mereka berdesakan untuk mencium hajar aswad

ketika memanyaksikan hajar aswad diperebutkan sedemikian rupa, lebih dari memperebutkan makanan di tengah kelaparan. mereka berdesakan dan saling sikut sana sikut sini seolah olah itulah puncak kesuksesan menjalankan umrah ataupun hajji. sebuah perjuangan yang membutuhkan kekuatan fisik dan tentunya mental, jelas mental karena melihat pertama kali perjuangan jika mental kurang berani pasti langsung mengundurkan diri. mereka memperebutkan seolah tidak kenal  siapa samping kanan dan siapa samping kirinya yang penting diriku bisa kesana diriku bisa mencium dan harus bisa.. itulah kira kira bisikan hatinya sehingga menguatka hatinya untuk terus berjuang dan berjuang.

ketika aku thawaf akupun tidak menghiraukan perjuangan mereka, biarkan mereka berjuang sesuai versinya, aku berjuang sesuai versiku untuk selalu nyambung ke allah dan berusaha sekuat mungkin untuk memfanakan diri dengan thawaf. beberapa kali dalam tiap kesempatan thawaf mendekat hajar aswad akupun berniat untuk mencium dan aku berusaha untuk mendekat aku pasrah terserah allah apakah akan mengijinkan aku untuk mencium hajar aswad atau tidak tapi niat tetap aku pasang terus, kira kira hampir satu hasta aku pun terdesak keluar dan akupun rela sambil mengikuti dorongan dari kanan kiri sambil aku memberi isyarat mencium hajar aswad (cium jauh) dan …bismillahi allahu akbar….akupun melanjutkan thawaf untuk putaran berikutnya sambil terus berjuang selalu nyambung ke allah dan saadar bahwa aku dipanggil allah sehingga akupun rela diriku kuhadapkan allah….dan kakbah yang aku putari sebagai simbol arah ku menghadap. putaran demi putaran tetap aku niatkan untuk mencium hajar aswad sebagai itiba’ku kepada rasul.. namun aukupun didesak keluar lebih jauh dan akupun rela dan rela sambil memberi isyarat mencium seperti putaran yang sebelumnya saya lakukan.

selesai thawafpun aku minggir dan enjalankan shoat dua rekaat… akupun duduk di depan kakbah sambil meyaksikan saudara muslim dari berbagai negara sedang menjalankan thawaf.

masih terpikir olehku… tentang hajar aswad… ya allah …(batinku…) apakah seandainya rasulullah masih ada saat ini dan mengikuti thawaf apakah beliau juga ikut dalam desak2an untuk memperebutkan bisa mencium hajar aswad…(batinku…aku yakin jika rasulullah masih ada pasti akan mempersilahkan yang lain untuk bisa mencium dan pasti beliau rela mundur….) aku pun berpikir ulang … jika semua orang yang thawaf berkeras diri untuk bisa mencium dengan dalih rasulullah dulu juga demikian pasti akan terjadi …….alhamdulillah syukur alhamdulillah lebih banyak yang thawaf bisa memahami hakikat dari mencium hajar aswad ..cukup dengan niat yang disimbolkan dengan mencium jarak jauh… itupun sudahh cukup…alhamdulillah inilah jawaban…inti dari ajaran islam adalah hakikat…untuk bisa makrifat. fiqh hanya sarana dan beberapa hanya simbol untuk kita bisa masuk kedalam hakikat yang lebih dalam.

rasulullah sebagai uswatun hasanah

mencontoh rasul  tidak sekdar fisiknya namun lebih dalam dari itu yaitu niat, keinginan, kehendak, motivasi, atau unsur2 psikologis yang lain. konsep uswatun hasanah tidak hanya sekedar contoh materi namun lebih jauh dari itu  yaitu non materi. maka mengikuti jejak  rasulullah tanpa memamhami hakikat mengapa rasulullah berperilaku sama juga bohong, karena jika hanya sekedar fisiknya maka kita akan kesulitan membedakan mana yang budaya dan mana yang itu mencerminkan wahyu. sebagai contoh ketika rasulullah melarang jubah yang dipakai jangan menutupui mata kaki maka yang kita lihat adalah hakikatnya yaitu kita tidak diperbolehkan sombng karena pada saat itu jubah yang menutupi mata kaki berarti berlebih2an maka dilarang karena dapat menimbulka kesombongan. nah sekarang apakaah jika kita pakai ceelana kemudian menutup mata kaki masih dianggap sombong??? tentunya tidak, malah sebaliknya yang celananya diatas mata kakii lah yang sombong sebab akan menganggap dirinya yang lebiih baik dari yang lain, ….

intinya adalah contoh rasul adalah luar dalam. tidak separo paro.lebih jauh dari itu bahwa mencontoh rasulullah tidak sekedar modelling tai sudah identifikasi, sehingga benar benar jiwa rasulullah bernarbenar meresap mempengaruhi pikiran, perasaan, segenap jiwa, ruh dan lainnya. seingga benar benar kitalah cerminan jiwa rasulullah…. aminn

shalawat : Ke Allah dulu baru ke Rasul

teknik shalawat seharusnya nyambung ke allah dulu baru minta disampaikan ke rasulullah. persis ketika kita mendoakan anak kita, sambung dulu ke allah yaitu minta ke allah kemudian sambung ke anak.

konsep shalawat yang sering gunakan mungkin melupakan allahnya, langusung ke rasulullah, padahal dalam bacaaan shalawat pasti didahului oleh kata kata allahumma….artinya sambung ke allah dulu.

sambung ke allah ini sangat penting karena nantinya syafaat yang akan diberikan ke kita juga dari allah bukan dari rasulullah, memang syafaat berkat karena kitashalawat tapi yang memberikan tetap allah.

kesambungan kepada rasulullah ini sangat penting sekali karena daya atau energi ketuhanan rasulullah adalah sempurna sehingga bila kita selalu sambung maka kita kita juga akan menuju kepada kesempurnaan. inilah yang sering disebut sebagai nur muhammad.