saya bukan sunny dan bukan juga syiah

saya tidak mau terjebak pada golongan, saya beragama islam bukan golongan syiah dan sunny…. bagaimana dengan Anda….

28 Replies to “saya bukan sunny dan bukan juga syiah”

  1. Benar, jangan terjebak dengan fanatisme golongan. Kelak Allah tidak akan memasukkan hambaNya kedalam surga dikarenakan dia sunni ataupun syiah, dan juga bukan karena golongan apapun, sama sekali bukan karena itu.

    1. apa mksud anda mengatakan klo sunny Allah g akn memasukkan hambaNYA ke dalam surga? dan seharusnya yang masuk neraka itu syiah,,,bukanya anda menyalakan keduanya ,,,malah anda salah klo menyalakan keduanya.,.,.,

    1. setuju.. setuju.. untuk apa golongan…. seperti indonesia temo dulu saja ya…NON BLOK

  2. setuju banget pak, pokoke warisan Nabi kesayangan kita Al Quran dan As sunnah wis… titik. lha wong haditsnya jelas: kutinggalkan dua perkara kalau kamu pegang keduanya kamu akan selamat dunia akhirat, kitabullah wa sunnah Nabi

  3. setuju mas setiyo, saya juga hanya berusaha menjadi orang islam secara kafah. Smg qta sll dlm bimbingan Nya.

    1. aminn salam untuk Pak Wi dan semua yang telah respon terhadap ..bukan syiah dan bukan suni… kita mengikuti sunah dan quran saja titik tanpa embel embel suni dan syiah

  4. Kalo sunni bermakna sesuai sunnah, why not? Tapi kalo bermakna kaum awam beragama campur tradisi nenek moyang? say no! Syiah, kalo maknanya cinta keluarga nabi keseluruhan? why not tapi kalo artinya mempertuhankan Ali (ra), melecehkan para sahabat nabi yang lain, hanya mengakui Ali (ra), fathimah (rah) dan keturunannya saja sebagai ahlul bait, say no!
    Harus jelas dengan segala definisi, jangan plintat-plintut macam SUSYI..(sunnah-syiah)

    😀
    salam, semoga sehat selalu..

  5. Saya tantang orang yang anti syi’ah untuk bermubahalah. Biarlah Alloh menjadi hakim pertentangan kita.

        1. yang saya maksud bkn anda pak pur tp orang yg pro syi’ah d atas
          krn yg kafir harus d kafirkan
          jngn prnh smakan SUNNI dan syiah
          SUNNI bkn sbuah golongan tp yg d namakan sunni yaitu islam yg syari’at,,,,,,,,,,,,,,tampa bid’ah tampa mnghina sahabat dan nabi mngikuti sunnah nabi
          lebih jelasnya UMAT ISLAM YG MASIH DLM NAUNGAN DAN TUNTUNAN NABI MUHAMMAD DAN SAHABAT-NYA itulah SUNNI
          yg tak d perkenankan mnyebarkan ilmu d atas syari’at mezki ilmu2 itu jg benar seperti HAKIKAT MAKRIFAT DAN TARIKAT
          krn ilmu2 itu tak mungkin bisa sampai tampa se izin Allah
          kbanyakan orang yg blajar ilmu2 tersebut menjadi meremehkan syari’at tak mnghargai ulama krn mrasa lebih tinggi ilmu nya dan kbaxakan se enak nya melakukan ibadah seperti mngatakan TAK USAH SOLAT KLO TIDAK IKHLAS
          itulah syetan…….krn yg dtang pd manusia yg blajar pd ilmu2 d atas ada 2 BISA Allah yg memberi petunjuk langsung TP kebaxakan syetan
          dari itu rosulullah tak mnganjurkan penyebaran ilmu2 itu dan bukan zaman x lg
          WONG SYARI’AT X AMBURADUL
          klo msih puxa nafsu jngn bilang hakikat,,,klo masih punya hutang jngn bilang makrifat….WSSALAM kita umat islam jngn mau d pecah belah

  6. Yang teramat mulia Nabi Muhammad s.a.w wafat tanggal 2 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijrah, bersamaan dengan 8 Juni 632 M. Pada hari wafat beliau sekumpulan kaum Ansar (Sahabat-sahabat Nabi yang berasal dari Madinah) berkumpul di suatu Balairung yang bernama SAQIFAH BANI SA’IDAH untuk mencari Khalifah (pengganti Nabi yang sudah wafat). Kaum Ansar ini dipimpin oleh Sa’ad bin Ubadah (Ketua kaum Ansar dari suku Khazraj). Mendengar hal ini kaum Muhajirin (Sahabat-sahabat asal dari Makkah yang berpindah ke Madinah) datang bersama-sama ke Balairung itu, dengan dipimpin oleh Saidina Abu Bakar as-Siddiq Rda. Sesudah terjadi perdebatan yang agak sengit antara kaum Ansar dan kaum Muhajirin yang setiapnya mengemukakan calon dari pihaknya, bersepakatlah mereka mengangkat sahabat yang paling utama Saidina Abu Bakar as-Siddiq sebagai khalifah yang pertama. Perdebatan ketika itu hanya terjadi antara golongan kaum Ansar yang mengemukakan Sa’ad bin Ubaidah sebagai calonnya dengan kaum Muhajirin yang mengemukakan Saidina Umar bin Khattab atau Saidina Abu Bakar sebagai calon-calon khalifah Nabi. Dalam pertemuan itu tidak ada seorang pun yang mengemukakan Saidina Ali bin Abi Talib sebagai Khalifah pertama pengganti Nabi. Faham kaum Syi’ah belum ada ketika itu. Yang ada hanya kaum Ansar dan kaum Muhajirin, tetapi ternyata bahawa perselisihan faham antara kaum Ansar dan kaum Muhajirin tidak menimbulkan firqah dalam usuluddin, kerana perselisihan pendapat sudah selesai di kala Saidina Abu Bakar sudah terangkat dan terpilih secara suara sepakat.

  7. Pada tahun 30 Hijriah timbul faham Syi’ah yang diapi-apikan oleh Abdullah bin Saba’ yang berposisi terhadap Khalifah Saidina Usman bin Affan. Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang masuk Islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak begitu dapat penghargaan dari Khalifah dan juga dari umat Islam yang lain. Oleh kerana itu ia kesal. Sesudah terjadi “peperangan Siffin”, peperangan saudara sesama Islam, iaitu antara tentera Khalifah Ali bin Abi Talib dengan tentera Mu’awiyah bin Abu Sufian (Gabenor Syria) pada tahun 37 Hijrah timbul pula firqah Khawarij, iaitu orang-orang yang keluar dari Saidina Mu’awiyah r.a dan dari Saidina Ali r.a.

    Pada permulaan abad ke II H timbul pula kaum Muktazilah, iaitu kaum yang dipimpin oleh Washil bin ‘Atha’ (lahir 80 H-wafat 113 H) dan Umar bin Ubaid (wafat145H). Kaum Muktazilah ini mengeluarkan fatwa yang ganjil-ganjil, yang berlainan dan berlawanan dengan I’itiqad Nabi dan sahabat-sahabat beliau. Di antara fatwa-fatwa yang ganjil dari kaum Muktazilah itu, ialah adanya “Manzilah bainal manzilatein”, yakni ada tempat di antara dua tempat, ada tempat yang lain selain syurga dan neraka. Banyak lagi fatwa-fatwa kaum Muktazilah, umpamanya fatwa yang mengatakan bahawa sifat Tuhan tidak ada, bahawa Quran itu makhluk, bahawa Mikraj Nabi hanya dengan roh saja, bahawa pertimbangan akal lebih didahulukan dari hadis-hadis Nabi, bahawa syurga dan neraka akan lenyap, dan lain-lain fatwa yang keliru.

  8. Alhmdllah…..setuju!!!!dan hanya berusaha menjadi apa yang diinginkan Allah “tidak Kuciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdi padaKU”

  9. gk usah rame msalah islam, berkcalah anda sblm brpendapat, bnyak jln mnuju ka’bah.. Sempurnakan ibadahmu dlu, yg mncatat amal tu malaikat bkn wasit atopun hakim.. Yg pntg rukun islam n iman sama

  10. naaaaaaaaaaa yg seperti ini yg saya katakan bahwa bapak pur ini kurang bijak dlm mngambil judul
    klo orang awam iya2 aza krn tidak mngerti
    TP APAKAH ANDA TAU SUNNI ITU APA..???
    yg d maksud SUNNI itu adalah ahlussunnah wal jamaah artinya pengikut nabi dan ajaran nabi muhammad
    JNGN SAMAKAN SUNNI DG SYIAH WOOYYY
    sy tau anda memakai ilmu makrifat tp tolong jngn bw orang awam lm ilmu itu krn ilmu makrifat tidak bisa tampa se izin Allah
    TAUKAH ANDA,,,ilmu MAKRIFAT,TAREKAT dan HAKIKAT itu tidak bisa ada tampa ADANYA SYARI’AT
    naaaaaaaa syariaaat itu ada pd SUNNI YAITU AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
    SABDA ROSULULLAH:
    sataf tariku ummati ala tsalatin we sab enah firqoh kulluhum finnar illa wahid (man hum ya rosulullah..??..))ma ana alaihi we ashabihi
    ARTINYA…..>>>ummatku akan berkelompok sebayak 73 golongan dan semua itu d neraka,,,hanya satu yg tidak>>SIAPA DIA YA ROSULL<<< dia adalah orang yg masih d dlm bimbinganku dan para sahabatku YG ARTINYA ahlussunnah waljamaah
    TP BUKAN BERARTI YG SUNNI TIDAK MASUK NERAKA YG D MAKSUD SUNNI YG BENAR2 SUNNI BKN CM SUNNI KTP

  11. sungguh hebat penulis blog .#### Buat apa repot repot meng artikan alquran kalau sudah jelas artinya………….###### memegang saja harus suci………..untuk membaca saja harus punya ilmunya………….apa lagi untuk menafsirkannya…………kalo penulis meng artikan alquran menurut anda sendiri tolong arti itu simpan di dada anda ……gunakan sendiri………….bagai mana bisa meng artikan alquran kalo bacanya saja gak karuan (tajwid, nahwu sorof gak tau……) ***** belajarlah dari angka 0 kemudian 1 dan seterusnya………..j

    1. sebagai umat yang berpikir cerdas mestinya harus meningkat artinya menggunakan ilmu sebelumnya untuk mengakselerasi ilmu berikutnya…. jadi kalau terjemahan sudah ada tafsir sudah ada terus mau apalagi… tinggal dijalanin saja… tidak perlu repot repot belajar dari nol. seperti …. untuk apa harus menemukan lagi bolam lampu toh thomas alfa edison sudah menemukan lampu dan dan sekarang sudah ada LED lebih canggih lagi jadi tinggal pakai saja teknologi terakhir…..kalau kita harus mulai dari NOL umat islam akan ketinggalan jaman. Umat islam ini jadi bulan bulan umat yang lain karena cara berpikir dan cara bertindak yang masih priimitif dalam beragama lebih pada belajar dari pada mengamalkan. Hidupnya habis untuk belajar dari pada mengamalkan. coba saja lihat menjadi santri sejak usia 7 tahun sampai itungan lulus sma jadi 12 tahun. setelah 12 tahun nyantri belum siap kerja … belum bisa produktif …. terus mau dibawa kemana islam ini …… coba bayangkan jika dipangkas misalnya usia 7 tahun sudah diajari hal hal yang produktif yang bermanfaat bagi umat pasti islam ini akan sangat maju. Pendidikan islam ini seharusnya menjadi tempat mencetak umat yang bermanfaat bukan umat yang hanya pandai saja dalam hal agama. bagi saya tidak perlu lagi belajar nahwu sorof karena akan memakan waktu lama cukup dengna teknologi yang ada kita gunakan untuk mempelajari bahasa arab terutama bahasa quran. yang penting adalah memahaminya lalu menjalankannya bukan mempelajari sampai jenggotan lalu berbangga bangga bisa nahwu sorof, lalu merendahkan orang yang tidak bisa nahwu shorof. ilmu tidak akan ada manfaatnya bila demikian. maka dari itu jalankan saja agama itu …..

Leave a Reply to Fajar Tawikrama Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.