berkomunikasi kepada Allah saat bekerja

pada tulisan saya sebelumnya saya menyebutkan bahwa bekerja menjalankan amanah adalah tingkatan tertinggi dalam berspiritual. ya karena pada level ini seorang hamba sudah mampu untuk berkomunikasi kepada Allah dan menjalankan apa yang Allah perintah kan secara langsung dalam perilaku, Ini sangat berbeda dengan hamba yang duduk relaks berdzikir, tahapnya baru pengenalan, tapi kalau sudah bekerja maka levelnya sudah berkomunikasi dan langsung menjalankan apa yang Allah perintahkan.

dengan perintah Allah ini berarti dia bisa lebih dekat dan tentunya orang yang bekerja menjalankan amanah Allah adalah orang yang sangat dekat dengan Allah. Hamba yang pada level spiritual seperti ini apa yang dilakukannya adalah wujud dari kehendak Allah , nah…. hebat kan, tentu sangat hebat hamba yang demikian karena dia sudah tidak lagi memakai kehendak dirinya sendiri tapi sudah menggunakan kehendak Allah untuk berperilaku. Kalau sudah seperti ini maka tidak ada hutang yang tidak lunas,…. he he … sebegitunya kah? ya bahkan lebih dari itu, bisa anda bayangkan sendiri kalau hamba tersebut sudah menjadikan keinginan Allah sebagai keinginannya, kehendak Allah sudah menjadi kehendak dirinya…. woooo….. mau mau. Jelas kita semua ingin belajar sempurna seperti itu, yaitu menjadi hamba yang selaras dengan keinginan Allah ingin menjadi hamba yang seirama, dengan Allah SWT.

Maka jamaah sadar ALLAH  mari kita tingkatkan spiritualitas kita dengan bekerja dan bekerja. jangan malas dan jangan menunda pekerjaan dari Allah. kalau diperintahkan untuk membersihkan ya bersihkan , kalau ada perintah untuk mandi ya segera mandi, kalau diperintah untuk kencing ya segera ke kamar kecil. Lakukan ini dari waktu ke waktu maka Allah akan senang sekali melihat hambanya yang menjalankan seluruh perintah perintahnya sampai hal yang terkecil yaitu buang air kecil.

bentuk komunikasi kepada Allah yang seperti di atas yang diharapkan oleh banyak waliyullah, seorang kekasih pasti akan menjalankan perintah apa yang diperintahkan oleh kekasihnya. Maka yang namanya waliyullah itu orang yang taat kepada Allah bukan yang lain. kalau ingin melihat bukti apakah dia wali atau bukan maka lihat kesehariannya apakah dia menjalankan perintah Allah tidak, apakah dia bekerja sesuai dengan bidangnya tidak, apakah dia selalu amanah dengan apa yang menjadi tugasnya. Bisa jadi seorang petani yang tidak memiliki pondok pesantren, yang tidak memakai jubah apalagi tongkat, dia adalah seorang kekasih Allah karena perintah mencangkul di sawah selalu di taatinya setiap Allah perintahkan.

 

Wali Jadzab

yang namanya wali adalah kekasih Allah, kekasih Allah yang sedang mabuk…maka namanya wali jadzab. Orang yang pacaran saking cintanya dengan yang dicintainya pada awal dia cinta pasti akan mengalami jadzab artinya mengalami mabuk cinta. Keadaan mabuk adalah keadaan adaptasi kejiwaan, sehingga wali yang jadzab beliau sedang mengalami penyesuaian diri karena keadaan kesadaran yang berubah.

perilaku jadzab sangat bervariasi dari yang hanya diam, sampai berperilaku di luar kebiasaan, tapi tetap yang namanya wali , sejadzab jadzabnya wali tetap wali artinya tidak akan melanggar apa yang diinginkan oleh Allah apa yang dikehendaki Allah. kalau ada yang mengaku jadzab atau ada orang disekitarnya mengatakan dia jadzab tpi perilakunya menyimpang dari kehendak Allah maka bisa dipastikan dia tidak jadzab.

yang saya bahas disini adalah wali yang jadzab bukan sekadar orang yang jadzab sehingga pasti Allah melindungi, Allah meridloi.

keadaan jadzab bisa terjadi pada siapapun yang mendekat kepada Allah, ada yang waktunya singkat ada yang lama, tapi jangan menjadzabkan diri kalau memang tidak jadzab. Jangan mengannggap diri jadzab juga… sebab wali akan menghindarkan diri dari jadzab jika beliau sadar kalau dirinya jadzab… sebab perilaku wali utamanya tidak mau disanjung. Kalau ada seorang yang mengaku wali kemudian jadzab dan dia senang dianggap jadzab maka itu wali bohong… wali kok pamer kalau jadzab …

sebaiknya hindari wali jadzab .. sebab kalau mental kita tidak ada kesiapan maka kita akan suudzan kepada Beliau. maka sebaiknya bergurulah kepada wali yang tidak jadzab karena lebih selamat. dan hindari wali yang bangga dengan kejadzabannya… artinya selama dia masih membanggakan kejadzabannya berarti kelasnya masih rendah karena masih ada keakuan yang kuat.