jurnal malam jumatan 11 desember 2008

malam ini lebih banyak diskusi tentang hakikat ketuhanan. salah satunya adalah membahas tentang seberapa jauh usaha manusia, tertanya manusia setelah dikaji lebih lanjut tidak memiliki usaha apa apa, misalnya kita bekerja memberi nafkah keluarga maka sesungguhnya kita tidak ngapa ngapain, kita hanya benda mati yang diberi, di gerakkan dan seterusnya.
adalagi diskusi menari.. banyak orang yang selalu menggembar gemborkan “mari kembali kepada quran dan hadis, mari kita berpegang pada quran dan hadis, dalam diskusi ini tadi ….kenapa kita tidak kembali kepada Allah kenapa kita tidak berpegangan kepada allah. orang saking semangatnya menjalani hidup dengan quran dan sunah eee malah melupakan Allah… ya kita kembali kepada allah saja dan berpegang kepada allah saja, kalau berpegang pada bukan selain allah takut syirik. nah kajian tidak berhenti … ternyata dengan berpegang kepada allah maka allah akann menuntun kita unntuk hidup seperti apa yang sudah dituntunkan dalam quran dan hadis. jadi orang yang mendahulukan allah dia akan dituntun allah untuk bisa berperilaku seperti quran dan sunah.
diskusi terus berlanjut hingga 3 jam dari jam 9 sampai jam 12, malam jmata ditutup dengan silatun atau patrap yang sudah menjadi sajian khas malam jumatan. diawali dengan merasakan dzikir hingga mencapai tenang sampai betul betul tenang. kemudian masuk dalam wilayah kebesaran Allah merasakan dan menyaksikan tidak sekedar allahuakbar allahuakbar namun kita belajar hingga masuk dalam alam kebesaran allah. sebelum berakhir ada sedikit peristiwa ganjil jadi ada suasana dan suhu yang dingin terus hilang dingin kemudian hilang lagi, saya sendiri juga tidak tahu itu.. namun ada perasaan seperti sesuatu yang mendekat.. wallahu alam. dan setelah berakhir kita semua yang hadir merasakan ketenangan dan daya dzikir itu seperti masih menyelimuti kita. dan masih terbawa hingga saat ini (makanya segera saya tulis).
demikian jurnal malam jumatan
eh iya sempat dibahas juga tentang silatun di kuburan.. antara khayalan dan kenyataan. suatu diskusi yang maenarik, ternyata dikuburan pun ada tata caranya tidak sekedar datang baca yasin tahlil pulang … tidak… tapi ada metode silatun yaitu dengan sambung ke allah dan mendoakan dan memohon kepada allah karomah seperti apa yang sdh diberikan kepada yang punya makam ini. ya…itu dulu