paham jabariyah dan qodariyah yang menyesatkan

Paham Jabariyah semua Allah, paham qodariyah semua manusia. Dua hal ini menyesatkan karena adanya dikotomi. Kenapa menyesatkan ya karena kalau masuk satu maka tidak yang lain, kalau masuk yang lain tidak yang satunya. Itulah sesatnya karena terjadinya DIKOTOMI yaitu pemisahan antara satu dengan yang lain. Dalam ajaran tasawuf dua hal ini menjadi perbincangan meski sudah dibicarakan semalaman tidak akan habis dan selesai. meski paham ini terpecah menjadi bagian bagian tapi memecah menjadi dua (dikotomi) yang terpisah tetap saja menyesatkan.

Kita pun tidak akan bisa memahami sebenarnya siapa yang berkehendak kalau masih menggunakan paham keduanya. Kalau masih menggunakan paham salah satu atau modifikasi keduanya tetap saja menyesatkan.

ok saya akan coba keluar dari paradigma jabariyah dan qodariyah. Manusia diciptakan ada jasad, ada jiwa dan ada Ruh. Pada level jasad dan Ruh semua akan patuh kepada Allah, sedangkan pada level kesadaran dimana kita kesadaran itu diberikan kebebasan untuk sadar Allah apa tidak. nah kalau kita menggunakan manusia utuk yang terdiri dari jasad jiwa dan ruh, sebagai jabariyah atau qodariyah maka akan sesat. Tapi coba kalau dipisah mana yang jabariyah dan mana yang qodariyah akan nampak. yang jabariyah adalah jasad dan ruh, sedangkan jiwa yang ada dua pilihan mau sadar Allah apa tidak, adalah qodariyah artinya kembali kepada unsur diri atau jiwa tadi yang diberikan kebebasan untuk sadar Allah atau tidak mau sadar Allah.

Pada level kesadaran ini Allah yang memberikan kuasa kepada kita untuk memliki 2 macam kesadaran yaitu sadar Allah apa tidak sadar Allah, berarti semua juga Allah kalau mau difahami sebagai Allah maha berkehendak, sehingga hak Allah juga jika Allah memberikan kebebasan kepada jiwa atau pada nafs untuk sadar Allah atau tidak.

jadi kenapa saya mengatakan bahwa jabariyah sesat dan qodariyah sesat, karena mereka tidak memisahkan manusia menjadi 3 bagian, mereka menyatukan bahwa jasad jiwa dan ruh adalah semua atas kehendak manusia itu yang jabariyah, sedangkan qodaryah sebaliknya. Nah pemahaman saya hanya jiwa atau nafs saja yang diberikan suatu kemampuan oleh Allah untuk qodariyah.

pemahaman jabariyah dan qidariyah tidak selayaknya kita pakai karena sudah salah dari sisi keunsuran manusia. Dan pasti akan menjadikan kebingungan dikalangan umat. Mereka yang paham jabariyah akan malas kerja karena semua Allah, sedangka yang qodariyah akan meninggalkan Allah sebagai pemilik takdir.

Tulisan saya ini pun pasti akan mendapatkan tanggapan yang beragam. Silahkan saja saya hanya memberikan suatu jalan pemahaman agar faham mana batas qodariyah nya manusia dan mana kekuasaan mutlak Allah dimana manusia tidak dapat campur tangan.

kalau kita menjalankan amanah masih menggunakan dikotomi jabariyah dan qodariyah maka tidak akan ketemu, dan endingnya pasti stresss. Karena amanah adalah menyatukan antara jiwa yang sadar Allah dan kepatuhan jasad serta Ruh untuk menjalankan perintah Allah. Kalau nggak percaya boleh anda rasakan menggunakan dikotomi dengan yang saya sampaikan pasti akan berbeda dan terasa powernya jika menggunakan metode yang tidak mendikotomi jabariyah qodariyah.