Bahagianya masuk wilayah hakikat

Hakikat dari segala sesuatu adalah Allah. kalau kita sudah masuk ke wilayah …apa apa Allah, semua Allah, segala sesuatu Allah, dan tidak ada yang ada kecuali Allah, maka kita akan merasakan bahagia. Mendasarkan semua kekuatan kepada Allah berarti kita tidak stress sebab kemampuan kita jelas terbatas, kita stress karena kita merasa tidak mampu, coba kalau kita mendasarkan pada kemampuan Allah maka pikiran akan terbebas dari keterbatasan.

kekhawatiran tidak ada jika kita masuk wilayah hakikat … maka benar kalau kekasih Allah itu tidak akan merasakan khawatir sebab khawatir itu berangkat dari rasa tidak mampu terhadap apapun yang sedang kita hadapi. Jika kita sudah mendapatkan suatu keyakinan akan hakikat sesuatu .. yaitu Allah… maka kita akan keterbatasan itu akan hilang dan secara pikiran dan emosi kita akan mendapatkan suatu yang “positif” yaitu bisa mengatasi, bisa menyelesaikan, bisa mendapatkan solusi …

Wilayah hakikat adalah wilayah dimana semua di muarakan kepada Allah. jadi sangatlah mudah untuk masuk ke wilayah ini. Orang mengatakan sulit masuk ke wilayah ke hakikat ini karena masih ada keraguan kepada Allah SWT. Jika iman kita benar yaitu mengakui Allah 100% maka kita akan mendapatkan suatu wilayah hakikat yang sangat membahagiakan.

jika kita belum bisa masuk wilayah ini maka latihlah dengan sedikit demi sedikit mengandalkan kekuatan Allah. misalnya minum obat maka sebelum minum yakinkan bahwa yang menyembuhkan bukan obat tapi Allah, misalnya sedang sulit ekonomi, penghasilan pas pasan sedangkan pengeluaran semakin banyak… persediaan di tabungan semakin menipis maka sandarkan kepada Allah bahwa Allah memurahkan rizki Allah memudahkan dalam mencari rizki, Dia yang maha kaya dan Dia yang maha pemurah.

melatih keimanan kita akan menyebabka kita masuk wilayah hakikat. Orang orang yang menolak hakikat dan hanya berkutat masalah syariat saja sebenarnya orang tersebut hidupnya tidak bahagia, bagaimana tidak bahagia kalau mereka hanya mendapatkan kebahgiaan semu. mereka shalat tidak untuk menghadap Allah tapi untuk menjalankan syariat, mereka bersedekan tidak diberikan ke Allah tapi diberikan ke manusia, diberikan ke yayasan, mereka puasa tidak untuk Allah tapi untuk menjalankan kewajiban bulan ramdhan. Kelihatannya ini benar melakukan demi syariat namun HAMPA, sebab disitu tidak ada Allahnya, tujuannya tidak untuk Allah tapi untuk syariat. maaf ini saya sedang tidak bermain kata tapi ini adalah fakta yang harus kita rubah kebiasaan salah ini.

baik kebahagiaan adalah dambaan setiap hidup manusia dan itu dapat dicapai dengan kita menjalani hakikat kehidupan. puasa dengan hakikat, shalat dengan hakikat, bersyahadat dengan hakikat. masukkan semua ke dalam wllayah hakikat.

Bahagia dunia akhirat itu kalau masuk hakikat,

cukup menyedihkan ketika saya menjelaskan ini kemudian ada yang berkomentar “ya memang semua Allah”, ” kalau sudah Allah ya selesai sudah… ” pernyataan yang demikian menunjukkan pengetahuan semua Allah tapi tidak masuk ke wilayahnya. Seolah kalah saya sedikit sedikit ke Allah itu sesuatu yang lucu … kuno … dan bodoh… Saya mengajak anda untuk masuk ke wilayah hakikat ini bukan sekedar pengetahuan tentang Allah. Kalau ktia tidak masuk ke hakikat sekarang untuk apa ibadah kita, untuk apa amal sholeh kita. Ingat bahwa sesuatu yang dikerjakan bukan karena Allah maka amal itu “batal”.