syariat tarikat hakikat makrifat

4 istilah yang tidak dipsisahkan satu sama lain, inilah paket yang lazim dikenal dalam dunia persufian (penyucian diri). seorang salik tidak bisa lepas dari 4 istilah ini.

pertama dia harus belajar tentang syariat yaitu tentang fiqh mempelajari syarat syahnya sholat, rukun sholat yang membatalkan sholat, wudlunya, airnya dll… inilah dasar pijakan seorang yang mau mencapai ketinggian derajat. syariat adalah gerbang awal unutk menjalankan atau untuk berjalan. dia harus tahu bagaimana cara jalan kendaraan yang dipakai. tahu cara staternya, tahu cara mengendarainya, tahu cara ngeremnya dan tahu segala yang diperlukan untuk berjalan.

jika semua cara yang diperlukan sudah tahu maka saatnya perjalan dimulai.  jika seseorang sudah tahu tata caranya sholat, tahu fiqhnya sholat maka langkah selanjutnya adalah menjalankan shiolat itu sendiri berdasarkan fiqh atau syariat yang sudah dipelajarinya, inilah yang dinamakan dengan thoriqoh atau jalan yakni menjalankan apa yang sudah diketahuinya.

seorang salik yang sudah menjalankan thoriqohnya maka dia akan memulai perjalanan spiritualnya. yang namanya berjalan pasti akan melalui segala sesuatu yang dikanan dan kiri dari jalan yang dilalui tadi. disinilah pelajaran pelajaran spiritual mulai diajarakan, siapa yang mengajarkan ya Allah sendiri. Allah akan mengajarkan berbagai macam ilmu hakikat dari berbagai keadaan. hakaikat hakikat ini nantinya akan bermuara membentuk satu titik pencerahan yang dinamakan dengan makrifat. inilah titik yang selalu ditunggu oleh seorang salik yakni pencari spiritual.

58 Replies to “syariat tarikat hakikat makrifat”

    1. adakah diajarkan masalah mujahadah di pesantren skarang, apalagi mengenai khalut, suluk dan tapa, Rasulluah yg sudah dijamain langit dan bumi tetap melaksanakan khalut, kenapa kita yg merasa ummatnya malah alim dengan baca dan tulis

      1. y bgtu jg bgus tpi yang kenal syari’at pasti taulah kedaan menyikapi hukum secara dzohir yaitu aturan atauaran yang kelihatan dan jg dalam agama islam kan syarita juga menuntun kita,, baca tulis jg itu perinta allah. kita di suruh untuk belajar nah itu merupakan syari’at jg kn … kita hurus dapat menyiklapi hidup dan perbedaan,, hukum syari’at nabi yang sampai kepada kita melalui jalan yang panjang itu banyak perbedaan penafsiran. ya kita harus pande2 menyikapi kedaan seseorang dalam menjalankan syariat islam, bgai mana kita merubah atau mengajak seseorang kejalan allah. ibadah itu bnyk sekali macamnya.. jangan suka menghujat… koreksi lah diri kita sebelum mengoreksi orang lain.. atau sistem pengajaran islam yang berbeda-beda

  1. apakah orang yang sudah mencapai makrifat itu tidak perlu lagi bekerja?
    Dunia itu menurut pandangan bapak seperti apa?
    kasih tips biar bisa mencapai makrifat ustad

    1. Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam. Bekerja, beribadah, semua diniatkan “Karena Allah Lillahi Ta’ala”. Kematian hanyalah perpisahan antara Roh dan jasad. Jasad atau tubuh hanyalah merupakan rumah atau pakaian dari roh. “Bersihkanlah pakaianmu.” Istinja, mandi, wudlhu, dan puasa adalah cara-cara untuk membersihkannya. Shalat untuk mengenal dan dekat dengan Allah dan Zikir untuk mengakrabkan diri dengan Allah.

  2. Sudah diketahui rahsia ALLAH s.w.t, tapi hati ini meronta-ronta untuk membenarkan yang hak, tapi jika dibuka rahsia ALLAH di kuatiri manusia akan menyalah tafsirkan yang dimaksud antara hak & batil. seperti Khabah di mekah bagi yang mengetahui yang hak khabah itu tiada ada apa-apa makna iaitu makluk tiada berkuasa melainkan ALLAH s.w.t dan mekah bukanlah tempat untuk mensucikan hati seperti diketahui oleh orang awam..

  3. secara syariat shalat kita arahkan pada arah ka’bah yang berada di mekkah al mukarommah, kiblat islam adalah ka’bah itu sendiri tapi ada apa dibalik ka’bah itu? bukankah dalam ka’bah adalah suatu ruang yang kosong tanpa isi ? itulah yang ada ka’bah dalam diri adalah hati ini maka hati manusia haruslah menjadi kosong, meniadakan sesuatu lainnya kecuali yang Haq. beribadah padanya secara dhohir dan batin, syari’at mungkin sebagai gerbang awal, tapi menurut saya syariat dan hakikat adalah harus terus sejalan bergandengan agar tiada ketimpangan sehingga ibadah kita akan penuh makna. wallahu alam.

  4. menurut saya sih pak, tergantung maqom bapak, kalau bapak nantinya sudah dianugerahi ma’rifat oleh Allah maka bapak perhatikan dari manakah jalannya awal mulanya Allah berikan anugerah tersebut. banya ulama salaf yang mengenal Allah (ma’rifat) tetap bekerja, karena dalam bekerja itu ada inti ibadah juga. kalau menurut saya cukup bapak perhatikan dulu pada maqom mana jiwa bapak sekarang berada, maqom asbab atau maqom lainnya? lalu ihlaskan semuanya pada ketetapan Allah.

    1. Setujuuuuuuuu…!! Wah seandainya mas Abu Athaillah yang jadi caleg, pasti gw chontreng dech photonya…

  5. PERBEDAAN ADALAH RAHMAT.

    Syariat, Tarikat, Hakikat, dan Makrifat, masing- masing adalah jalan dalam mencari ilmu yang Hakiki.

    “Allah telah menjadikan Ka’bah (sebagai) Bait Suci tempat beribadat dan mermukim untuk manusia, demikian juga Bulan Suci, demikian juga binatang kurban, baik yang berkalung (diternakkan) maupun yang tidak.

  6. AHLI HAKIKI ITU TERIKAT DALAM PERSAUDARAAN. SATU RUH, DI MANA MEREKA SALING MENCINTAI DAN SAYANG- MENYAYANGI.

    Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara HAMBA- HAMBA ALLAH, terdapat segolongan orang- orang, mereka bukan para Nabi atau para Syahid, tetapi para Nabi atau para Syuhada serta yang lain MERASA IRI KEPADA MEREKA karena tingginya kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “YA RASULULLAH, CERITAKAN KEPADA KAMI, SIAPAKAH MEREKA ITU?”
    Beliau menjawab, “Mereka adalah orang- orang yang saling mencintai DENGAN RUH ALLAH
    tanpa ada hubungan darah di antara mereka, dan tanpa ada urusan jual beli yang sedang mereka kerjakan. DEMI ALLAH, sesungguhnya wajah- wajah mereka adalah cahaya, dan mereka berada di atas nur. Mereka tidak takut ketika manusia takut, dan tidak bersedih ketika manusia merasa sedih.”

    “CAMKANLAH, SESUNGGUHNYA (SIFAT) WALI- WALI ALLAH ITU, TIDAK PERNAH MERASA TAKUT DAN TIDAK PULA MERASA DUKA CITA (DENGAN UJIAN DUNIA).” (Q.S. YUNUS: 62)

  7. Hakikat dari qurban adalah untuk membunuh sifat binatang dalam diri manusia, hakikat melempar jumrah adalah membuang sifat setan dalam diri manusia. Berangkat haji dengan pakaian iman dan pulangnya dengan pakaian takwa.

  8. Pandangan ibadah di dalam ilmu Hakiki, bahwa Nabi melaksanakan Syariat agar dapat diikuti. “Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”, dan ditauhidkan artinya disyirkan atau dilaksanakan oleh hati. “Jika tidak aku syariatkan, bagaimana kalian dapat mengikuti aku?” Ditauhidkan berarti tidak ada suara. Tidak dikeraskan dan tidak dipelankan, tetapi diucapkan di dalam hati. Ibadah yang tidak ditauhidkan akan sulit masuk ke maqam makrifat, terlebi- lebih lagi dalam ilmu hakiki yang menuntut kehalusan gerak dan suara hati, bahkan hingga ke tingkat rasa dan perasaan. “Aku menurut perasaan hamba-Ku.” Tiada amalan yang dizahirkan pada lisan, kecuali hanya diucapkan di dalam hati. “Janganlah engkau gerakkan lidahmu” atau setan- setan akan merampas apa yang keluar dari mulutmu lalu membawanya ke dukun- dukun.

  9. “Hamba-Ku yang berada di dalam Hadirat-Ku ia dapat melihat Nama itu tidak memiliki kekuatan hukum apa pun selain-Ku… Itulah Maqam yang mengejutkan… Maqam al-Buhut, maqam terakhir, yang mana semua hati berhenti di situ.”

  10. “Bila engkau menafikkan Nama (al-Ism), maka tibalah engkau pada Wusul (telah sampai)… bila tiada terlintas padamu Nama, maka tibalah engkau pada Ittisal (hubungan). Bila engkau dalam hubungan, maka engkau pun berkehendak dan berkemauan seakan- akan engkau menafikan Nama itu dan tidak lagi terlintas Nama itu disebabkan sangatnya tarikan kuat (al wajdu bil musamma) dari yang dinamai itu. Itulah tingkat yang tertinggi, derajat paling atas tentang kecintaan terhadap Dzat Ilahiah.”

    Maka dapat dipahami mengapa begitu pentingnya Tafakkur sebelum shalat.

  11. “Bila engkau hilang dalam kelenyapan dan Akulah yang mendapati dan menemukan, cukup kiranya engkau untuk-Ku (masing- masing dari kita mendapati yang lain)… Engkau yang dicari dan Akulah yang menemukan, Akulah yang dicari dan engkau yang menemukan, bukan dari siapa yang ghaib!”

    “Bila selain-Ku yang engkau temukan, semoga engkau memenangkan peperangan. Bila Aku yang engkau temukan, engkau pun akan bingung tanpa bersama-Ku, dan akan terheran- heran kecuali engkau di sisi-Ku. Jika engkau tiada melihat-Ku, janganlah engkau meninggalkan Nama-Ku.”

  12. “Aku tiada berkesudahan hingga dapat dilihat di balik segala sesuatu. Perjuangan pertama menuju kepada-Ku, hendaknya engkau memandang pada-Ku tanpa berkedip sekejap pun.”

    “Hendaklah engkau mengatasi urusan dan persoalan dengan penuh rasa takut, niscaya akan Aku teguhkan hatimu dan kemauan kerasmu. Jangan hendaknya kamu mengatasi dengan harapan dan angan-angan, niscaya akan Ku-bongkar manakala sudah hampir mencapai penyelesaian.
    Bila engkau tidak lazimi Dzikir menyebut Nama-Ku, Sifat- SifatKu, dan puji-pujian untuk-Ku, niscaya yang seharusnya Dzikir itu untuk-Ku berbalik pada dirimu sendiri, dari Sifat-Ku menjadi sifatmu.”

  13. “Wahai manusia, jika seorang mukmin membuat kebaikan, maka diri kebinatangannya akan berganti menjadi hatinya, ia akan menuruti perintah hatinya. Diri itu pun akan mencapai kesadaran hati, kemudian hatinya bertukar menjadi rahasia. Rahasia itu juga berganti menjadi Fana’. Keadaan Fana’ itu pun bertukar lalu menjadi wujud yang lain.” Kemudian diperintahkannya agar kawan- kawan itu pergi melalui tiap- tiap pintu.”

  14. “Wahai manusia! ketahuilah, bahwa Fana’ itu mengesampingkan semua makhluk dan menukar keadaanmu menjadi malaikat, kemudian kembali kepada keadaan semula, dan setelah itu Tuhanmu memelihara kamu sebagaimana yang dikehendaki-Nya.”

    Jika kamu menginginkan maqam ini, maka gunakanlah Islam dan menyerahlah kepada Takdir Allah. Setelah itu perolehlah ilmu Allah, kemudian sadarkan diri kamu sepenuhnya akan Allah dan berada dalam Allah. Jika kamu berada dalam wujud yang demikian itu maka kamu akan menjadi kepunyaan Allah sepenuhnya. Bersifat WARA’ itu ibarat kerja satu jam, bersikap SEDERHANA di dalam segala hal itu ibarat bekerja dua jam, sedangkan MA’RIFAT Allah itu ibarat bekerja terus menerus.

  15. BERHALA

    “Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuh-Ku” (Q.S. 26: 77)

    Oleh karena itu, anggaplah diri kamu dan seluruh makhluk sebagai berhala, dan dengan demikian janganlah kamu menuruti dan tunduk pada semua itu. Hanya dengan itu saja maka kamu akan dikaruniai rahasia- rahasia dan ilmu- ilmu ketuhanan serta perkara- perkara yang jarang ditemui orang. Kemudian kamu akan diberi kekuasaan untuk menjadikan dan keramat. Dan ini adalah semacam kekuasaan yang diberikan oleh Allah kepada orang- orang yang percaya kepada Allah S.W.T. dan yang ghaib. Apabila kamu berada di dalam keadaan ini, maka seakan-akan kamu telah bangkit hidup sesudah mati di hari akhir.

  16. Sebenarnya, ketika kita shalat sambil berzikir, itu sih sudah khusyuk. Hanya kadang- kadang kita kurang yakin jika belum merasakan apa- apa, atau belum melihat hal- hal yang ajaib. Yang jelas khusyuk itu membawa ketenangan dan kedamaian.

    Jika merasakan dingin, itu pertanda turunnya rahmat. Kadang- kadang di dada, kadang di punggung, kadang seluruh tubuh sehingga kita benar- benar menggigil, sementara kita tahu bahwa cuaca di sekitar kita sangat panas. Yang jelas menggigilnya bukan karena sakit atau meriang. Ha,,, ha,,, ha,,,

  17. Sami’na wata’na.

    Ikuti ketukan pertama di dalam hati, karena ketukan kedua itu adalah setan. Sebentar…, nanti dulu…, setelah ini…, dsb. Perbedaannya jelas terasa.

  18. Janganlah engkau yang shalat.

    Biarkan rohmu, dirimu yang sejati menjadi pengawas atas dirimu, karena Dia-lah yang menggerakkan tubuhmu. Janganlah engkau yang membaca, biarkan hati kecilmu yang membaca sendiri, cukup engkau memperhatikan bacaannya yang pelan… halus… dan lemah… itu. Seakan- akan engkau yang membaca, tetapi itu bukan kamu. Ketika perasaanmu ingin rukuk dan sujud, maka lakukanlah. Ikutilah kata hatimu, jangan mengikuti bilangan- bilangan.

  19. Khusyuk

    Turunkan pikiranmu ke dada, satukan gerakan dan ucapanmu, seakan- akan gerakan itulah yang bersuara, tidak ada yang saling mendahului karena satunya ucapan dan gerak.

    Jangan engkau yang shalat, cukup engkau menjadi pengawas. Jika hatimu memerintahkan sujud, maka sujudlah, jika hatimu belum memerintahkan engkau bangkit maka tetaplah engkau sujud, jangan engkau ikuti bilangan-bilangan. Cukup engkau diam tenang dan menjadi pengawas atas hati dan tubuhmu.

  20. Kadang-kadang kita merasa shalat kita beda dari biasanya, itu karena kita langsung melaksanakan perintah yang mengingatkan kita dari dalam diri kita, inilah makna hakiki dari sami’na wata’na, tidak ada alasan atau campur tangan akal untuk menunda-nunda.

    Janganlah engkau shalat, karena kita telah pasrah mengikuti perintahnya. Kita hanya rileks, pasrah seperti kanak-kanak. Tidak ada beban, karena kita hanya menjadi pengawas atas pembacaan yang tanpa upaya, dan pengawas atas tubuh yang bergerak atas perintah hati, tanpa menghitung-hitung nama-Nya. “Hanya orang-orang kikir saja yang menghitung- hitung Nama-Ku.”

  21. Dzikir itu tidaklah sulit, karena pada saat kita ingat, sebenarnya kita sedang lupa. Perhatikan tempatnya di dalam diri, ikuti denyutnya, lalu masukkan zikir, maka zikir itu akan berjalan sendiri selama ia masih berdenyut. Setiap kita teringat, ulangi hal yang sama. Simpel, tidak bertele-tele.

    Ketika akan wudlhu, ingatlah perkara yang sedih, dan rasakan di mana tempat rasa itu berada. Hapalkan tempat itu, lalu masukkan zikir ke dalamnya. Tetapi kontrol ketika hendak Takbir, karena jika lepas kontrol maka tangisan meledak dan akan mengganggu gerakan shalat.

  22. SASTRA PESISIR- SUNAN BONANG

    Kebajikan utama ialah mengetahui hakikat shalat yang sebenarnya tidak hanya pada waktu Isya- Maghrib, tetapi juga ketika Tafakkur dan shalat Tahajjud dalam keheningan. Buahnya ialah penyerahan diri termasuk akhlak mulia.

    Apakah shalat yang sebenar-benarnya shalat? Renungkanlah hal ini: Jangan lakukan shalat andai tidak tahu siapa yang dipuja. Bilamana kau lakukan juga, kau memanah burung tanpa melepas anak panah dari busurnya. Jika kau lakukan sia- sia, karena yang dipuja wujud khayalan sendiri.

  23. Lalu apa pula dzikir yang sebenarnya? Dengar, walau siang malam berdzikir, jika tidak dibimbing petunjuk Tuhan, dzikirmu tidak sempurna. Dzikir sejati tahu bagaimana datang dan perginya nafas. Di situlah Yang Ada, memperlihatkan hayat melalui yang empat (empat anasir).

    (Dari Google: Sastra Pesisir Jawa- Timur.)

  24. makrifat adalah puncak spritual tertinggi.apakah benar apabila kita mengenal diri sendiri maka kita kenal sama Alloh?mengenal diri yang seperti apa?apakah sifat 20 Alloh itu adalah ada pada diri manusia apa hubungannya dengan manunggaling kawulaning gusti?

  25. AGAMA BERLAKU BAGI MANUSIA YANG BELUM DAPAT KETEMU DAN BERKOMUNIKASI LANGSUNG DENGAN PENCIPTANYA.
    SYARIAT, TARIKAT, HAKIKAT, DAN MAKRIFAT TIDAK DAPT DILAKUKAN HANYA SEPOTONG-PTONG ATAU PARSIAL. JADI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK TERPISAHKAN.

  26. tentang syahadat bagaimana kiita dikatakan bersyhadat pahadahal kita belum menyaksikan berarti kita bersaksi logikanya kalo kita bersaksi berarti kita tau yang sebenarnya.selama ini penyaksian kita palsu haNYA DIMULUT SAJA .untuk kita bersaksi kita harus tau.yaitu mengenal ada 4 mengenalnYa: asma,sifat,dzat,af’al.

    1. Numpang lewat ya …
      siapa yang bilang sufi itu filsafat…?
      kami tidak pernah mengenalnya kecauali istilah wahabi pendukung inggris dan amerika untuk memperoleh ulama dan raja dengan jalan mengizinkan memproduksi dan menjual minyak untuk mareka dan membunuh serta keturunan nabi, apa yang dilakukan raja suud dan keturunannya sekarang semua negara islam hancur akibat ulah raja suud dan keturunannya, sadarkah andah dibalik itu coba anda lihat kebelakang masa kejaan orang semua dunia hampir islam, tapi sekarang semua arab hancur. jadi filsafat sufi ada sama kami ilmu kasyaf atau laduni anugerah Allah setelah berjuang melawan nafsu syaitan dan selain Allah, barang siapa yang tidak mengingat kepada Tuhan yang Maha pemurah maka syaitanlah yang menyertainya walau sudah menjadi ulama dan memakai jubah para nabi 7 lapis, tapi tidak lebih dari keladai memikul kitab, insan berujud binatang.

      1. kaum sufi lah yang berani berjuang melawan dan penetrasi ke daerah daerah……. sedangkan lainnya biasanya menumpangi yang katanya “meluruskan” ajaran para wali yang sesat. sungguh saya hormat kepada kaum sufi yang telah menyebarkan islam di indonesia. kaum lainnya kadang hanya datang menimbulkan perselisihan.

  27. Dalam hal ibadah harus ada dalilnya..contohnya…dari Rosulullah dan salafus sholeh..!.dan akidah sufi tidk sejalan dg..akidah ahlus sunnah..! Agama ini bukan hasil pikiran filsafat manusia tapi islam di wahyukan Allah kepada muhammad..dan sbg umat harus sami’na wa athokna..dg al-quran dan hadist( yg benar)

      1. Anda berarti belum paham banget tentang dalil-dalil tentang makrifat karena makrifat itu tidak berlawanan dengan Agama dan banyak dalil dalam Al-qur”an dan hadist.banyak didalam hadist qudusi tentang yang menerangkan tentang makrifat.Perlu diketahui sebelum rasululloh bersyari’at rasul lebih dulu bermakrifat.anda hanya belajar tentang syariat aja tapi ilmu tauqidnya nol.jadi sebelum meberikan koment anda harus punya dasar yang kuat .Anda belajar ke para ustad atau kiyai apa itu tauqid dan apa itu makrifat.anda harus tau isensi makrifat itu.jangan setengah-setengah akhirnya menimbulkan prasangka yang tidak baek.

  28. saya setuju, bahwa masih banyak diantara kita melihat kegiatan sufi dari sisi luar saja. Padahal jika kita sedikit saja mau menengok ke dalam, dengan mengedepankan ilmu/syariat (basic skill yaitu al-quran dan hadist nabi saw). Orang-orang yang telah mengamalkan syariat berarti telah ber-tarekat (menempuh jalan) sesuai dengan tuntunan nabi saw. Mengenai hakikat atau makrifat (mengenal) saya tidak tahu.

  29. Adalah didalam kajian hakikat kesemua perjalanan AGAMA bersendikan akan perjalanan pulang iaitu pengenalan akan AGAMA ialah untuk mengenali asal dan usulnya diri kita dan kaitan kita dengan Tuhan. Maka sebagai mana yang telah kita ketahui perjalanan mengenal itu membawa kita kepada pengertian SHARIAT, TARIKAT, HAKIKAT DAN MAKRIFAT dan juga yang dikatakan MARGA atau JALAN dalam kefahaman AJARAN HAKIKAT maka PERJALANAN itu sebenarnya IALAH jalan kita mendekati akan Tuhan kita iaitu mengikuti peraturan yang menjadi asanya HUKUM agar patuh akan apa yang dikehendaki dan kedua kebaktian diatas peraturan itu yang membuka kepada pintu RAHMATnya dan menyempurnakan akan pengenalannya dan sampai akan perjalanannya kepada Tuhannya.
    Maka sempurnanya itu diatas PERJALANAN AGAMA ialah memahami akan zahirnya atau turunnya akam hukum itu dan mematuhi akan hukum itu bukan diatas suatu PAKSAAN dan MENERIMA PADAH jika ditolak tetapi diatas mengenal TUHAN ITU DAN MENYINTAINYA bukan seperti PERCAYA KEPADA TUHAN kerana ini tiada membawa manusia itu kepada keimanan sejati kerana sekadar percaya adalah membawa kepada DASAR KEWAJIPAN kerana takut didera sementara KENAL DAN CINTA Tuhan membawa erti ibadat diatas sebab kerana cinta tanpa paksaan dan bukan kerana DOSA atau PAHALA maka disini kita lihat HUKUM ITU DIPATUHI TETAPI KENA TAHU KENAPA BARU SEMPURNA KENYATAAN KITA.
    Akan perkara yang dikenali sebagai PERJALANAN itu terbahagi ia kepada 7 makam iaitu
    1. SHARIAT – TUBUH
    2. TARIKAT – HATI (SANUBARI)
    3. HAKIKAT – QALBI (HATI FUAD)
    4. MAKRIFAT – SIR
    5. HARIKAT – SIRUSIR
    6. RAMAKAT – KHAFA
    7. EKATAT – AKHFA

    Empat yang pertama telah dikenali sementara tiga yang terakhir merupakan batin kepada MAKRIFAT.
    RENGKASAN 4 JALAN YANG PERTAMA
    1. SHARIAT = satu jalan zahir yang membentuk suatu peraturan yang telah digariskan oleh Allah dalam Al-Quran dan rasulullah melaluinya hadis.
    KARMAMARGA SEMBAH RAGA – ertinya perjalanan ibadatnya hanya bertumpukan diatas kesungguhan dan tertib akan ibadatnya dan berusaha untuk memperbaiki akan ibadatnya sehingga tiada cela lahiriahnya dan mengharapkan diatas kelakuannyanya itu mendapat ganjaran

    2. TARIKAT = satu jalan yang diterokai bagi merapatkan diri dengan Allah s.w.t.. Ianya merupakan jalan menyucikan diri dan hati supaya terbentuk jalinan akrab diantara dirinya dengan Allah s.w.t.
    BAKTIMARGA SEMBAH SUKMA – ertinya perjalanan ibadatnya yang semakin mantap dikeusiaannya dan kerajinannya menjalankan ibadat dengan sempurna shariatnya membawanya kepada tahap kebaktian yang sejati kepada Tuhannya

    3. HAKIKAT = suatu jalan menyelami dan mengenali diri sendiri yang merupakan satu-satunya jalan ke arah makrifat diri dengan Allah s.w.t.
    JANNAMARGA SEMBAH JIWA – ertinya perjalanan ibadatnya disertai akan ilmu yang memberi erti diatas segala hukum shariat itu yang mana dia memahami kenapa dan apa maksud shariat itu

    4. MAKRIFAT = adalah jalan yang dilalui oleh wali Allah yang agung.
    YUGAMARGA SEMBAH RAHSIA – ertinya perjalanan ibadatnya sudah mencapai tahap kesempurnaan yang tertinggi dan sudah keluar dari tabiat kebiasaan beribadatnya manusia dimana segala ibadatnya tertumpu diatas kefana’an dirinya sehingga tiada lagi keberadaan dirinya

    PENGENALAN KEPADA HARIKAT, RAMAKAT DAN EKATAT
    Selepas pengenalan kepada empat perjalanan maka disini diperkenal akan 3 lagi jalan yang membawa kepada kesempurnaan terakhir. Adapun 3 jalan terakhir ini adalah batin kepada MAKRIFAT atau jalan RAHSIA alam SIRURSIR namanya terbahagi kepada 3 BATINnya iaitu
    1. Sirrusir ( RAHSIA DALAM RAHSIA)
    2. Khafa (TERSEMBUNYI –GHAIB)
    3. Akhfa (AMAT TERSEMBUNYI – GHAIBUL-GHAIB)
    Pengenalan jalan ini hanya terbuka kepada manusia dalam masa 11 ribu tahun sekali dan hampir-hampir tiada yang dapat melengkapkan kerana setiap jalan itu pula terbuka untuk 11 orang manusia yang terbaik diantara bangsa dan keturunannya dan lagi setiap perjalanan itu memakan 1.1 juta tahun dan penghujung perjalanan ini jika lengkap akan tiga perjalanan memakan masa selama 330 juta tahun.
    Adalah pengenalan akan HARIKAT, RAMAKAT dnan EKATAT ini suatu yang dinamakan batin kepada makrifat dimana makrifat itu sendiri terpecah kepada tiga bahagian tersebut menjadi ia hakikat akan makrifat atau batinnya makrifat itu. Kefahaman diatas perkara ini amat bergantung diatas kefahaman makrifat itu sendiri dan hanya terbukti kebenarannya apabila seseorang itu telah sampai kepada pengajian makrifat.
    MARTABAT PERJALANAN HARIKAT
    Ianya suatu jalan yang membawa ertinya kesatuan diatas dua keberadaan yang ditampirkan sabagai INSAN AL-KAMIL iaitu sempurnanya KUN diatas lidahnya satu Kun dengan Tuhannya, inilah martabat orang yang telah memasuki wilayah MAKRIFAT segera tenggelam didalam lautan ilahiyah yang menjadikan dirinya tiada lagi berkata diatas lidahnya melainkan di KUN-kan oleh Tuhannya. Mereka yang didalam martabat harikat ini menjadi dia RAJA yang akur akan segala sesuatu dan menjadi dia penghukum hukum Allah itu menjadi kitab akan Allah itu dan menjadi ganti diri Allah itu dikemanusiaannya iaitu ternyata ketuhanannya di kemanusiaannya tiada dapat terbeza oleh manusia awam kerana KUNnya itu Kun Tuhannya. Disini yang arifbillah itu mengenali Tuhannya dengan kalamnya dan shuhud yang tiada lagi bertempat melainkan pada dirinya itulah ternyata akan kekuasaan ilahi itu tiada liagi ada batasan lagi
    MARTABAT PERJALANAN RAMAKAT
    Adalah perjalanan RAMAKAT pula perjalanan kepada menghadirkan diri kepada dua alam dan duduk nya pada satu alam dimana tiada lagi kemanusiannya dan ketuhanannya bahkan telah luluh pada satu alam jua walaupun masih ujud keduanya tetapi alamnya tiada dua tetap satu jua dan mereka yang didalam perjalanan ini adalah pemegang kuasa pemeliharaan yang membawa erti kesatuan kehormanian yang seimbang diatas dua alam pada satu alam itu jua maka ilahiyah itu sudah berubah kepada satu AKU dua DIRI namun tiada shiriknya lagi kerana tuhannya telah menjadikan dia dua kepala satu tubuh membolehkan dia melihat pada satu mata dua pandangan kasyaf pada bayangan yang cerah dan kelam itu jua.
    MARTABAT PERJALANAN EKATAT
    Ini adalah satu jalan semata-mata perjalanan MAHARAJA bukan Raja kerana disini tiada lagi Dia atau Aku bahkan hancur semuanya kepada suatu martabat yang menyatu akan segalanya kuasa dan kehendak sebagai KUASA SEMATA-MATA yang membawa kepada PENCIPTAAN dan KEHANCURAN itu ada pada sesiapa yang sampai ke martabat ini.

  30. Apa maksud “Tarikat Marifat”?
    bagi kefahaman saya adalah mengenal diri dan allah swt,yang dituntut oleh allah swt…
    adakah benar maksudnya..

    1) Orang yang tertentu sahaja kah yang ada kelebihan dalam hal ini…

    2)di zaman sekarang masih wujud atau tidak orang seperti ini yg mempunyai kelebihan dalam tarikat marifat?

    3)Kehidupan dia adakah seperti manusia biasa atau bagaimana…

    4)Adakah dia boleh hadir dalam keadaan tampa kita sedari samaada dalam pelbagai bentuk,contohny hadir dalam berpakain jubah putih atau bau wangian di sekeliling seseorang?

    1. terimakasih langsung menurut saya
      1, semua orang memiliki kemampuan untuk mengenal Allah tinggal dia mau tidak mengenal alla (makrifat)
      2. banyak…., kita malah ada metode nya namanya Patrap
      3. kehidupan nya seperti manusia biasa, ya berdagang, berkeluarga, ibadah ..dan lain alin
      4. boleh jadi demikian…

  31. justru ilmu marifat pertama-tama harus tahu, baru melangkah ilmu hakikat. bagaimana mungkin menjalankan syareat dan bertarekat akan tetapi belum tahu siapa yang disembah dan siapa yang menyembah. mendalami keempat ilmu itu seharusnya siiring bersama, selama masih punya zahir.. kan tidak bisa hanya berhakikat, dan bermarifat saja, tentunya harus bersyareat juga.. tapi perbuatan zahir kalo tidak tahu hakikat batinnya.. sama saja hampa. marifat setiap orang berbeda.. kita dengan nabi.. tidak sama marifatnya..yang jelas tergantung tingkat ketaqwaan seseorang..marifat bukan meniadakan diri.. tapi lebih kepada derajat manusia disisi-Nya. ilmu marifat merupakan satu paket ilmu yaitu mengenal Allah dan Rosulullah.sebagaimana kita bersyahadat

  32. Ass.Tlong ustd bri aku dalam pendalaman mncari hakikinya manusia?dgn cra jalan 4 macam tersebut

    1. semuanya tidak perlu dipelajari pak….. bikin pusing… banyak banyak bersyukur kepada Allahinsya Allah dipahamkan kita tentang makrifat

  33. Untuk mempelajari syariat,tarikat,hakikat dan makrifat tadi perlu bimbingan seorang guru.tidak bisa otodidak.apalagi mengaji sifat,bisa gila…

  34. tpi dalam menjalani semua itu kita harus bisa meletakkan dunia ini,dan hal itulah yang terberat yang harus dilakukan oleh manusia?mohon saranya agar bsa meletakan hal2 keduniawian?

  35. pengenaln terhadap ALLOH SWT terlebih dahulu harus mngenal diri anda. n itui tergabtung dari takdir ALLOH SWT..

  36. hati-hati memahami agama,ada ayat yang gampang dipahami dan dimengerti ,tapi ada ayat yang hanya allah yang tahu takwilnya, orang yang mempelajari ayat ini bisa saja selamat dan bisa juga sesat ( ayat mukamat dan ayat mutasyabihat) berseralah kepada allah. janaganlah saling membantah yang kamu tidak ketahui dan saling membatahlah tetang apa yang kamu ketahui,allah mengetahui sedangkan kita manusia,malaikat,nabi, rasul dan iblis dan ciptaan yang lain tidak mengetahui.allah maha segalanya.

  37. Suami sy mengaku makrifat dan islam namun dia tdk mau sholat dan puasa, yg penting prilakunya katanya. Dan dia kadang menghina dan mengaku selevel dg Nb. Muhammad, bgmn pandangan bapak ttg ini, tlg dijawab. Sy sangat resah.

    1. makrifat banyak versi, kita mengikuti sunah rasulullah jika berbeda berarti makrifat nya masih belum benar

  38. JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR’ MEMAHAMINYA …
    KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU … KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA’ YANG KAU SANGKAKAN

  39. agama bukan untuk diperdebatkan

    agama mu untuk mu , agama ku untuk ku
    (apapun yg anda percayai hasilnya untuk anda sendiri begitu juga sebaliknya)

    karana kamu bukalah Allah, tapi……..

Leave a Reply to ucik rochmayanti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.