksikan af’al Allah. maqom dimana kita tidak banyak berkomentar lagi tentang apa yang diperbuat oleh allah. lelakunya adalah diam seperti penonton bola yang diam dan tidak banyak komentar. kadang para sufi untuk mencapai maqom ini dengan melakukan uzlah atau menyendiri, menyendiri untuk apa ya untuk diam sambil menyadari akan perbuatan allah dalam setiap gerak alam. kemudian menemukan diri sebagai diri yang menyaksikan. kesadaran ini lah kesadaran tertinggi yang banyak di nanti nanti oleh kalangan sufi. suatu kesadaran dengan keyakinan total.

tidak ada pendekatan lagi karena memang maqom ini diatas nya maqom muroqobah. kesaksian pada tahap ini adalah  kesaksian pada takdir allah dimana takdir tersebut tidak ada yang baik dan tidak ada yang buruk semua takdir adalah takdir itu sendiri. tidak ada penafsiran atas takdir itu.  karena penafsiran merupakan komentar terhadap perbuatan atau af al allah.

proses ini yang penting adalah kesadaran yang terus menerus dan dapat dilatih dengan memiliki tempat khusus yang dinamakan mihrab. tempat ini lah tempat kita beruzlah tempat untuk belajar menyadari hakikat diri dan hakikat Tuhan.  dan namanya maqom bukanlah untuk diteorikan terlebih di bahas panjang lebar cukup dimengerti secara singkat kemudian di jalankan

9 Replies to “maqom musyahadah”

  1. assalamu’alaikum w.w
    musyahadah adalah penyaksian hamba secara nyata, melihat/menyaksikan Dzatullah sungguh Dia ……. sungguh harus dengan ilmu ‘aliimul Ghaybi, adalah nyata didalam rasa hamba. qS jin 26-27, Ali Imran 18.
    Terus bagaiimana kita dapat menyaksikan jika keberadaan rasul telah kita tiadakan??? Atau keberadaan khalafaurrosidin al mahdiyyin sebagai pengganti rasul juga hanya berhenti sampai 4 khalfah. Padahal unutk mengetahui Keberadaan Dzatullah yakni ‘alimul Ghaiby hanya melalui UtusanNya atau wakil Rasulullah. Bagaimana nasib kita?????

    1. alaikum salam
      dalam menempuh jalan Tuhan ada yang mengandalkan utusan, ada yang menggunakan jalan utusan, kalau saya menggunakan jalan utusan yatiu mengikuti quran dan sunah rasululah, jadi kita dengan rasulullah bershalwat, dengan para sahabat saya mendoakan dan kalau saya dengan Allah maka sy sholat yaitu suatu keadaan saya bermusyahadah, berjumpa, dan saya berdialog dihadapan Nya…

  2. Maqom musyahadah merupakan maqom para kekasih Allah, yang lahir bathinnya, hati dan jiwanya selalu berusaha mohon ampunan dan berdzikir kepada Allah, selalu berusaha menyaksikan Allah dengan ilmunya, yang menjadi pertanyaan saya ustadz, apakah ingin mencapai maqom tsbt harus dibimbing oleh guru ?.

  3. kalau kita kita menghadap Allah besok di akherat apakah juga memakai utusan. yang jelas tidak krn segala af’al itu harus dipertanggung jawabkan sendiri2 ndak mungkin memakai utusan. begitu juga “musyahadah” ya diri dhohir lebur akan di gantikan diri bathin yang menghadap Allah. bukan utusan. kenalilah dirimu sebelum mengenal Allah. yang tidak kenal maka tak sayang,

  4. Assalamu’alaikum Pak Ustad ” Maqom Musyahadah ” kita tinggal bengong melihat dan sebagai saksi atas kejadian yang terjadi semua adalah af’al Allah SWT.
    Bagaimana dengan ” Sami’ na wa atho’na ” mohon penjelasannya Pak Ustad ! Terima kasih Wassalam.

Leave a Reply to zainal Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.