Pro dan Kontra Pelatihan ESQ menjelang Ujian Nasional

di beberapa tempat dan beberapa sekolah mulai rame rame untuk menyelenggarakan pelatihan ESQ dengan pelatihan yang cukup bervariatif, karena ESQ sudah bukan milik pak Ari Ginanjar lagi, sudah menjadi milik banyak orang dengan khas pelatihan yang hampir sama. Pelaithan ini cukup bagus untuk kesadaran sebenarnya namun akan menjadi hal yang kurang baik ketika pelatihan ini di gunakan ketika anak menjelang ujian akhir nasional. Saya mengikuti anak saya mengikuti pelatihan ini, nangisnya ternyata bukan kesadaran bahwa dia nantinya mampu mengerjakan ujian , yakin kalau dirinya akan ditolong ALlah tapi nangisnya itu karena diingatkan dosa dosa masa lalu terutama dosa kepada orang tuanya… ya sontak saja nangis… kemudian juga nangisnya itu diingatkan seandainya ditinggal mati orang tua bagaimana kamu… ya jelas saja anak anak pada nangis…

pelatihan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan persiapan ujian dan malangnya, sekolah yang di wakili para guru, kurang memahami unsur psikologisnya bagaimana dampak psikologis kepada siswa yang dilatih. Para guru menganggap kalau siswanya sudah berhasi menangis tersedu sedu berarti pelatihannya sangat berhasil dan tak kalah bangganya dengan trainernya dia merasa berhasil 200% ketika bisa membuat para peserta menangis.

pelatihan ESQ yang demikian adalah pelatihan yang salah kaprah, pelatihan yang justru berdampak negatif pada kemampuan berpikir anak, sekarang bayangkan coba ketika sebentar lagi anak akan ujian, kemudian dilatih mengingat dosa … kemudian anak ujian dan masih ingat dosa dosanya apa ini tidak menganggu kammapuan berpikir anak. pengetahuan jarang diketahui oleh para guru.

Sebaiknya ketika menjelang ujian justru siswa di ajak untuk lebih tenang lebih santai, belajar sambil santai, bukan senang senang tapi anak diajak untuk tenang. Dengan tenang ini kemampuan berpikir anak akan maksimal. Syukur syukur anak anak di berikan suatu keyakinan dalam diri bahwa dirinya bisa mengerjakan dirinya akan ditolong Allah saat mengerjakan nanti, dirinya akan mampu dengan pertolongan Allah. Sehingga anak menjadi tenang, orang tua juga harusnya menenangkan anak bukan ngributi anak agar belajar belajar dan belajar, tanpa ada ketenangan belajar tidak akan maksimal.

ok kembali ke pelatihan ESQ, E itu  emosional, kecerdasan emosi itu bukan nangis nangis ketika pelatihan tapi bagaimana anak bisa mengendalikan emosi nya ketika terjadi luapan, ketika senang dia bisa mengendalikan ketika sedih dia juga bisa mengendalikan, tu ksecerdasan emosi. Membuat anak menangis ketika pelatihan ESQ itu sangat tidak mencerdaskan emosi bahkan itu pembodohan terhadap emosi. Kemudian S itu adalah spiritual, cerdas spiritual adalah kemampuan dia untuk bergantung kepada Allah, yakin kepada Allah dan percaya kepada Allah akan pertolongannya. Anak yang cerdas spiritual akan yakin bahwa dirinya akan ditolong Allah, bukan ingat dosa dosa , neraka, siksa kubur… dan hal hal yang membuat justru ketakutan .. kalau latihan ESQ itu membuat anak takut ini adalah pembodohan spiritual bukan pelatihan mencerdaskan spiritual. maka Bapak Ibu mari kita berpikir dengan benar tentang pelatihan ini. jangan sampai kita terbawa isu isu yang tidak benar tentang pelaithan ini.

Setiap pelatihan memberikan dampak yang bisa terukur, pernahkah kita mengukur dari hasil pelaithan ini, jangan jangan karena ada pelatihan gratis dari kerja sama penjual buku kemudian kita menjadi menutup mata tentang manfaat pelatihan ESQ itu sendiri. Mari kita buat anak anak kita cerdas emosi dan cerdas spiritual dengan benar ajak mereka untuk berani berkomunikasi kepada Allah, ajak mereka untuk berani mengendalikan emosinya…. saya kira itu dibutuhkan anak sekarang.

semoga anak anak kita tidak stress menjelang ujian, dan semoga pelatihan ESQ bisa memberikan warna spiritual yang benar.