sepertinya dikotomi ini tidak perlu kita perbincangkan, sebab pasti orang orang islam yang menggunakan kejawen akan sedikit tersinggung atau malah sangat tersinggung. Di tempat saya kejawen tidaklah ajaran agama, jadi orang kejawen di tempat saya menyebut dirinya dengan aliran kepercayaan. meski KTP islam tapi mereka lebih memiliki kejawen dari pada menjalankan ajaran islam.
Islam dan kejawen memang sangat beda, perbedaan paling mencolok adalah satunya agama satunya aliran kepercayaan. Yang namanya aliran kepercayaan pasti ajaran bagus bagus bahkan agak mirip dengan islam, kenapa mirip karena hampir sama (ingat “tidak sama”). kadang orang mencari selamat saja agama islam tapi ajaran ikut kejawen dan mereka menamakan dirinya dengan islam kejawen. Ini tentunya yang membuat kita bingung. Kalau orangnya jawa mengikuti ajaran islam.. masih bisa diterima, tapi kalau ajaran yang digunakan adalah kejawen sedangkan agama islam pasti membuat confuse.
Orang jawa tidak harus menggunakan ajaran orang jawa …. gunakan saja ajaran islam kalau ingin murni dalam beragama, tapi kalau ingin nano nano (ramai rasanya) ya silahkan modif… motor honda knalpot yamaha…. ajaran islam ini sudah lengkap kalau kita ingin murni menjalankan ajaran Islam. Kalaupun ajaran islam ini cocok dengan ajaran kejawen tidak perlu lagi mengatasnamakan ajaran kejawen. Katakan saja ajaran islam. Itu lebih baik. Inipun kalau mau, kalau ndak ya silahkan …
ajaran islam ini ajaran wahyu bukan akal pikir manusia. Ajaran wahyu kadang bertolak belakang dengan ajaran akal pikir. coba misalnya hidup itu seperti cakra panggilingan… ini tidak ada dalam islam. kelihatan ajaran cakra panggilingan ini benar tapi sebenarnya kalau dicari dalam quran tidak ada, yang ada adalah setelah kesulitan ada kemudahan…. tidak ada setelah kemudahan dan kesulitan. nah cakra panggilingan mengadaikan bahwa hidup itu kadang di atas kadang di bawah. islam mengajarkan agar kita selalu di atas tidak dibawah. meski dalam kehidupan kadang di atas kadang di bawah, tapi islam menghendaki kita selalu di atas. dan masih banyak lagi hal hal yang tidak sesuai. maka saran saya gunakan islam saja.
mungkin anda protes kenapa kita harus islam, bukan kejawen kan itu namanya meninggalkan budaya asli …. nah jawab saja, anda saja mengatakan budaya.. budaya adalah kreatifitas manusia yang berasal akal dan budinya , tidak ada hubungannya dengan wahyu . Budaya ini setiap jaman harus berubah, kalau kita mempertahankan budaya maka kita akan menjadi manusia yang tertinggal, Sekarang saja budaya jawa banyak yang ditinggalkan karena memang tidak praktis. silahkan anda menentang pendapat saya yang pasti budaya jawa akan tergerus budaya global.
budaya islam adalah budaya global. bukan lokal. jadi anda akan lebih update dengan ajaran islam saja. Biarkan budaya jawa ada di perpustakaan, di museum, dan di cerita sejarah. pilih yang lebih global Biarkan yang ingin mempertahankan budaya berada di tempat tempat seni, tempat tempat budaya, kita yang harus maju terus ndak boleh teringgal dengan budaya global. baik itu ceita ngalor ngidul saya… silahkan diskusi dengan saya melalui komen yang sopan dan terhormat. tidak perlu emosi menanggapi tulisan saya ini.
baik semoga muncul diskusi diskusi tentang masalah ini. silahkan…