Ibadah Sai : Ritual menghadapi masalah buntu

Masalah buntu, artinya masalah yang sedang kita hadapi atau amanah yang sedang kita emban secara nalar tidak ada solusi, tidak cara untuk menyelesaikan. Jadi kita tidak punya solusi apapun dari masalah kita ini. Pada saat menghadapi masalah ini maka kita dapat melakukannya seperti apa yang pernah dilakukan oleh Siti hajar ketika harus mencari air untuk minum anaknya Nabi Ismail. Siti Hajar menjalankan saja apa yang Allah perintahkan yaitu naik ke bukit shafa marwa, Perintah ini nampak tidak ada hubunganya dengan masalah yang di hadapi Siti hajar, tapi ini adalah perintah Allah, yang harus di jalankan. jadi pada keadaan tersebut siti hajar melakukan apa saja yang Allah perintah kan masuk logis atau tidak masuk logis karena perintah Allah demikian maka dijalankan saja. Bagaimana Siti hajar dapat menerima perintah Allah dari Allah untuk ke bukit shawa dan marwa sampai 7 kali?  Pendapat saya perintah Allah itu bukan seperti ada bisikan ghoib untuk melakukan sesuatu tapi Siti hajar hanya bergantung kepada Allah dan dan melakukan apa saja yang bisa Siti hajar lakukan yang penting untuk menunjukkan bahwa Siti hajar amanah dengan anak dan tandanya kehausan sehingga perintahnya adalah cari minum, karena yang  bisa dilakukan adalah lari ke sana sini antar bukit ya itu saja yang beliau lakukan sebagai tanda beliau menjalankan perintah Allah SWT.  dan Allahpun memberikan solusinya bukan di kedua bukit atau dari tempat lain tapi justru di kaki Nabi Ismail.

Cara siti hajar bisa kita contoh ketika kita menghadapi masalah yang berat yang buntu dan tidak ada yang mau membantu. Caranya adalah dengan lakukan saja apa yang bisa dilakukan dengan tetap menyadari masalah itu sebagai amanah yang harus segera diselesaikan, kemudian melakukan aktivitas tidak berhenti dengan kesadaran untuk mendapatkan solusi dari Allah dari amanah yang buntu itu tadi. apa yang kita lakukan tentu hal hal positif yang mengandung tanda tanda yang secara tidak langsung atau langsung dapat berkaitan dengan amanah yang buntu penyelesaiannya tadi.

nanti Allah akan memberikan solusi dari jalan yang tidak di sangka sangka , jika jalan ini sudah dibukakan Allah maka segera respon .  Semoga kisah Siti hajar dalam ritual Sai saat umrah dan haji ini dapat menjadikan kita lebih yakin dengan solusi dari Allah yang tak terduga dari masalah yang sedang kita hadapi main

 

Thawaf -Sai – Jumrah untuk menegakkan sadar Allah

Dalam satu hadis rasulullah Hanyalah dijadikan Thawaf di ka’bah, sai antara shafa marwah dan melempar jumrah adalah untuk menegakkan dzikrullah (sadar Allah) (HR Abu Daud) . Perintaha Rasulullah ini jelas sekali bahwa ibadah thawaf sai dan jumrah adalah dengan menyadari Allah. Menyadari Allah ketika thawaf artinya bahwa ketika menjalankannya dengan sadar Allah berlari lari kecil fokus saat melakukan adalah menyadari Allah. Demikian juga ketika sai berlari lari kecil dengan terus fokus menyadari Allah. Melempar jumrah pun demikian ketika melempar dengan menyadari Allah.

jadi sebelum menunaikan ibadah haji maka kita seharusnya belajar sadar Allah sejak sekarang. Anggaplah manasik HUSADA (haji Umrah SADar Allah) itu sekarang, dengan cara berjalan kaki tapi dengan menyadari Allah, atau kita latihan berlari lari kecil dengan menyadari Allah. Ya mungkin manasik ini agak aneh berlari lari kecil tapi seolah tidak menghiraukan sekeliling karena fokus menyadari Allah.  Dengan latihan menyadari Allah selama berlari kecil diharapkan nantinya ketika umrah sudah terbiasa menjalankan dua aktivitas yaitu berlari kecil dan aktivitas yang kedua adalah menyadari Allah.

sama halnya dengan melempar jumrah, sambil latihan melempar kesadaran kita , kita arahkan untuk menyadari Allah, jadi ada dua aktivitas yaitu menyadari Allah dan aktivitas melempar.

Seseorang yang belum mendekat Ka'bah dan belum thawaf - El-Marwa

Apa beda umrah sadar Allah dan umrah biasa ?

tentu beda, umrah yang disertai dengan sadar Allah, berarti setiap kegiatan aumrah mulai dari ihram sampai tahalul disertai dengan menyadari Allah. Tidak terpesona kakbah tidak terpesona hajar aswad hingga melupakan Allah SWT. Umrah yang sadar Allah, mengarahkan semua ibadah umrahnya kepada Allah, jika sai dia bergantung total kepada Allah , jika thawaf dia berserah kepada Allah. Jika umrah biasa yang tanpa menyadari Allah, maka jelas sekali perbedaannya, baru melihat jam yang besar di samping kakbah saja sudah melupakan Allah, baru lihat kakbah saja sudah lupa akan lupa begitu terpesona dengan apa yang di depan mata.