jasad tersusun tas empat unsur yaitu air, udara, api dan tanah. keempat inilah yang memiliki sifat sifat tubuh kita (hawa nafs). seperti dalam teori psikoanalisa hawa nafs yang berasal dari fisik ini disebut dengan id yaitu dorongan biologis. misalnya kecenderungan marah… (api) kecendrungan bersenang senang (air) kecenderungan untuk mati atau hidup (tanah) dan lain lain….
daya tarik jasad ini sangat kuat sehingga kekuatan Ruh terkalahkan, pada posisi ini lah jiwa yang mengikuti dorongan jasadnya dinamakan dengan jiwa amarah (nafs amarah). kekuatan fisik ini terlihat ketika tubuh membutuhkan sesuatu misalnya lapar maka dorongan tubuh akan mencari makan, karena makan lewat mulut maka dorongan mulut (merasakan) maka dia akan mencari makanan yang enak dan lezat… lewat mata juga maka warna warna makanan juga dapat mengundang selera, oleh karena itu hakikat lapar itu adalah dorongan untuk makan berubah menjadi kemewahan dan pemborosan. banyak hal lain yang dapat kita jadikan contoh mengenai hal ini.
jasad ini sebenarnya sebagai Alat untuk kita bisa hidup di dunia, jasad bukan lah tujuan hidup kita sebenarnya adalah dalam ruh bukan dalam jasad. maka tarikan tarikan jasad (hawa nafs) dapat menyebabkan kelupaan atau tidak menyadarkan kita kepada hidup yang sebenarnya yaitu kehidupan RUH….
maka kita dianjurkan untuk meninggalkan jasad ini menuju kehidupan ruh yaitu dengan melatihnya melalui sholat, puasa dan haji.
Bagaimana pula dengan Jiwa? Adakah ianya termasuk dalam kelompuk Nafs? Saya tidak dapat untuk membezakan antara Jiwa, keinginan dan Ruh.
Bapak coba search di blog saya tentang analogi kuda… mudah mudahan Bapak dapat jawabannya
Maaf Pak Ustaz bagaiamana mahu masuk blog ustaz tentang analogi kuda. Sekian terima kasih.
As.wr.wb.Ustad, bagaimana caranya agar kita dapat membedakan keinginan yang didorong oleh nafsu dengan keinginan yang dibimbing oleh Allah,dalam memutuskan suatu persoalan yang mmbingungkn?. Matur nuwun.
kalau menurut saya dengan pasrah biasanya dengan relaks dan pasrah kemudian kita menundundukkan hati kita biasanya Allah memberikan jawaban jawaban atas persoalan kita. pasang radar saja Bu..
As.wr.wb.Stlh sy praktikkn saran ustad,dg pasrah&menundukkan ht kpd Allah,maka”aku”nya sy mnyaksikan gerak ht cnderung k pilihan trtentu.Sy pasrah sja mnerimanya.Apakh kcenderungan tsb bnr2 jwbn&bimbingn Allah?.&gmn klo gerak ht tsb seakn g’logis?.Syukron
Pada tahap bahasan ini saya mau curhat,
Ruh adalah dari Allah dan netral, ia tidak punya perkembangan, ia hanya “energi hidup” bagi tubuh.
Yang berkembang, bayi/manula,yang bodoh/pintar, yang jahat/baik, yang perampok/ahli makrifat adalah kwalitas jasad bukan ruhnya.
Matinya rampok/penjahat sama dg matinya ahli makrifat, ruh mereka sama-sama netral dan pulang yang buat beda adalah si ahli makrifat udah belajar “kembali” kpd Nya itu saja, sedang penjahat tdka tahu dn tdk pernah belajar.
Dengan begitu setelah mati,tak ada kelanjutan apa-apa alias benar-benar tamat riwayat. Karena ruh sudah netral,kembali ke Allah dan jasad ke asal.
Saya benci dg argumen saya sendiri, tolong di tanggapi dan patahkan argumen saya.
Saya ingin HIDUP TERUS BERLANJUT.
Terima kasih
lha nafs atau jiwa kan masih hidup terus pak Tarman
Nggih mas Pur, sami’na wa atho’na
dan monggo kita lanjut di bagian 4.
Trims
salam.pak…apa beda roh dan nyawa
salam, beda nya kalau Ruh itu dari Allah kalau nyawa itu …… itu istilah yang tidak ada di islam pak. jadi tidak bisa dibandingkan