Jiwa jika bisa melepaskan diri dari ego dan menyadari Allah maka dia akan menjadi jiwa yang tenang jiwa yang muthmainah. Menjadi jiwa yang tenang banyak di cari namun tidak melepaskan ke egoannya, bahkan ada yang ingin menjadi jiwa yang tenang namun masih menggunakan ego, dengan hawa nafsunya. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang benar benar menjadi yang sadar dan kemudian sadar Allah dengan cara berserah diri kepada Allah. kemudian jiwa yang berserah tersebut menyadari bahwa alam semesta ini bersyukur kepada Allah, dan menyadari bahwa gerak alam semesta adalah gerak yang di sebabkan oleh kekuatan Allah malikiyaumiddin.
Jiwa yang tenang selalu memohon kepada Allah atas apa yang sedang terjadi karena jiwa yang tenang sangat sadar dengan keadaan dirinya termasuk tubuh yang Allah amanahkan kepadanya. jadi jika pikirannya negatif, jika perasaannya galau maka dia berdoa kepada Allah agar keadaan pikiran dan perasaanya di rubah kepada yang baik.
jiwa yang tenang mengarahkan perilakunya kepada perilaku yang berdasarkan perintah Allah. berdasarkan perintah Allah yang dibacanya melalui tanda tanda yang Allah berikan. Jiwa yang tenang mampu menyadari bahwa alam semesta mengikuti kehendak Allah, geraknya adalah gerak syukur kepada Allah dan semua gerak alam semesta adalah kekuatan Allah, ke dalam perilakunya dalam rangka menjalankan amanah amanah Allah.
Jiwa yang tenang akan memiliki tingkat kesibukan jasad yang tinggi, jasad tidak mau tinggal diam karena Allah selalu memerintah setiap saat, Allah memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Setelah satu tugas selesai di jalankan maka jiwa yang tenang akan segera melakukan kegiatan berikutnya. Sehingga jiwa yang tenang mendapatkan predikat jiwa yang bertakwa yaitu jiwa yang selalu menjalankan perintah Allah SWT.