URGENSI FANA

Kapan lagi kita akan kembali kalau tidak sekarang, sejak kecil kita ada… (bukan sejak lahir) , sejak aku merasa ada di dunia maka sejak itu pula diriku eksis … nah sekarang aku baru sadar bahwa aku belum ada ketika saya lahir, aku baru ada setelah orag tuaku menamai aku , memberi jenis kelamin bahwa aku laki laki, dan orang tua mengaku menjadi orang tuaku… maka saat itu lah aku baru sadar sedikit demi sedikit bahwa aku ada.

sekarang 36 tahun berlalu diriku ada, aku  menyadari bahwa awalnya aku tidak ada, maka sekarang aku akan belajar untuk tiada lagi. terasa berat menghilangkan aku, tapi tak apa semoga Allah selalu memudahkan jalanku untuk lenyap mengikuti Ruh yang sudah dianugerahkan kepadaku. tidak ada jalan yang paling mudah kecuali hanya mengikuti amar amar Ruh, yaitu berserah diri hingga lenyap.

mengembalikan diri yang tiada sangatlah URGEN atau segera … sebab perginya Ruh tidak akan bisa kita duga.. kalau tiba tiba Ruh diminta paksa oleh ALlah apa daya kita… dan kita pun kehilangan kesempatan untuk melenyapkan diri. aku tidak ingin tersesat , aku ingin hidupku memiliki ending yang membahagiakaan….

saat ini aku belajar untuk fana, belajar untuk menghilangkan diri yang memang sejak awal tidak ada. yang awal nya tidak maka akhirnya pun harus tidak ada.. itulah fitrah. ketika jasad  kembali ke tanah, dan Ruh kembali ke pemiliknya yaitu Allah.. maka kemana lagi nafs (aku) akan pergi…. bagi ku tidak akan kemana mana.. ya lenyap itulah…. sebelum jasad kembali ke tanah dan ruh kembali ke Allah.

jadi saudaraku fana menjadi sangat penting.. karena inilah tujuan hidup kita yaitu memfanakan diri. saudara ku jangan sampai terlmbat sekarang jugalah kita harus fana, kalau belum bisa ya kita berusaha sebisa mungkin dengan jalan berserah diri kepada allah. insya Allah satu satunya jalan TOL adalah melalui berserah tidak ada cara yang lain. semoga Allah memudahkan jalan kita untuk kembali kepada ALlah, sekarang juga.

CategoriesUncategorized

14 Replies to “URGENSI FANA”

  1. Pak, apakah konsep fana yang bapak bicarakan ini, sama dengan konsep fana yang diperkenalkan Sulthanul Auliya, Abu Yazid Al Busthami itu?

    1. malah saya belum tahu pendapat dari beliau Sulthanul auliya…apa ya kira kita pendapatnya pak

      1. Saya baca di bukunya Pak Harun Nasution “Filsafat dan Mistisme dalam Islam”, kira-kira begini:
        awalnya dari konsep
        1. Jika kejahilan (iqnorance) dari seseorang hilang, yang akan tinggal ialah pengetahuan.
        2. Jika seseorang dapat menghilangkan maksiatnya, yang akan tinggal adalah takwanya.
        3. Siapa yang menghancurkan sifat-sifat (ahlaq) yang buruk, tinggal baginya sifat-sifat yang baik.

        sifat-sifat ini kemudian meningkat menjadi sifat-sifat dari Tuhan:
        “Siapa yantg menghilangkan sifat-sifatnya, mempunyai sifat-sifat Tuhan.”

        Fana yang dicari adalah dicari adalah al-fanaan al-nafs.

        mengenai biografi beliau saya cuma tahu sedikit dari buku: Warisan para Awliya (Tazkiratul Aulia) karangan Fariduddin Al Attar & baca cerita “melihat Abu Yazid” (Ihya Ulumuddin).

  2. Bagaimana dengan alam barzah, yaumil mahsyar, dan Surga Neraka Pak?
    Apakah kita akan sadar seperti sekarang? tolong penjelasannya, trims

    1. iya yang sadar tetap ada dan mengalami alam alam yang seharusnya dialami , sehingga tidak lenyap terus kesadaran kita hilang

  3. Asslaamu’alaikum pak Setyo…saya sudah berusaha ntuk pasrah /berserah diri padaNya dg mencoba fana terasa sulit pak yg ada naik dan turun..apakah dg cara silatun lebih sering bs mencapai tahap fana pak?
    Yg ke 2. bagaimana mendidk unt silatun pd anak sy yg terlanjur akil baligh pak? karena solatnya masih kecepetan nurut sy belum tu’maninah, seperti yg telah pak Setyo sampaikan di al muslim td pagi?

    1. Ibu Arinta, terimakasih sudi berkunjung di blog saya, benar bu dengan silatun kemudian pasrah nanti akan mencapai keadaan fana.. memang namanya perjalanan bu harus setiap saat dan sesering mungkin kita terus berjuang menuju kepada Allah dengan pasrah silatun, semoga Allah memudahkan jalan kita untuk kembali kepadaNya Bu amiin
      yang kedua , tentang putra ibu yang sholatnya terlalu cepat mungkin perlu di beritahu pelan pelan tentang sholat yang tumakninah, sholatyang relaks, kalau pas ada waktu yang longgar bu bisa ibu sampaikan. dengan bicara hati ke hati insya ALlah akan mudah diterima anak Bu.

  4. mesti diperjelas makna fana.. orang hindu juga bicara fana.. orang nasrani juga bicara fana.. dan mesti jelas juga tujuannya menfanakan diri itu apa?..takutnya tidak tahu tujuannya..

  5. assalamualaikum…mas Setiyo..
    salam kenal.mo nanya mas, kalo saya sedang dzikir habis sholat, ada energi dlm tubuh saya yg mengharuskan saya sujud…apa itu mas..?

    1. waalaikum salam, ketika kita berdzikir berarti kita sambung kan hati kitakepada Allah, kemudian Allah merespon , bentuk respon Allah ada macam macam pak, ada yang bergetarm, ada yang menangis ada pula yang disujudkan seperti yang bapak alami. ikuti saja pak, hingga daya atau energi itu selsesai, itu namanya pelajaran sujud yang datang langsung dari ALlah. berguru kepada Allah

  6. tujuan hidup kita adalah menfanakan diri.. untuk apa kita harus fana? Lantas memfanakan diri.. diri mana mas.. yg difanakan? apakah ada tanda2 kalo diri itu sudah fana? mohon dapat dejelaskan mas..

Leave a Reply to sugiyanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.