ATP : Amanah Tanda Perintah

ada tiga pilar yang  agar kita mengetahui apa yang harus kita lakukan terkait dengan amanah ini , yang pertama adalah Amanah : kita harus mengetahui dengan sesadar sadarnya apa yang menjadi amanah kita, misalnya pekerjaan, awal menerima pekerjaan adalah awal kita menerima amanah, ibarat ijab qobul maka pekerjaan ini menjadi amanah yang harus kita sanggupi dan kita pegang. Setelah mengetahui dengan sesadar sadarnya kita harus niatkan untuk menjalankan sebaik baiknya, sebagus bagusnya, se elok eloknya. Profesionalitas dalam bekerja, sekecil apapun itu, 1 rupiahpun itu harus menjadi amanah yang besar. Kesanggupan ini akan membingkai seluruh aktivitas kita nantinya. Rasa malu jika amanah gagal harus kita tanamkan dalam hati, bahwa tidak ada kata gagal dalam kesanggupan menerima amanah. 1 detik adalah sangat berharga yang tidak boleh terlewatkan begitu saja. kalau kita mengatkan akan “istirahat” maka istirahat ini bukan untuk  keluar dari amanah sebentar, tapi istirahat adalah amanah untuk menghimpun energi agar lebih kuat lagi dalam menjalankan perintah dalam amanah tersebut. Amanah ini adalah semacam niat ihlas dari semua perbuatan yang akan kita lakukan, karena amanah akan menghubungkan kita dengan Allah, semua perbutan karena perintah Allah.

yang kedua adalah tanda, setiap amanah mengandung tanda, Allah memberikan tanda pada dua hal yaitu tanda alam dan tanda al quran, tanda ini yang kita sebut dengan ayat, ayat qauniyah dan ayat qouliyah. Tanda  ini merupakan petunjuk apa yang harus kita lakukan. Tanda selalu melekat kepada amanah. amanahnya badan, jika tandanya sakit, maka peirntahnya adalah berobat, tanda capek berarti perintahnya adalah istirahat. INilah yang membedakan perbuatan kita yang karena Allah atau  karena nafsu. Jika perbuatan kita karena Allah maka harus berdasarkan amanah jika tidak berdasarkan amanah berarti itu nafsu. Misalnya kalau perut sudah kenyang berarti perintahnya jangan makan lagi, perintah jangan makan lagi jika dilanggar dengan makan lagi maka itu berarti perbuatan nafsu. Kita harus peka dan responsif dengan tanda, Peka disini artinya kita harus waspada dengan tanda yang Allah berikan. Karena kadang tanda ini sifatnya halus.

yang terakhir adalah P, yaitu perintah, namanya juga perintah ya harus di jalankan. Setelah paham tanda maka kita harus bergerak, dan menjalankan apa yang seharusnya dijalankan sesuai dengan petunjuk tanda atau isyarah yang diberikan.

 

Cara Hidup Cerdas ala Waliyullah

Sejarah membuktikan bahwa para wali memiliki kecerdasan di atas rata rata, tentunya tidak dilihat dari test IQ nya tapi karena dengan kewaliannya dapat menemukan hal hal yang tidak mungkin dicapai oleh orang biasa. Tidak ada wali yang gila, yang ada wali yang cerdas. Karena para wali dalam hatinya ada ketenangan hidup, tidak mungkin tenang dalam hidup kok gila. Orang yang mengatakan bahwa wali gila adalah orang orang yang tidak memahami penemuan penemuan yang di miliki oleh para wali tersebut, yang memang berbeda dari kebanyakan orang lain.

Para Waliyullah adalah orang orang spesial yang produktif dan banyak inovasi, bukan seperti yang kita gambarkan bahwa dia selalu pakai surban, selalu di masjid, selalu di pondokannya, atau lebih parah waliyullah adalah mereka yang sakti, bisa memberi ilmu kebal, hafal mantra ini dan itu atau bisa bikin jimat untuk ini dan itu. Produktivitas para waliyullah itu berupa penemuan penemuan beliau yang luar biasa. Bisa membuat hidup banyak orang lebih mudah, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain terutama keluarganya.

Bagaimana para waliyullah ini memiliki kecerdasan orang rata rata, ini adalah tanda karomah yang diberikan Allah taala, karena Beliau mau mengemban amanah yang berat untuk orang lain. Ketika dia diberi satu orang dia sanggup dan perintah nya dijalankan dengan baik, Allahpun menambah menjadi 3 orang, Wali inipun dengan siap sedia menerima amanah yang Allah berikan, 3 orang ini dididiknya dengan sungguh dan berhasil, maka Allah memberikan lebih banyak dan lebih banyak lagi. Pertanyaan adalah bagaimana dia bisa mendidik padahal dia tidak tahu ilmunya dari 1 orang hingga ribuan orang yang berhasil dia cerahkan, ya karena kesiapannya menerima amanah dan dijalankan sehingga Allah memberikan ilmu laduni kepadanya.

enak ya dapat ilmu laduni, ya memang enak dan untuk mendapatkannya pun sangat mudah yang penting adalah siap dengan amanah dan menjalankan tanda yang Allah berikan.

satu hal lagi bahwa para wali , ini kunci yang membuat dia cerdas luar biasa adalah karena dia menggunakan kesadaran tingginya untuk menjalankan amanah. Kesaadarannya ini ia gunakan dalam setiap langkah amanah yang ia jalankan. apa itu kesadaran tinggi , kesadaran tinggi adalah kesadaran meniadakan ke aku an, yang ada adalah Allah, dan meniadakan kekuatan kecuali hanya kekuatan Allah. kesadaran tinggi ini lah yang menyebabkan seorang wali dapat menyelesaikan berbagai  amanah yang ia emban. ya sebenarnya wali nya tidak cerdas, tapi Allah selalu beritahu tentang solusi solusi yang sedang ia hadapi.

jangan percaya bahwa waliyulllah itu muncul tiap 100 tahun , atau tiap 10 tahun atau berapalah…. itu pendapat tanpa dasar yang membuat orang tidak termotivasi untuk menjadi waliyullah. kemudian pendapat bahwa yang tahu wali adalah wali, ini juga tidak berdasar, kayak main tebak tebakan saja, namanya wali itu kekasih Allah, maka yang tahu apakah dia kekasih Allah atau bukan ya Allah karena yang mengasihi Allah, bukan orang lain, bahkan dirinya sendiri tidak tahu.

Setiap wali pasti menerima amanah, waspada dengan tanda yang Allah berikan , agar ia tahu perintah yang Allah berikan. Sehingga tidak ada waliyullah hanya duduk dzkir di suraunya , atau duduk santai di rumahnya, dia pasti bekerja. Dan orang banyak ketipu, ketipu dengan wiridannya, ketipu dengan serban yang dipakai atau ketipu dengan kesaktianya. Kebanyakan kekasih Allah adalah mereka yang jual sayur di pasar, mereka yang ada di kantor kantor, dan sebagainya yang mereka benar benar amanah dengan apa yang mereka lakukan. Sufi adalah mereka yang selalu aktif untuk bergerak, sufi bukan lah orang yang compang camping di jalan apalagi minta minta. Seorang wali anti untuk minta kepada manusia, dia lebih baik mati dari pada meminta minta. karena dia yakin bahwa Allah sudah menjamin hidupnya.

Kalau kita mau mencontoh kecerdasan para waliyullah ini maka kita akan dibuat cerdas oleh Allah juga. Tidak peduli hasil test IQ nya berapa. kuncinya adalah menggunakan kecerdasan tinggi dan selalu aktif untuk siap mengemban amanah dan menjalankan perintah Allah dalam kehdupan sehari hari.

Perjalanan murid murid Dzikir Nafas

Kawan seperjalanan, sahabat seperjalanan semua bersama berjalan dari start masing masing dan latar belakang yang berbeda beda. Tidak bisa di samakan, karena ada yang dari pedagang, adaya mantan preman, ada yang terapis, ada yang suka touring, ada yang dari seorang guru, ada yang tukang batu, ada yang jual di pasar malam, dari berbagai macam latar belakang ini jelas tidak akan sama model pembahasan. Kalau saya mengamati diskusi di group whatsapp yang jumlahnya 8 group , mungkin masih ada lagi karena saya tidak ikut gabung, diskusi nya sangat variatif. Tapi di group tetap ada aturan main. Tidak boleh membicarakan diluar jalur sadar Allah. Larangan keras adalah membicarakan politik dukung sana sini.

Perjalanan tiap murid akan menyesuaikan keadaan latar belakangnya. Silahkan saja untuk mulai dari mana mau dari Dzikir nafas ok, mau dari patrap ok, mau dari amanah atau 3T pun ok. Dan semua juga berangkat dari pemahaman masing masing.

Dibentuknya group adalah untuk menjadi ajang konsultasi, ajang tanya jawab dari laku yang sudah dilakukan, bukan membandingkan dengan metode lain, misalnya tarekat, atau model tasawuf lainnya. karena pasti tidak ada manfaatnya meski ada beberapa yang beranggap bahwa perbedaan adalah rahmat. Saya katakan perbedaan adalah rahmat kalau di luar tapi kalau di dalam group sadar Allah maka yang di bahas adalah tentang sadar Allah dengan metode DN atau patrap dengan aplikasinya di Amanah. Kalau nekat biasanya saya ingatkan , masing mbandel saya remove dari group, tapi ini jarang terjadi.