Allah tidak menghendaki derajat pangkat dalam agama

kasta dalam islam jelas tidak ada, itu adalah jelas dari agama lain adanya kasta dan derajat. termasuk juga dalam islam tidak mengenal kasta awam, kasta alim, kasta syeh apalagi kasta habib. Semua umat islam adalah sama. Hanya satu hal yang membedakan dalam islam yaitu tingkat ketakwaan. dan derajat ketakwaan ini tidak ada hubungannya dengan surban, jubah, baju ala arab dan asesoris lainnya. Bahkan dalam islam tidak di bedakan antara yang bisa bahasa arab dan tidak, yang bisa baca tulisan arab dan tidak.. yang membedakan adalah bagaimana tingkat menjalankan atau tidak.

Maka sebagai orang awam jangan menempatkan diri orang awam tapi jadilah umat islam yang sama derajarnya disisi Allah SWT, demikian pula yang pernah belajar agama atau yang pandai bahasa arab tidak perlu mendudukkan dirinya lebih dari pada yang lain, dan berusahalah untuk tidak membagakan bahwa telah lulus kairo, mesir atau meksiko. tidak ada yang dibanggakan dari pada pandai bahasa arab, karena yang pandai bahasa inggris atau pandai bahasa jawapun juga tidak membanggakan kepandaiannya. jadilah muslim yang sama dengan yang lain.

penyebab kasta yang paling parah di masyarakat islam adalah kemampuan di bidang ghoib, seperti mampu menyembuhkan, menghilangkan penyakit, kesaktian seperti kebal dan sejenisnya serta model kesaktian lain misalnya penglarisan dan sejenisnya juga. seolah kalau sudah memiliki kemampuan ini seolah menjadi orang suci yang dipuja dan di kultuskan. Padahal ..tahu nggak sih.. kalau sebenarnya kesaktian dan sejenisnya tadi tidak ada hubungannya dengan ketakwaan, kesucian dan lainnya. Masyarakat kita banyak tertipu mengenai hal ini. sehingga kalau baru di panggil kyai kalau sudah sakti kalau belum kelasnya baru ustad.

membongkar paradigma ini sangat sulit, yang awam merasa nyaman dengan kawamannya karena dijamin masuk surga oleh kasta di atasnya seperti kyai atau kelas yang lebih tinggi, sedangkan yang kyai atai kasta tinggi sangat nyaman karena kemana mana di sanjung dipuja dikultuskan, hidupnya  dijamin dengan sedekah oleh kasta di bawahnya. sebuah penyakit yang sulit untuk disembuhkan. kesadaran untuk sederajat memang belum ada tapi saya akan membangun sebuah kesadaran akan Allah pada orang awam awam, saya akan sadarkan mereka seolah mereka ini orang terjajah yang tidak sadar kalau sedang dijajah. terjajah tauhidnya karena lebih menuhankan ulama kyai dari pada menuhankan Allah SWT. sampai sampai berdoa sendiri saja harus kyai dan ulama yang mendoakan, doa sendiri katanya tidak makbul kalau kyai makbul.. sungguh ini sebuah tanda bahwa pengkastaan itu ada. cara saya untuk menghilangkan budaya kasta dalam islam ini adalah dengan menyadarkan umat kepada Allah. dengan kesadaran akan Allah ini umat yang awam akan meninggalkan kyai dan ulama dalam hal berhubungan dengan Tuhan Allah. namun tentunya ini juga akan ditentang oleh para kyai dan ulama yang merasa berada di kasta lebih tinggi dari orang awam, mereka pasti marah dan jengkel dengan ajakan dan dakwah saya karena eksistensinya sebagai kasta yang lebih tinggi akan terganggu dan akan turun. tapi bagi kyai dan ulama yang tidak menganggap dirinya memiliki kasta yang lebih tinggi dari orang awam pasti beliau akan dengan senang hati dengan dakwah sadar Allah ini. Karena kyai dan ulama tersebut tugas nya terbantukan dengan program sadar Allah yang saya dakwahkan ini.