Pengobatan tidak harus ilmiah

Ilmiah tidak ilmiah orang berobat yang penting adalah sembuh. Karena tidak ada jaminan seseorang untuk sembuh dengan pengobatan ilmiah juga sudah banyak bukti pengobatan yang tidak ilmiah ternyata manjur dan cespleng. Orang berobat yang sering di lupakan adalah factor keyakinan atau trust, factor ini memegang peranan sangat penting dalam kesembuhan seseorang terlepas dari ilmiah atau tidak ilmiah.
Melihat kasus dukun tiban poniran kita bisa melihat nya dari sisi keyakinan bukan dari keilmiahannya. Sebab kalau ilmiahnya yang menjadi sorotan wah tentu tidak ilmiah tapi kalau kita melihat dari sisi keyakinannya wah pasti keyakinan orang minta disembuhkan poniran sangat besar. Dan jelas saja, ketika comberan poniran dimanfaatkan untuk pengobatan.
Pengobatan seperti ini saya kira tidak perlu dihentikan dengan alasan tidak rasional, atau mengarah kepada kesyirikan. Kalau kemarin diberita IDI sempat minta dihentikan pengobatan poniran ini ya tentunya harus bertanggung jawab untuk bersedia mengobati ribuan orang yang ngantri sama poniran ?!!
Kalau yang dikhawatirkan syirik yang berkembang apakah kalau misalnya kita pergi ke dokter apakah tidak menimbulkan kesyirikan juga , saya kira sama saja kalau kita tidak percaya kepada allah yang menyembuhkan itu namanya syirik terlepas dari itu dokter atau dukun. Jadi tidak bisa mengambil kesimpulan kalau pengobatan ilmiah itu tidak syirik tapi kalau pengobatan tidak ilmiah itu syirik… sekali lagi bahwa kesyirikan tidak ditentukan oleh ilmiah atau tidak ilmiah tapi ditentukan oleh bersandar kepada allah atau tidak bersandar kepada allah.

13 Replies to “Pengobatan tidak harus ilmiah”

  1. setuju pak….

    dalam pengobatan apapun yang sangat diperlukan adalah faktor TRUST, SUGESTI, YAKIN ato apapun istilahe…. sehingga bisa mengaktifkan suatu kondisi Pemulihan/Penyembuhan/Regenerasi ato apapun istilahe…

    bukankah sesungguhnya proses penyembuhan adalah proses SELF HEALING…. suatu potensi yang telah dikaruniakan Alloh kepada makhluk-Nya….melalui kondisi TRUST,dll tsb….(kalo ini medis lebih tau dan menguasai….takut salah..he..he)

    eh pak….kayaknya bukan PONIRAN tuh…tapi PONARI….

  2. dan terkadang masih ada aja yang memandang sebelah mata metode non medis ini….yang gak ilmiah lah….yang gak rasional lah….. bahkan ada yang mevonis itu SYIRIIIK…….

    kemana sandaran itu kita arahkan dan bukan hanya secara fisik (syari’at) kita meletakkan sandaran….tetapi juga secara hakiki…….

    Alloh lah yang menghendaki penyembuhan bisa terjadi atau tidak

  3. kalau dipikir2 pendapat bapak ada benarnya,sebenarnya emang semua tinggal kita sendiri,apakah yakin dan bersandar pada Allah atau tidak.Yang maha menyembuhkan tetap Allah sedangkan dokter,dukun atau obat hnyalah perantara.Perkara sembuh atau tidak,urusan Allah.Yang paling utama tetap bersandar pada Allah.

  4. Assalamualaikum Wr Wb,

    Pak Setyo, pa kabar…smoga kel sehat selalu. Saya mau tanya bagaimana sikap kita saat berikhtiar. Misalnya saya ke dokter, karena sudah cocok dengan dokternya, baru masuk ke ruangannya saja saya sudah berasa sehat. Apakah ini efek kerja dari sugesti.

    Bagaimana agar sugesti ini tidak bertentangan dengan syariah (sehingga tidak membuka jalan ke syirik). Karena jujur agak susah untuk berikhtiar tanpa kita menaruh kepercayaan kepada ybs. Padahal ada salah satu ayat (atau hadist) saya lupa, …” Dan jika kamu sakit, Dialah yang menyembuhkan…”

    Mohon pencerahannya

    Wassalamualaikum Wr Wb
    Sundari

  5. Tentunya banyak kalangan yang gigit jari atas kemunculan ponari dukun cilik dengan batu ajabnya yg mempunyai jumlah angka pasien yg sangat fantastis
    Dan apabila kita mengatakan ini adalah syirik tentulah artinya kita mengakui ini bukanlah kekuatan dari NYA
    yang mana artinya ini kita mengakui ada kekuatan selain dari Allah padahal scr hakikat segala sesuatu datangnya dari Allah dan segala sesuatu tidak ada daya
    dan kekuatan melainkan kekuatan dariNYA.
    Seperti nabi sulaiman para jin ciptaan Allah

    Nah..Dizaman sekarang ini banyak jalan yg ditempuh seseorang baik melalui perantara manusia, jin atau benda2x yg dianggap memiliki
    kekuatan2x yg fantastis dari Allah untuk dimanfaatkan dalam menyelesaikan permasalahan hidup ini
    mungkin ada benarnya dengan prinsip azas manfaat yg dianggap mempunyai manfaat dalam mengarungi kehidupan ini
    Nah..ini sebenarnya kembali kepada diri kitanya sendiri apakah kita mengakui itu kekuatan dari Allah atau bukan kekuatan dari Allah ?
    yang jadi permasalahanya sekarang kita tidak dapat mengetahui keyakinan dalam hati seseorang tersebut karena hanyalah Dia Yang Maha Mengetahui lagi Maha Benar.

  6. Assalamu’alaikum Wr Wb.
    Saya setuju sekali dengan apa yg disampaikan pak Setyo. Ilmiah itu bukan suatu ukuran, karena ilmiah menurut kata orang harus sesuai dengan logika. Sedangkan logika tergantung dari pancaindera dan pengalaman manusia. Padahal kemampuan pancaindera dan pengalaman manusia sangat terbatas, masih hal-hal di alam semesta ini yang belum bisa dijangkau pancaindera manusia.
    Sementara kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu yang terjangkau maupun yang tidak terjangkau pancindera dan pikiran manusia.
    Keyakinan ini tidak bisa dibeli apalagi hanya sekedar dihimbau, dilarang ataupun diperintahkan.
    Wassalmualaikum Wr Wb

  7. Memang segala cara bisa ditempuh untuk mencari kesembuhan, tetapi sesungguhnya yang perlu disadari adalah hamba yang baik itu bukan hamba yang sehat saja. Karena sakit itu bisa jadi karunia dan kasih sayang Allah SWT, karena melalui sakit yang diterima dengan ikhlas dan tawwakal maka dosa yang banyak dapat dikurangi. Masalahnya kita ini inginnya selalu yang enak-enak saja dan serba instan…murah lagi…padahal yang serba kesusu, kemrungsung lan gage-gage (tergesa-gesa dan tidak berhati-hati2) sangatlah dekat dengan syetan dan syirik.
    Saya setuju, cara berobat tidak selalu harus dengan ilmiah…karena kata-kata ilmiah itupun sering diberikan dengan cara tidak tepat….Yang jelas memang ada terapi ilahiah dan alamiah, yang penting untuk menggunakannya harus pandai memilih, yaitu pilih yang halaldan thoyyib. Yang diajarkan dalam Qur’an dan Hadist, dalam ayat kauliyah dan kauniyah. Artinya sinergi dari berbagai penjuru dunia yang penting dalam koridor halal dan thoyyib, tidak sekedar improvisasi (dengan pakai/pinjam ayat Qur’ani), tidak ngawur pakai ide-ide syirkiyah dari agama lain, pakai konsep-konsep agama sebelum Islam datang. Karena Islam ada untuk menyempurnakan semuanya…mau cari yang mana lagi…???!!! Makanya, kita sebaiknya selektif dan kritis, jangan latah, sampai-sampai ilmu psikologi dan terapi yang berlandaskan konsep agama tidak sempurna digunakan untuk menjelaskan agama Islam yang sempurna…pingin tahu lebih lanjut apa yang saya maksud? kontak ke [email protected]

  8. ibu Sundari kabar baik, semoga ibu dan skeluarga demikian juga, menjawab pertanyaan ibu, maka kita harus paham tentang hakikat dan yang bukan hakikat agar kita bisa terhindar dari kesyirikan. hakikat sembuh dari allah, namun yang tidak hakikat adalah dokter atau obat. kalau kita berhenti kepada dokter yang menyembuhkan maka syirik, tapai kalau kita meneruskan ke hakikat kalau yang menyembuhkan adalah allah maka kita akan terhindar dari kesyirikan. demikian bu.
    Bu nani, Hot lensa dan pak Abdi terimakasih share nya…

  9. Terimakasih Pak Setyo atas jawabannya. Demikian juga tanggapan yang lain. Khususnya dengan Bu Nani, bagus dan mengena Bu tulisannya.

  10. Assm…wrwb’
    Yang paling penting dari itu semua adalah akal sehat dan iman yang sehat. standart baik atau benar adalah akal dan iman.kalo ada suatu kasus penyakit. pertma kali Lihat dengan jeli dan teliti masalahnya dengan prosedure :
    1.kenali gejalanya terlebih dahulu.
    2.check ke paramedis, jangan ke paranormal.
    3.tunggu hasil medisnya, uji klinis medis.
    4.bila tidak ditemukan penyakitnya, check ke dokter spesilais yang lain dan lebih ahli.
    5. JANGAN BURU-BURU BAWA KASUS KE NON MEDIS.
    6.BERDO`A KEPADA ALLAH AGAR MEMBERI PETUNJUK DAN PERTOLONGANNYA.
    7.BILA, secara medis tidak terbukti sakit, maka
    berdo`alah kepada ALLAH agar memberi pertolongannya.
    8.cari ahli pengobatan non medis yang sesuai petunjuk agama, dengan melihat siapa pelaku pengobatan dan cara pengobatannya. JANGAN terkecoh dengan penampilan orang tersebut. Yang penting pelakunya menjalankan syariat agama dengan konsisten dan benar dan cara pengobatannya menyandarkan kepada pertolongan Allah.
    9. TETAP BERDO`A KEPADA ALLAH TERUS WALAU SUDAH MINTA BANTUAN KEPADA AHLI PENGOBATANNYA. INGAT!!!!!DOKTER/USTADZ/TABIB ATAU SIAPAPUN HANYA SEBATAS IKHTIAR MAHLUK,BUKAN PENENTU AKHIR.

Leave a Reply to eko Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.