Wirid tanpa guru tidak berbahaya

wirid tanpa guru tidak berbahaya, yang penting ketika wirid hati benar benar ihlas karena Allah. Bukan karena mencari fadhilah wirid. Kalau wirid itu diniatkan untuk mendapatkan khadam, untuk mendapatkan ilmu ghoib atau sejenisnya maka ini yang berbahaya. jadi berbahaya atau tidak suatu wirid tidak ditentukan ada gurunya apa tidak tapi niatnya karena Allah apa tidak. Kalau niatnya bukan karena Allah maka berbahaya tapi kalau niatnya karena bukan yang lain sama sekali tidak berbahaya.

Wirid tanpa guru tidak berbahaya, tapi kalau pelaku wiridnya itu menggunakan wiridnya sebagai sarana mencari sesuatu… misalnya mencari tenang, mencari sensasi dzikir pasti ini berbahaya.

Tugas guru dalam hal wirid sebenarnya sebagai pengarah saja agar murid tetap lurus di jalur tauhid. Bukan sebagai regu penyelamat ketika murid berdzikir, karena memang tidak diperlukan jika si murid lurus ke Allah. Kadang guru guru ini over acting… seolah olah dialah penyelamat murid… bukan Allah. Dia mengalahkan Allah sebagai Dzat yang membolak-balikan hati seseorang. maka sekali lagi agar wirid tersebut tidak menimbulkan akibat negatif maka dalam menjalankan wirid tersebut niat harus ihlas karena Allah.

Kita kitab mujarobat dan sejenisnya sebenarnya lebih banyak mudharatnya, sebab kitab ini secara terang terangan lebih mengutamakan amalan dari pada Allah. Bahkan seolah Allah dapat diperintah melalui amalan amalan tertentu. maka bahaya wirid wirid dari mujarobat ini banyak menimbulkan akibat negatif baik secara kejiwaan maupun secara keimanan. untuk saran saya tinggalkan saja wirid wird yang berasal dari amalan yang sumbernya tidak jelas dan mengarahkan pada kesaktian, keghoiban dan sejenisnya. Wirid tanpa guru