Ruh itu bukan sukma, bukan nyawa dan juga bukan soul

Ruh adalah milik Allah yang ditiupkan Allah sendiri kedalam jasad manusia. Dimana nantinya Ruh ini akan diminta kembali oleh Allah SWT ketika jasad sudah tidak berfungsi lagi. Dengan Ruh ini lah ibslis dan malaikat diperintahkan Allah untuk bersujud di depan nabi Adam. Demikian juga malaikat Jibril tidak mampu lagi mengantarkan Rasulullah untuk menerima wahyu shalat. Kita ini harusnya sadar dengan ketinggian unsur Ruh dalam diri kita, tidak ada yang lebih tinggi dari unsur Ruh ini. Ketika kita sadar akan adanya Ruh ini maka kita akan menjadi mahluk yang paling sempurna, namun jika kita sadar dengan unsur Ruhani ini maka kita akan menjadi mahluk yang nilainya sangat rendah bahkan lebih rendah dari pada hewan.

Ruh yang Allah tiupkan dalam diri manusia ini tidak akan sama dengan apa yang menjadi pengertian selama ini bahwa Ruh itu adalah nyawa, Ruh itu adalah sukma atau spirit atau soul. Sebab Ruh ini adalah milik Allah yang tidak sama dengan apapun yang manusia kriteria buat. Terlebih dengan kriteria yang dibuat tidak berdasarkan islam. Misalnya Sukma ini lebih pada pengertian ilmu kejawen aliran kepercayaan, kemudian nyawa itu sebutan yang dibuat orang indonesia atau melayu dan ini tidak ada kaitanya dengan Ruh milik Allah karena memang tidak dikaitakan dengan islam, kemudian soul dan spirit, ini juga bukan, sebab istilah ini yang membuat orang barat yang tentunya tidak berdasarkan islam.

Saya cenderung menggunakan istilah tetap Ruh, sebab tidak ada kata yang dapat mewakili atau istilah yang pas.

istilah sukma, nyawa , soul atau spirit tidak pernah dsebutkan dalam al quran. al quran hanya menyebutkan tentang Ruh. Kalau kita melihat begitu banyak menyamakan dengan Ruh. Ruh menurut saya biarka dengan kata Ruh itu sendiri, sebab pertama dalam al quran hanya menyebutkan dengan kata Ruh saja tidak lainnya, kemudian Ruh ini adalah milik Allah yang tidak  bisa di andaikan dengan lainnya, tidak bisa di definisikan dengan kata kata. Sesuatu yang memnag tyidak bisa di definisikan jika dibuat defini atau dijelaskan jelaskan justru akan membuat semakin kabur makna atau arti Ruh itu sendiri. Isitilah Ruh juga jangan di tambah dengan kata kata lainnya misalnya dengan Ruh idhofi  atau tambahan istilah dibelakang lainnya, kecuali jika dalam al quran memang disebutkan, tapi sejauh yang saya tahu tidak ada istilah Ruh dengan tambahan di belakangnya.

Ruh ini sebenarnya simpel saja bahwa Ruh adalah milik Allah yang ditiupkan Allah dalam jasad manusia, sudah itu saja titik. Sedangkan fungsi Ruh itu adalah sebagai fasilitas dari Allah agar kita dapat berhubungan secara langsung kepada Allah, jadi Ruh ini karena dia berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah maka dia memiliki fitrah untuk kembali kepada Allah. Nah disinilah kenapa kita diperintahkan oleh Allah untuk menghadap Allah, kembali kepada Allah, menjalankan amanah Allah karena ada Ruh yang dapat menjadi alat untuk terus ke Allah. Hal ini menegaskan bahwa jika kita lurus ke Allah maka dengan sendirinya akan mengaktivasi Ruh ini dan jika aktif maka dia akan bersama jiwa yang berserah kepada Allah kembali kepada Allah. Dan TIDAK MUNGKIN TERSESAT.  untuk itu jika kita mau ke Allah ya lurus saja ke Allah terus saja ke Allah, tidak perlu kepada perantara perantara tidak perlu ke mursyid mursyid atau kyai kyai, atau habib habib. Jangan salah memahami, saya katakan jika ingin ke Allah, tapi kalau belajar caranya ke Allah silahkan datangi mursyid, habib, kyai atau siapapun yang dapat memberikan caranya untuk langsung ke Allah. namun kadang harus hati hati karena kadang mursyid ini bisa menghijab misalnya untuk ke Allah harus membayangkan wajah mursyid atau kalau tidak melalui habib, mursyid atau yang selain Allah , tidak bisa ke Allah.  Jadi sekali lagi saya tekankan bahwa kita sudah diberikan failitas Ruh untuk menuju kepadaNya, jangan gunakan lainnya caranya adalah sekali lagi dengan lurus ke Allah tidak perlu membayangkan Ruh itu seperti apa, rupa Ruh itu seperti apa, cukup lurus ke Allah nanti Ruh ini akan aktif dan akan membawa diri nafs ini untuk menuju kepada Allah SWT.

Seandainya Pondok Pesantren mengajarkan sadar Allah

berandai andai jika pondok pesantren di indonesia mengajarkan sadar Allah kepada santri santrinya maka saya bisa bayangkan pondok pesantren tersebut akan menelorkan santri santri yang tangguh. Santri tidak hanya diminta untuk dzikir ini dan itu, wirid ini dan itu tapi juga diwajibkan untuk menyadari Allah dalam setiap bacaan yang ia baca. Shalat yang santri lakukan tidak hanya sekedar shalat memenuhi syariat tapi di dalam shalatnya ada sadar Allah nya. bahkan ketika belajar mereka dilatih untuk melakukan dua hal yaitu menerima pelajaran dan sadar Allah.

Sadar Allah adalah suatu skill atau ketrampilan yang saya kira wajib untuk dijalankan, terutama kalau di pondok pesantren. Jika tiap santri menguasai skill sadar Allah ini maka dia akan mengalami kemajuan dalam hal ahlak, kemajuan studinya, kemajuan ibadahnya , kemajuan sikap sikap keberanian dan kemandiriannya.

berapa banyak santri yang lulus pondok pesantren gagal dalam bersosialisasi, gagal dalam bekerja… karena ketika di pondok dia hanya dibekali ilmu agama … ya sebatas ilmu yang tidak dapat digunakan secara aplikatif dalam kehidupan. kegagalan ini tentunya perlu kita pertanyakan “mengapa” nya. jangan hanya menjadi hal yang umum dan tidak ada penyelesaiannya. Kasian orang tua santri dan tentunya santri itu sendiri yang ketika lulus tidak bisa bersaing dengan lulusan yang bukan pondok pesantren. Secara logika tentunya anak pesantren lebih maju cara berpikirnya sebab dia didik dilingkungan pondok selama 24 jam, bandingkan dengan yang bukan pondok yang hanya disekolah kurang lebih hanya 8 jam. tapi kenapa sekali lagi, daya saing anak pondok sangat lemah.. ini tentunya sangat memprihatinkan. 

saya menuliskan ini bukan hanya menjelekkan anak pesantren namun saya mengusulkan program sadar Allah ini ada di pondok pesantren. jamaah yang belajar sadar Allah di sini, mengalami kemajuan yang signifikan … itu pun hanya bertemu dengan saya 3 atau 4 kali saja …. coba bisa kita bayangkan jika itu terjadi diponpes yang 24 jam selama 6 sampai 9 tahun, apa tidak wooow…

anda mungkin yang santri bisa saja sakit hati dengan tulisan saya ini, tapi ingat ini adalah fakta pahit dunia pesantren. kalau tidak ada perubahan paradigma pendidikan pesantren ya selamanya akan menjadi kalah dan menjadi kalah. Baiklah sadar Allah dalam bahasa kita adalah ihsan. Ihsan tidak sekedar di ajarkan tapi harus di terapkan dalam keseharian kehidupannn pesantren. SANTRI BERSAMA ALLAH…. itu kira kira kalimat yang tepat untuk kemajuan pesantren.

makin lama pencerahan ini makin sulit dituliskan

saya berusaha untuk konsisten menuliskan apa apa yang saya dapatkan, karena memang yang demikian adalah cara rasulullah dalam berdakwah, Namun semakin kesini semakin apa yang saya dapatkan makin sulit untuk dituliskan. tapi saya untuk mencoba untuk menjelaskannya dan mendakwahkanya dalam media tulis seperti ini. tapi saya minta maaf jika apa yang saya tulis ini kurang dimengerti.

ya misalnya saja menjelaskan tentang Allahu akbar sulitnya menjelaskan ini karena terkait dengan wilayah kedudukan ketika bertakbir. kesulitan itu sendiri bisa berasal dari saya sendiri yang memang belum jelas betul dengan kedudukan itu masih meraba atau masih saya pelajari. karena kadang pemahaman itu adalah suatu proses. Seperti misalnya pemahaman tentang tasbih tahmid dan takbir ternyata apa yang saya pahami dari waktu ke waktu meningkat kepada suatu pemahaman yang lebih dalam dan lebih dalam.

mungkin ini juga yang disebut dengan rahasia , karena rahasia nya yang belum terungkap oleh saya baiklah saya juga tidak tergesa gesa dalam hal pemahaman spiritual ini , saya ikuti saja kehendak Allah memahamkan diri saya. Kunci yang saya pegang adalah saya terus menjalankan apa yang saya dapat, saya dapat saya jalankan demikian semampu saya dan semoga Allah memudahkan saya untuk mendapatkan pemahaman yang baru dari Allah SWT.