Amanah tidak ada kaitan langsung dengan cari duit

orang belajar dari SD-Kuliah tujuannya untuk dapat pekerjaan kalau sudah dapat pekerjaan dapat duit, ujungnya sekolah dari SD sampai Tamat, ujung ujungnya duit. Bagi saya ini mindset yang harus di rubah, bahwa belajar tidak ada kaitannya dengan rejeki atau dengan cari duit. Jangankan yang belajar, yang bekerja saja tidak ada kaitnnya dengan duit. Dalam konsep amanah apa yang kita lakukan tidak untuk mencari duit.

kalau anda berdagang, maka aktivitas dagang tidak lah untuk mencari duit. Dagang adalah untuk menjalankan amanah yaitu memudahka orang mendapatkan yang ia butuhkan atau perlukan. Mengajar mahasiswa bukanlah mencari uang, karena mengajar adalah menjalankan amanah yaitu memberikan pendidikan kepada anak didik yang memang perlu diperlukn olehnya.

orang yang semata mata duit dalam tiap aktivitasnya maka dia tidak amanah, sebab apa yang ia lakukan bukan karena menjalankan perintah allah tapi karena mencari duit.

Sebenarnya orang yang amanah duit itu akan datang sendiri jika kita menjalankan amanah dengan baik. ungkapan bahwa rejeki atau duit itu datang sendiri adalah benar. Seorang kiai yang menjalankan amanah mengajar di pesantren serta melayani para tamu maka rejeki akan datang sendiri. Pak Kyai yang mengajar dan melayani tamu tidaklah mencari uang, tapi lihat sendiri bahwa rejeki pak kyai mengalir banyak bisa beli rumah, bisa beli mobil dan pesantren semakin besar.

Maka fokus kita ada pada amanah bukan pada duit atau rejeki. Seharusnya kita takut kalau tidka menjalankan amanah dari pada takut kalau tidak punya uang. Rejeki akan berhenti ketika amanah tidak dijalankan, dan rejeki akan mengalir ketika amanah di jalankan.  orang pingin kaya dengan cara ini dan itu tapi lupa amanahnya. Dulu pernah ada motivator yang melatih “pokoknya jadi wirausaha” tanpa melihat letak amanahnya dimana, sampai ada yang berani hutang ke bank akhirnya karena tidak amanah bisnisnya ambruk hutang menumpuk. Kalau kita mau kupas amanah dari sisi ekonomi sebenarnya lebih rasional, lebih masuk dan diterima secara mudah tapi kalau dengan akal akalan, karena mengejar keuntungan maka kerugian itu sebenarnya sudah di depan mata. Makanya mereka selalu mengatakan bahwa bisnis itu akan rugi ditahun pertama, tidak emngalami keuntungan di tahun kedua, dan tahun ketiga …. kemungkinan untung… bagaimana mungkin bisnis kok di mindset rugi, ya karena melakukan sesuatu karena uang.

Islam berbeda dengan orang yang aktivitasnya karena ingin mendapatkan duit atau rejeki … islam mendidik kita untuk amanah, amanah dalam hal yang sederhana. Kalau kita peka dengan amanah yang akan kita lakukan maka kita akan mendapatkan keberuntungan yang berlipat. Kalau memang amanahnya adalah melaut mencari ikan tidak malah beternak, kecuali bakatnya adalah berternak ya beternak lah, tapi jangan beternak sesuatu yang fiktif, sebab beternak yang fiktif itu amanahnya tidak jelas, misalnya beternak emas, itu tidak ada amanahnya.

Kembalikan diri kita kepada fitrh asli kita, kalau kita pegawai ya amanahnya adalah pegawai kalau pedagang ya amanahnya pedagang, kalau kita guru ya amanahnya adalah mengajar. Jangan pegawai ingin jadi wirausaha…. sekali lagi jangan lihat gaji, jangan lihat materi. Kalau kita masih silau dengan UANG maka kita akan mudah tertipu para motivator bahkan akan mudah tertipu oleh dukun penggada uang.

outcomes dari amanah

Amanah adalah kontrak kesanggupan untuk menunaikanya dengan segenap perintah atau petunjuk di dalamnya. Baik amanah ataupun perintah ada outcomes yang dihasilkan. Hasil itu tidak harus materi, atau uang. Ingat bahwa menjalankan amanah adalah proses. Peningkatan dalam menjalankan amanah menuju penyelesaia adalah progres yang harus kita dapati setiap kita menjalankan amanah. Proses penyelesaian amanah ini dapat dilakukan dari beberapa sisi atau banyak sisi, tidak terfokus pada sattu sisi saja. Misalnya anda akan berangkat kerja maka anda bisa ambil kunci mobil dulu atau sisiran dulu, atau menyemir sepatu dulu atau makan dulu atau yang lainnya dulu. Outcomes yang anda hasilkan akan sangat jelas yaitu proses untuk mendapatkan penyelesaian secara bertahap.

Hasil ini dapat memotivasi untuk melakukan action berikutnya. kadang kita merasa malas untuk melaksanakan suatu amanah, jika demikian maka cara ini dapat anda lakukan yaitu melaukan sesuatu yang jelas outcomesnya. Ibarat mobil kalau sudah di panasi maka akan berjalan dengan lancar.

semakin banyak outcomes yang kita hasilkan maka akan semakin pula manfaat yang akan kita dapatkan dan di dapatka oleh orag lain. Melakukan berbasis outcomes ini dijalankan dari yang mudah dan menghasilkan , bukan dari yang sulit dan menghasilkan, kuncinya yang mudah dan menghasilkan.

cobalah melakukan sesuatu yang sepele atau sederhana namun menghasilkan sesuatu. anda akan merasakan kebahagiaannya

jangan melakukan hobi yang tidak ada manfaatnya, misalnya bepergian yang tidak jelas, sekedar dari tahu, atau pengalaman saja, outcomesnya apa ?. Misalnya ada pergi ke Bali, terus manfaatnya apa, anda pergi ke borobudur manfaatnya apa, anda  pergi ke pantai parangkusumo manfaatnya apa ? akan lebih baik jika bepergian tapi ada manfaatnya misalnya sialturahmi ke keluarga , sahabat atau kerabat… atau ke tempat yang memberi manfaat, kecuali kalau memang anak anak mengajak ke pantai, ke kebun binatang, atau ke tempat yang memiliki wahana edukasi. Pingin punya anak sholeh tapi wisatanya ke candi, ke pura …. nggak nyambung.

sekali lagi bahwa fokus perbuatan adalah di outcomesnya, kemudian sesuaikan dengan amanah yang sedang di jalankan. amanahnya adalah mendidik anak agar sholeh, kan nggak mungkin perintahnya pergi ke candi atau ke pura, pasti perintahnya adalah pergi ke tempat yang ada hubungannya keimanan dan ibadah islam.