Menjalankan Puasa Syawal

Puasa sejak kecil saya di didik Mbah saya untuk sering berpuasa. Dari kecil didikan adat jawa sangat kental saya dapatkan, apalagi Mbah adalah tokoh masyarakat yang sering jadi rujukan jika ada yang punya masalah, hajat, atau ada yang sakit. Saya kecil sering diperintah mbah untuk puasa weton,  puasa weton adalah puasa weton kelahiran. Secara adat jawa weton saya adalah setu Pon , jadi saya puasa tiga hari yaitu, jumat, sabtu dan minggu. Saya ngikuti saja perintah Mbah saya untuk puasa. Menjelang remaja atau SMP, saya sudah mulai cari cari sendiri orang orang sakti untuk mau ngajari saya kesaktian yang ia miliki. Maka mulailah pengembaraan setiap ada info orang sakti saya datangi dan saya minta ijazah minta amaliah agar bisa sakti ini dan itu. Dari berguru kepada orang orang sakti ini hanya sekitar 15 persen saja yang ilmunya bisa saya buktikan, selebihnya saya dibohongi dan hasilnya tidak nyata. 15 persen ini misalnya saya jadi kebal, dan sayangnya kebal silat ketika di kunyah dan senjata tajam ketika di goreskan di tangan itu tidak berlangsung lama setelah SMA saya baru tahu kalau itu kekutan sugesti bukan kekuatan jin yang katanya mengikuti saya semenjak saya berpuasa ngebleng hampir 4 hari dan baca fatihah 1000 x di malam terakhir. Jin yang katanya mengikuti saya ternyata itu hanya sugesti orang tersebut dan memang pada waktu itu saya sangat percaya sehingga benar benar kebal. Tetapi setelah saya tidak percaya lagi dengan jin yang mengikuti saya dan kemudian saya coba eksperimen dengan mengunyah silet walhasil mulut langsung tergores dan berdarah.  saya banyak melewati masa masa seperti dan akhirnya saya hanya dibohongi dan dibohongi, mereka ternyata hanya mencari duit dari membohongi saya , dengan katanya mahar atau apalah yang pasti saya harus keluar uang.

Dulu puasa memang untuk mencari ini dan itu, agar ini dan agar itu untuk kepentingan duniawi. Sekarang ini puasa saya jadikan sarana untuk duduk di kesadaran jiwa yang pada akhirnya kesadaran saya naikkan ke sadar Allah. Puasa memang cara yang paling mudah untuk lompat kesadaran dari kesadaran jasad ke kesadaran jiwa. Misalnya ketika saya lapar atau haus maka kesadaran saya langsung lompat ke kesadaran jiwa karena yang lapar bukanlah saya yang lapar adalah perut saya.

Termasuk puasa syawal yang saat ini menjadi sunah untuk di jalankan. Puasa syawal sebagai sarana untuk mengulang masuknya kesadaran jasad lompat ke kesadaran jiwa, latihan lompat kesadaran ini sebenarnya suda kita lakukan di bulan puasa, cuma naik turunnya masih sangat banyak turunnya, maka saya berniat puasa syawal ini agar kesadaran saya bisa lompat lagi ke kesadaran jiwa.

Kesadaran jiwa ini penting, karena dia akan dapat menyadari apa apa yang sedang terjadi di pikiran dan perasaan. atau dengan kesadaran jiwa ini kita bisa berada diatas rasa dan pikiran. Dengan berada di atas ini maka kita akan mudah untuk menyadari Allah atau sadar Allah. Jadi dengan puasa syawal ini kita akan lebih mudah sadar Allah dan akan lebih dekat dengan Allah.