Islam masih menjadi komoditas ; kasus gafatar

di logika saja sebuah organisasi yang jelas jelas menyimpang dibiarkan begitu saja. kemana MUI kalau memang itu ada kaitannya dengan agama, kemana pihak keamanan kalau memang terindikasi penyimpangan yang merugikan. kenapa setelah besar , setelah ada kasus , setelah ini dan itu , baru ramai ramai menuduh ini dan itu, yang akhirnya islam lagi yang kena. Kegiatan sosial sengaja di buat …. eh ujung ujungnya islam lagi… teroris … eh ujung ujung nya islam lagi. saya memang orang sederhana, berpikir sederhana dan tidak paham dengan politik tingkat tinggi, jangankan tingkat tinggi , tingkat rendah saja ndak paham. tapi kalau dilogika dengan cara bodoh seperti saya jelas “ketok moto” sangat jelas rekayasa…

sangat nampak betapa semua bergerak setelah banjir, padahal tanda banjir itu sudah sangat nampak… kan jadinya memang disengaja untuk banjir…

yang saya sesalkan adalah “ujung ujungnya islam” sepertinya tidak berpengaruh … tapi ingat kumulasi pandangan negatif itu sangat bahaya. bagaimana suatu negara bisa menjadi phobia, kumulasi negatif bisa menjadi “kambing hitam” terhadap suatu permasalahan… halah pasti itu islam, pembunuhan .. halah pasti itu islam… yang jelek jelek jadi “islam”.

coba kalau dipikir seandainya gafatar 6 bulan yang lalu pimpinan yang katanya sudah “aktor lama” itu diambil apa ya sampai separah ini… mestinya kan tidak.

apa mungkin benar ya kata teman saya ketika diskusi masalah ini… bisa untuk komoditas ketika diperlukan bisa di munculkan untuk pengalihan isu misalnya…. weleh weleh… pun monggo… balik kesadar Allah saja…